Post Me A Heart Message

Ichae Onnie, deson datang lagi denga FF super gak jelas. Spesial untukmu dan biasmu. Happy Reading…


Cinta. Satu kata dengan seribu definisi. Tak ada yang dapat menjabarkannya secara akurat. Karena cinta itu bukan untuk dibicarakan tapi untuk dilakukan.

Satu per satu cinta itu datang dan pergi, seperti yang kita tau bahwa cinta itu bermacam-macam. Lalu bagaimana dengan cinta sejati, bagaimana rupanya, rasanya, akhirnya?

Kita tidak akan pernah tau cinta sejati selama masih bernafas karena cinta yang sesengguhnya tidak berakhir.

Terkadang cinta membiarkan orang yang kita sayangi bahagia, padahal hati kita teriris dan tersiram cuka. Pedih dan sakit.

Karena cinta kita buta? Bukan cinta yang menutup mata kita tapi kita hanya melihat satu arah, amarah. Hingga membuat kita buta.

Aku tidak mau seperti itu. Bila aku cinta, biarlah mengalir seperti air. Satu hal yang ku percaya, bila kau tercipta untukku kau akan kembali padaku. Sebesar apapun jarak antara kita. Selama apapun waktu yang memisahkan kita.

Aku hanya meminta kau sebagai anugrah yang paling indah di dunia untuk ku jaga.

___________d_e_s_o_n__________

Seorang gadis berlari menerobos ladang. Tak peduli dengan seruan para petani yang memanggil namanya. Ia terlalu bahagia untuk sekedar mendengar celoteh para petani yang sedang panen. Suara gemericik gelang kakinya menggema mengiri langkahkahnya.

Di genggamnya surat berwarna merah marun dengan erat. Sesekali ia melihat surat itu sambil tersenyum, ‘pasti kali ini dibalas’ gumamnya dalam hati.

“Kau mau kemana? Jangan berlari, disana ada jurang” ucap salah satu petani tapi gadis itu tidak menghiaraukannya.

Gadis itu berhasil melewati ladang dan kini berlari kecil menyusuri jalan setapak. Di kirinya tebing dan kanannya jurang. Kakinya terus melangkah riang tidak takut terjatuh ke jurang yang dalam.

Gadis itu terus berlari hingga berhenti didepan sebuah bangunan. Bangunan berwarna coklat. Didalamnya ada sebuah meja yang besar dan dua orang tampak didalamnya sedang mensortir surat. Didepannya terturis sebuah papan bertuliskan KANTOR POS. gadis itu melengang masuk ke dalam dan langsung ke bagian sortir.

“Ahn Ajjushi apa ada surat untukku?” tanya gadis itu senang

“Oh Minyeon-ssi???” Ahn Iljung tersenyum pada tamu langganannya itu, “maaf, tapi aku tidak menemukan surat untukmu.”

“Apa kau yakin Ajjushi, coba cari lagi. Mungkin terselip dianatara surat yang lain.”

“Aku sudah memeriksanya Minyeon-ssi, tapi memang tidak ada surat untukmu.”

Gadis bernama Minyeon itu menghela nafasnya, “Kalau begitu bisa kirimkan surat ini?”

Ajjushi itu menerima surat itu lalu mengangguk, “Akan segera ku kirimkan.”

“Ajjushi surat itu akan sampai bukan?”

“Tentu saja, bukankah itu tugasku sebagai tukang pos?”

“Kuharap dia membalasnya kali ini.” Lirih Minyeon.

Miyeon meninggalkan kantor pos dengan berat hati. Tubuh dan jiwanya sekan tidak menyatu.

Iljung melihat Minyeong yang berjalan sempoyongan, langkah kakinya tidak seceria saat dia datang,  “kasihan anak itu.”

“sudah satu tahun tapi tetap saja mengharapkan pria itu.” Ucap Donghae rekan kerjanya

“mau bagaimana lagi. Kita tidak bisa menolong.” Iljung kembali mensortir surat lalu memasukannya kedalam kotak pos yanga ada di sepedahnya, “Aku berangkat.” Ucapnya pada rekan kerjanya.

