Drabble: Wae Jungsoo-ya, Why??

Aku membuka mataku dengan berat hati. Rasa ngantuk masih melekat didalam rongga otakku. Semalam aku tidak bisa tidur, bagaimana bisa tidur jika saat matamu terpejam yang muncul bayangan kekasihmu yang sedang berciuman dengan wanita lain.

“Aisshhh… Park Jungsoo. Kau membuatku gila!”

Aku mematut diriku dalam cermin. Setelah mandi dan menganti diri. Kulihat sekali lagi refleksi bayanganku dicermin. Sempurna, kecuali mataku. Goresan hitam di bawah mataku semakin gelap, padahal aku sudah memoleskan bedak.

“Aku terlihat seperti Panda.” Rutukku kesal.

“mana ada Panda yang begitu cantik.” Aku menoleh dan mendapati Siyoon Oppa sedang menyilangkan tangannya di depan pintu kamarku.

Aku memandang Oppa ragu. Aku ingin bercerita padanya tapi aku takut dia membocorkan semua rahasiaku. Kau tau sendirikan Oppa-ku yang satu ini sangat ember.

“kau menunggu apa lagi? Eomma dan Appa sudah menunggu dibawah. Tidak baik membuat orang tua menunggu terlalu lama.”

Aku mengangguk kemudian mengikutinya ke bawah.

____________d_e_s_o_n___________

Lagi-lagi aku mendengar gosip miring yang bertebaran tidak jelas asal usulnya. Mereka bilang Leeteuk beginilah, Leeteuk begitulah. Membuat suasana hatiku semakin mencuat kesal.

Aku melihat segerombolan anak sekolah menengah yang sedang asik membicarakan Superjunior. Mereka begitu bersemangat dan penuh keyakinan seolah-olah mereka begitu dekat dengan SuperJunior.

Tidak ada salahnya sih. Tapi tetap saja aku merasa gondok. Aku merasa seperti gadis lainnya yang hanya bisa melihat dia dari layar kaya. Padahal aku ini pacarnya. Ingat. Pacarnya.

Beranjak dari tempat itu, menjauh dari kerumunan ABG labil itu.

Aku memilih duduk ditaman sendirian menatap langit yang mulai senja. Bayangan-bayangan tentang dirinya masuk ke otakkku. Cara tersenyumnya, lesung pipinya. Suara tertawanya. Aku merindukannya.

“Apa dia juga merindukanku?” ucapku lirih

Ah~ mustahil, dia pasti sedang sibuk bersama gadis-gadis lain. Jika tidak ia pasti sedang bersenang-senang dengan dongsaengnya.

“Huftt… Kenapa aku harus jadi orang ketiga belas dihatinya?” rutukku kesal.

Aku menatap samsung tabku. Aku tidak ingin membukanya, kecuali untuk menerima, mengirim SMS dan telepon. Sisanya tidak.

Aku terlalu takut jika membuka dan melihat sesuatu yang tidak kuinginkan. Seperti yang waktu itu…

“Aisshh… kenapa dia harus punya dongsaeng yang seperti Evil sih?”

Jika aku tidak ingat berapa harganya, sudah ku banting ponsel ini lalu kuinjak-ingak. Tapi aku tidak seberani Yeosin yang bisa berbuat sesuka hatinya, aku juga bukan Hyosun yang sabar menunggu Sungmin, aku juga bukan Chaesun yang bawel dan selalu pandai merubah mood Donghae.

“Aku benar-benar sudah gila.”

“Kau memang gila.” Aku menoleh dan terpaku melihat seseorang yang entah sejak kapan ia sudah duduk di sebelahku.

“kau?” ucapku tidak percaya. Dia menutupi wajahnya dengan masker dan menutup rambutnya dengan topi. Pandangannya lurus kedepan melihat titik diujung langit yang tidak terhingga. Jauh tapi fokus.

“Apa aku merindukanmu?” ucapnya tanpa melihat kearahku, “Iya. Aku sangat merindukanmu. Aku bahkan tidak bisa tidur karena merindukamu.”

“kau selalu jadi nomor satu dihatiku sejak aku mengenalmu. Selalu ada ruang dihatiku meski kau jauhdariku.” Lanjutnya lagi, “Aku memang punya Dongsaeng seorang Evil, tapi aku mempunya kekasih seorang angel.”

“Hentikan gombalmu itu Oppa. Aku tidak ingin.” Ucapku sebal.

“Itu isi hatiku Yoon Sanni. Aku tidak berlebihan.”

Dia menatapku lembut membuta jantungku memompa lebih keras.

“Jika kau merindukanku, kenapa kau tidak menghubungiku?”

Dia terkekek, “Apa kau bisa tahan hanya dengan mendengar suaraku saja? Tidak. Aku butuh dari sekedar suaramu. Aku butuh dirimu disampingku. Meski hanya sebentar. Tapi melihatmu baik-baik saja, aku bahagia.”

Kurasa wajahku memerah. Aku baru tau jika dia orang yang sangat romantis di balik sifat kekanak-kanakannya.

“Tapi mereka bilang~~~~…”

“Apa kau lebih percaya pada trio Evil itu?” Tanyanya halus, “kau lebih percaya pada si ratu galau dan anak keras kapala itu? meskipun Kyuhyun itu dongseangku, jiwanya tetap jiwa Evil.”

Aku menatapnya ragu.

“Jangan pedulikan ucapan mereka. Dihatiku hanya ada kau seorang. Trio Evil itu hanya mengerjaimu. Mereka hanya anak kecil pembuat onar. Aku percaya kau bisa lebih dewasa menghadapinya.

Aku mengangguk. Kemudian dia mencium keningku.

FIN

wkwkwkwkkk… kepanjangan buat jadi drabble tapi gak papalah

ini bener2 produk instant *sejakkapangwgabikinyanginstant*

Omet kok tokoh kita ma bang Kyu disini gak guna banget yah, kayak gak gada kerjaan banget…

Posted by -deson- on February 19, 2011

https://desonzone.wordpress.com/2011/02/19/drabble-wae-jungsoo-ya-why/