Because I am a Fool (바보라서) Part 5

Because I am a Fool (바보라서)

Apa itu pengorbanan? Berdiri dengan hati terluka, sementara dia memikirkan gadis lainnya.

Apa itu kesetiaan? Tetap bertahan menunggunya meski dia tidak pernah datang meski hanya untuk sekedar berterimakasih.

Lalu… Apa itu cinta?

>>deson<<

-Prev-

“Aku tidak suka padanya.” Ucapku jujur

“Yak~ kau tidak boleh seperti itu. Kau harus baik padanya. Dia orang yang baik. Dan kau harus seperti dia.” Ucap memekakan telinga.

“Kau begitu membelanya apa karena dia mantanmu?” ucapku tidak kalah memekakan telinga.

“Kau~”

Air mataku sudah diujung tanduk, “jangan menyuruhku untuk menjadi dia, karena itu tidak akan pernah terjadi.”

Chapter 5

Aku menahan tangisku. Aku tidak ingin mereka bertanya tentang mataku yang sembab. Sebisa mungkin aku mengalihkan perhatianku dari kekesalanku.

Berhasil.

Aku tidak menangis dan terlihat segar saat bangun.

Subuh sekali para mengambil barang sudah bertamu padaku. Aku sudah membereskan barang-barang yang akan aku bawa ke ‘rumah’ baru kami.

“Aku akan merindukan saat-saat kita bertengkar.” Hyojoo memelukku, “tidak kusangka kau akan melewatiku.”

“Sudah terbuktikan jika aku lebih cantik daripadamu.” Aku menyunggingkan senyuman nakal sambil membalas pelukannya.

“Sayang aku cuma punya satu adik perempuan.” Cibir Hyojoo, “jika tidak tamatlah riwayatmu.”

Aku melepaskan pelukan Hyojoo. Aku memandang foto keluarga kami yang diambil saat aku duduk di sekolah menengah. Aku berdiri di tengah antara Hyojoo dan Hyoshin didepan kami kedua orang tua kami duduk berdampingan.

“Bolehkah aku membawanya.”

Hyojoo mengangguk, “Kau pasti akan merindukan kami.”

Aku memasukan foto itu kedalam kardus yang akan ku bawa.

Aku mengerdarkan pandanganku, apartermen ini terasa lebih luas. Tidak ada barang-barangku lagi disana.

“Kau tidak boleh banyak berkerja.” Hyojoo mengambil pekerjaanku, “kasian bayimu. Kau harus banyak makan yang bergizi agar bayimu sehat.”

Aku terkekeh mendengar nasihat Hyojoo, ia terdengar seperti Eomma. Atau mungkin seharusnya aku yang menjadi aktris, mungkin aku akan mengalahkan ketenaran Hyojoo.

“Jika kau butuh bantuan, katakan padaku. Jika dia tidak bisa mengantarmu ke dokter kandungan biar aku yang mengantarmu. Dan…”

“Eonni…”

Hyojoo mendecak. Aku tau perasaannya. Dimatanya aku masih kecil dan tidak bisa apa-apa. Aku mengerti itu karena dia kakakku dan aku merasakan hal yang sama pada Hyoshin. Aku selalu mengganggap anak itu masih kecil.

“Dimana pria brengsek itu? Kenapa dia belum datang?” Hyojoo melirik jam di tangannya.

“Mungkin dia sedang sibuk. Tidak apalah aku sendirian.”

Hyojoo memandangku dengan keras. Aku hanya bisa menggedikan bahu tidak bisa menentangnya.

Heechul datang jam 10.00 dan membuat Hyojoo marah-marah. Aku hanya duduk di sofa saat melihat hal itu. Aku terkekeh melihat ekspresi Heechul yang ingin sekali bisa membekap mulut Hyojoo.

>>deson<<

“Apa kau selalu bahagia melihatku di marahi oleh Hyojoo?” ucap Heechul saat aku masih terkekeh membayangkan wajahnya di marahi Hyojoo. Lucu. Padahal Heechul lebih tua dari Hyojoo.

Bukannya aku menjawab aku malah masuk kedalam apartermen kami yang baru. Gedung dan lantai yang sama dengan tempat tinggalnya dulu dengan anak-anak Suju. Kami memilih tempat yang dekat dengan memberlain untuk memudahkan aksesnya dengan member lain.