___________d_e_s_o_n__________

“Jadi apa mau???” ucap seorang pria tajam

“Aku mau kita putus!” jawab si wanita penuh ketegasan

“Apa??? Putus??? Kau gila!!!” pria itu setengah teriak

“Ya~ Aku bisa lebih gila jika terus bersamamu…” wanita itu tidak mau kalah

“Baiklah jika kau menginginkannya. Kita putus.” Suara pria itu kembali datar, bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan si wanita

“Ya~ Yonghwa kau akan menyesal telah memperlakukanku seperti ini.”

Pria bernama Yonghwa itu tidak peduli terus melangkah menjauh.

“Aisshhh….” Wanita itu mengacak-acak rambutnya kesal, baru kali ini Yonghwa berani meninggalkannya seperi itu.

Yonghwa sudah duduk di belakang stir tapi matanya masih menatap kedalam kafe. Dilihat mantan pacarnya itu dengan tatapan iba.

“Sampai kapan kau terus mempermainkan aku?” lirih Yonghwa, “terus menarik ulur perasaanku. Aku juga punya perasaan. Tapi tidak untuk kau mainkan. Aku mencintaimu dulu.”

Yonghwa menstarter mobilnya lalu bergerak membelah keramaian kota Seoul.

Ddddrrtttttt…. Drrrrt………

Hp Yonghwa bergetar.

“Yeoboseyo?”

“Yonghwa-ya! Noe Oddiya?? Kau ada dimana??”

“Oh Heechul hyung, aku sedang dijalan sebentar lagi aku sampai.”

“Ani, tidak, Kau tidak usah datang. Aku sudah dapat E-mail yang kau kirim, kau langsung saja pergi ketempat yang profesor tunjuk, biar disini aku yang urus.”

Yonghwa mengangguk meski ia tau Heechul tidak bisa melihat anggukannya, “Ne, iya, kamsahamnida, trimakasih Hyung.”

“Sudahlah, aku senang bisa membantumu.”

Setelah menutup telepon Yonghwa langsung memutar arah mobilnya langsung menuju Tol.

___________d_e_s_o_n__________

Ahn Iljung mengenderai sepedahnya berkeliling kota di bawah terik matahari. Panas yang begitu terik tidak menghalanginya untuk mengirimkan surat ke alamat yang ditujunya.

Semua orang tersenyum dan mengangguk saat Iljung lewat. Siapa yang tidak mengenalnya, semua orang pasti tau. Ia sudah mengabdi di perposan selama lebih dari 40 tahun. Meskipun tekhnilogi sudah canggih dan modern tapi sebagaian masyarakat desa ini masih menggunakan surat sebagai alat komunikasi. Mungkin karena lokasinya yang masih terpencil dan kebanyakan penghuninya adalah orang tua.

Iljung turun dari sepedahnya dan menuntun sepedahnya melewati sebuah rumah. Di depan rumah itu duduk seorang gadis yang sedang menunggunya. Iljung tersenyum saat gadis itu melihatnya.

“Ajjushi,” gadis itu melambaikan tangannya sambil berlari menghampirinya, “Apakah ada surat untukku??”

“Maaf Minyeon-ssi, tidak ada surat untukmu hari ini.”

Wajah Minyeon yang tadinya ceria berubah menjadi murung.

“Jangan bersedih Minyeon-ssi, aku punya sesuatu untukmu” Iljung memeberikan sebuah majalah, “Ini untukmu.”

Miyeon tersenyum manis. Inilah saat yang sangat ia sukai saat Minyeon tersenyum. Senyum Minyeon mengingatkannya pada putrinya yang sudah tiada.

“Ajjushi, apa dia marah padaku??” lagi-lagi Minyeon mengucapkan kata-kata itu lagi, “Kenapa dia tidak membalas suratku?”

“Sudahlah Minyeon tidak usah kau pikirkan, mungkin suratnya tersasar.” Kebohongan yang sama tapi hanya itu yang harus ia lakukan.

Iljung dan seluruh penjuru desa tau semua kenyataannya tapi tidak dengan Minyeon ia masih setia dengan janjinya. Bahwa tunangannya akan membalas semua surat yang ia tulis.

“Minyeon-ssi, aku pamit dulu.”

“Ne, Iya ajjushi. Jika ada surat untukku, tolong berikan padaku.”

“Iya…”

Iljung mengendarai sepedahnya menuju kantornya untuk kembali mensortir surat-surat yang datang.

Diujung jalan sebuah Audi hitam berjalan dengan kecepatan tinggi menyerempet Iljung. Iljung masih memikirkan keadaan Minyeon dan tidak berkonsentrasi pada jalanan akhirnya jatuh ke parit.

Iljung meringis kesakitan.

Pemilik audi itu turun lalu membantu Iljung keluar dari parit.

“Ajjushi maaf saya tidak sengaja.” Ucap pemuda itu sambil membopong Iljung.

“Arrghhh…” Iljung menanhan sakit saat pemuda itu menyentuh tangannya.

“sebaiknya kita kedokter.” Pemuda itu membawa Iljung masuk kedalam mobilnya.

___________d_e_s_o_n__________

Yonghwa menatap pria tambun paruh baya itu dengan tatapan miris. Karena kecerobohannya kaki dan tanagan pria itu harus dibalut dengan gips. Tapi yang membuatnya lebih miris lagi, pria itu masih bisa tertawa dengan dengan dokter yang merawatnya.

“Siapa namamu anak muda? Aku tidak pernah melihatmu didesa ini?”

“Namaku Jung Yonghwa, aku dari Seoul.”

“Oh… dari Seoul,” Iljung bergerak hendak menyalami Yonghwa namun tangannya yang dibalut gips masih terasa ngilu, “Arrhhg.”

“Jangan dulu bergerak.” Yonghwa lalu menurunkan tangan Iljung, “Mianhae Ajjushi. Maaf. Aku sudah membuatmu seperti ini.”

“Sudahlah nak, tidak apa-apa.” Iljung tersenyum ramah padanya.

Yonghwa merasakan dadanya teriris sakit saat melihat senyum tulus Iljung, ia merasa berdosa sekali telah membuat pria itu menderita.

Yonghwa ternyenyum saat sebuah ide terbesit dipikirannya, “Ajjushi bagaiamana kalau aku mengantikanmu berkerja?”

“Mwo???” ucap Iljung tidak percaya.

“Untuk sementara sampai lukamu sembuh.” Senyum Yonghwa masih mengembang diwajahnya memperlihatkan gigi gingsulnya yang membuatnya tambah manis.

“Tidak usah repot-repot. Kau sudah membayar pengobatanku saja sudah cukup.” Iljung merasa tidak enak hati.

“Tidak apa-apa Ajusshi, lagi pula aku belum menemukan objek yang bagus untuk tugasku.”

Iljung sejenak menimbang-nimbang permintaan Yonghwa.

“Aku rela tidak dibayar.” Ucap Yonghwa spontan

“Aku bukan orang yang seperti itu, “ Ijung memandang Yonghwa lekat, “ini bukan perkerjaan yang mudah.”

Yonghwa membalas tatapan Iljung, “kalau ajjushi saja bisa bertahan selama ini kenapa aku tidak bisa bertahan samapai ajjushi sembuh??”

“baikalah kalau begitu.”

Yonghwa tersenyum puas lalu mengambil Hpnya. Jari-jarinya langsung menari dia atas Hpnya.

Hyung aku akan pergi selama beberapa hari. Mungkin tidak bisa dihubingi. Mian tapi aku yakin akan mendapat hasil yang bagus.

Setelah messagenya terkirim, Yonghwa langsung mematikan Hpnya dan menaruhnya di dasar ranselnyal

___________d_e_s_o_n__________

Pagi-pagi sekali Yonghwa sudah dibangunkan oleh kokok ayam. Ia masih mengantuk karena masih terjaga sampai jam 3 pagi karena mengerjakan tugasnya. ia harus bangun karena hari ini adalah hari pertama kali ia masuk kerja menggantikan Iljung.

Yonghwa mendelik kaget saat melihat tumpukan surat yang berserakan di meja Iljung. Ia juga tidak melihat siapa pun kecuali Donghae yang sudah sibuk di meja kerjanya.

“Apa yang lainnya tidak datang?”

“yang lain?? siapa maksudmu?” tanya Donghae tidak mengerti.

“Orang-orang yang berkerja disini?”