Heechul mempersilahkan aku untuk membukanya. Aku memutar kuncinya lalu…

“Supriseeee….” Aku melihat balon kertas klip bertaburan di sekelilingku. Anak-anak Super Junior di hadapnku dengan membawa peralatan pesta. Mereka membawa balon, memakai topi ulangtahun dan meniup pluit.

“Apakah aku harus memanggilmu nuna?” tanya Yesung. Aku bergidik langsung menggelengkan kepala.

“Ku harap anakmu tidak bad temperation seperti ayahnya.” Ucap Kyuhyun sambil melirik Heechul. Aku tertawa mendengar bisikan setan Kyuhyun.

Aku menoleh pada Heechul saat Kyuhyun pergi dari sisiku. Aku melemparkan tatapan bagaimana-mereka-tau-hal-itu. Bukankah mengenai bayi itu hanya keluarga kami yang tau.

“Kau harus makan ini…” Shindong menyuapkan sepotong daging yang dimasak di beranda luar, “Enakkan?”

Aku menggangguk sambil menahan panas.

“Bolehkah aku meminta kalian berfoto.” Siwon menyuruhku untuk merapat pada Heechul.

“Kalian kurang mesra.” Ucap Siwon frustasi saat melihat kami hanya merapat.

“Kalian harus seperti ini.” Ucap Donghae yang memeluk Eunhyuk dari belakang. Eunhyuk pun memonyongkan bibirnya pada Donghae sambil menyentuh tangan Donghae yang melingkar di perutnya.

Aku kaget saat Heechul merangkulku dari belakang, “seperti ini?” tanya polos.

Siwon menggangguk, “satu… dua… tiga…”

Jpreett….

Siwon memandang hasil karyanya lalu berteriak, “yak kalian kenapa kalian ikut difoto juga.”

Aku melihat foto yang diambil oleh Siwon. Aku yang dipeluk oleh Heechul dan anak-anak lain kecuali Siwon berdiri dengan berbagai gaya di belakang kami.

“Ulangi lagi.” Siwon mengambil stancam lalu mengatur timer cameranya.

Heechul masih memelukku dari belakang, Ia tidak membiarkanku bernafas lega barang sedetikpun. Ia mengunci tubuhku dengan kedua tangannya dan entah kenapa aku merasa nyaman di pelukannya.

Siwon memencet tombol on dan Timernya berjalan dengan cepat.

“Apa kau mengizinkan?” tanya Heechul di telingaku.

“Apa?” tanyaku polos sambil mentapanya

Heechul mendekatkan kepalanya kepadaku. Aku bisa merasakan nafasnya yang lembut membelai wajahku. Tangan Heechul menarikku untuk menyambutnya. Aku menutup mataku saat bibirnya menyentuh pipiku.

Jpreettt…

“Hyuuuungg…” Aku langsung mendorong tubuh Heechul. Heechulpun melepaskan tubuhku.

“Kalian membuatku iri.” Ucap Donghae.

“Yak~ aku belum merekamnya.” Ucap Eunhyuk

Aku memalingkan wajahku yang sudah memerah. Aku segera ke dapur untuk mengambil air minum. Aku tidak mau dia melihat wajahku yang memerah.

“Fantastic.” Siwon yang berujar saat melihat hasil jepretannya. Ia bahkan tidak memberitahukan hasil jepretannya pada kami. Sementara yang lain terkikik saat melihatnya.

“Kau mau?” Ryeowook menawarkan sepiring daging yang baru masak. Aku menggeleng.

“Sudah berapa lama kau?” Ryeowook menunjuk perutku.

Aku memutar otakku, “sekitar Dua bulan.” Aku memasang wajah biasa saja.

Ryeowook terkekeh, “Pembohong bodoh.”

Aku menatap Ryeowook dengan tatapan kaget, “Oppa…”

“Kau tidak bisa membohongiku, kau tau itu.” Ryeowook mengambil dangingnya dengan sumpit lalu memakannya, “Seorang ibu hamil pasti sering kelaparan tapi kau tidak. Kau juga tidak memakai baju yang longgar. Aku tidak mual-mual dan kau tidak bertambah gemuk meski sedikit. Heechul Hyungpun memeluk pelukmu dengan kencang, itu artinya tidak ada bayi di perutmu.”