“Dikantor ini hanya ada Iljung Hyung dan aku.”

Yonghwa menatap Donghae tidak percaya, “dengan surat sebanyak itu, hanya ada dua orang???”

“Perkerjaan itu bukan untuk di pikiran tapi dikerjakan.” Ucap Donghae ketus tanpa melihat ke arah Yonghwa.

Yonghwa akhirnya mengambil surat-surat itu lalu mensortirnya. Ia mulai memilah surat yang datang sementara Donghae meilah surat yang dikirim keluar kota. PerkerjaanYonghwa terhenti saat ada seorang yang datang.

“Ajjushi?” gadis itu menatap Yonghwa

Yonghwa menoleh, dan melihat ekspresi kaget dari gadis itu.

“dimana Ahn Ajjushi?” tanya gadis itu masih terlihat kaget

“dia sedang sakit dan aku mengantikannya untuk sementara.” Jawab Yonghwa

Gadis itu mengangguk lalu wajahnya kembali ceria, “Apa ada surat untukku??”

“Untukmu?? Siapa?” tanya Yonghwa Bingung

“Untuk Yoon Minyeon dari Kim Hyunjoong.” Gadis itu sangat bersemangat sekali

Yonghwa kemudian mencari di tumpukan surat yang sudah menggunung, “tidak ada.” Ucapnya yakin

“kau yakin??? Carilah sekali lagi.” Ucap Minyeon mengebu-gebu

Untuk kesekian kalinya Yonghwa membuka sortirannya dan mencari nama Yoon Minyeon tapi hasilnya selalu sama. Nihil. “Tidak ada.”

Minyeon kemudian menunduk lalu menyerahkan sebuah surat berwarna merah marun pada Yonghwa, “Bisakah kau kirimkan surat ini padanya? Bilang padanya, aku menunggu balasannya.”

Yonghwa mengambil surat itu, “Ne akan ku kirimkan.”

Yonghwa mentap Minyeon yang berjalan lunglai meningkalkan kantor pos. Ia menatap surat milik Minyeon dari surat itu tercium wangi stawberry.

Yonghwa lalu pergi ketempat Donghae lalu menyerahkan surat itu kepada  Donghae.

“Yoon Minyeon???” ucap Donghae datar, “taruh saja di laci Iljung.”

“Mwo??? Kenapa tidak kau kirimkan???”

“sudahlah taruh saja disana. Kau hanya membuang-buang waktu.”

Yonghwa menuruti perintah Donghae ia membuka laci Iljung dan mendapati surat banyak surat yang serupa. Yonghwa mencium wangi stawberry di setiap surat. Yonghwa mulai penasaran kenapa Iljung menaruh semua surat gadis itu di lacinya.

___________d_e_s_o_n__________

Ichae Onnie tadinya aku mau bikin Oneshoot tapi kayaknya kepanjangan jadi aku post separo-separo aja yah biar kau penasaran

Jangan Lupa Komen

^_____^

감사합니다 kamsahamnida (Hatur Nuhun…)

Pages: 1 2 3 4 5 6
Previous Post
Next Post
Leave a comment

34 Comments

  1. Gw pling benci bgian donghae yg bilang gw menjijikan…
    Bner” bkin makan ati..
    Kasihan ichae onn…
    dy g bsa hdup bhagia ma Yonghwa,,

    Like

    Reply
  2. donge g bkal mati klo lw jburin ke laut…

    *Lempar ichul ke Laut di segitiga bermuda*

    Like

    Reply
  3. It juga gosip kan skrg dy ma gw..

    Like

    Reply
  4. chanycha

     /  December 22, 2010

    *nangis daraaah…*
    ceritanya sad ending deh,wuihh,
    (gw mati!!]

    Like

    Reply
  5. vanny

     /  January 7, 2011

    jiah, sad ending…. *but i love sad ending* hehehehehehe

    keren euih kata katanya….

    Like

    Reply
  6. maeta mouri

     /  January 13, 2011

    ih….c yongwa’y jahat banget
    ninggalin menyoen gitu aja….

    dan itu c menyoennya meninggal????
    kan jatuh ke jurang
    n knp harus c menyoen’y yg ngejar2 c yongwa????

    Like

    Reply

Leave a comment