Aku menatapnya takjub. Dia benar seharusnya aku memperhatikan hal itu.

“Apapun alasannya kau menikah dengan Hyungku. Aku tidak bisa mencegahnya. Semuanya sudah terjadi dan besok kalian akan menjadi suami-istri.”

“Oppa~”

“Sesuatu yang diawali dengan kebohongan tidak akan bertahan lama.”

Aku menandang Ryeowook marah, “Oppa harusnya kau mendukungku, kau tau aku menyukainya.” Ucapku sepelan mungkin.

“Tapi kalian berbohong.”

Aku menunduk lagi.

“Aku percaya padamu Yeosin-ah, aku hargai keputusanmu untuk menikah dengannya.” Ryeowook Oppa menepuk bahuku memeberiku semangat, Ia tersenyum jahil, “Hyung, istirmu mual-mual sepertinya dia sedang ngidam. Dia ingin kau terjun dari lantai ini.”

Aku menatap Ryeowook oppa. Ryeowook membalasku dengan senyuman nakalnya.

Aigooo >.<’

>>deson<<

Aku melepaskan Hanbok dan aksesoris lainnya di temani Eomma dan Hyojoo Eonni.

Aku memukul betisku yang terasa keram. Aku merasa kakiku akan copot. Berkali-kali aku dan Heechul bersujud di depan para orang tua Heechul yang jumlahnya bejibun. Belum lagi dari sisi keluargaku.

Aku belum lagi baju yang terlalu pas di badanku. Aku bahlan sengaja tidak makan dari pagi agar baju itu muat dengan tubuhku.

“Apa kau bahagia?”

Aku menatap Eomma. Aku tau Eomma paling sakit dengan perlakuanku. Aku bisa melihat wajah lelah Eomma. Ia mempersiapkan pernikahanku yang besar ini dalam waktu empat hari. Dia pasti lelah.

“Apa Eomma tidak bahagia melihatku menikah?” Aku balik bertanya.

“Eomma bahagia jika melihat kau bahagia.”

Aku memeluk Eomma dengan erat, “Eomma mianhae… Aku anak yang tidak tau berterimakasih. Aku telah mencoreng nama keluarga kita.”

“Bukan kau yang salah, Eomma yang terlalu sibuk dengan dunia Eomma dan tidak mengotrol pergaulanmu hingga sekarang.”

Aku mengeratkan pelukan Eomma, berkali-kali aku meminta maaf padanya.

Setelah selesai memberesi barang-barangku, Eomma dan Hyojoo mengantarku ke depan. Heechul dan keluarganya sudah menungguku disana.

“Kau lelah?” tanya nenek Lee yang baru ku tahu adalah nenek Heechul dari pihak Ibu.

“Tidak.” Aku memamerkan deretan gigi putihku. Meski dalam hati aku berkata ‘sangat’.

“Coba makanlah ini.” Salah satu bibi Heechul menghampiriku lalu memberiku kue bulat berwarna kuning.

Aku menatap kue itu dengan ngeri, aku memakannya dengan ragu dan aku hanya bisa berjengit keasaman saat memakan kue itu.

“Kue itu sangat bagus untuk kehamilanmu.” Bibi itu menyuapkan satu bulatan kue itu lagi, “Ayo kau harus memakannya.”

Aku menatap Eomma. Eomma juga malah menyuruhku untuk memakannya.

Aku menatap Heechul tapi dia hanya terkekeh.

Hueg… Aku menutup mulutku. Aku sudah tidak sanggup memakan kue itu. Rasanya asam dan membuat asam lambungku naik.

Aku menarik nafas dan mencoba untuk tenang. Perutku sangat sakit ditambah aku belum makan dari pagi.

“Kurasa bayiku ingin ayahnya makan juga.” Ucapku sambil mengelus perut.

Heechul membulatkan matanya, ia mengancamku lewat tatapan matanya, tapi aku semakin bersemangat untuk menyiksanya.

Aku mengambil kue kuning yang paling besar lalu menyuapkannya pada Heechul. Heechul membuka sedikit. Aku kesal, ku injak kakinya dan saat ia membuka mulutnya aku masukan satu bulatan kue itu kedalam mulutnya.

Heechul berjengit keasaman saat mencoba menelan makanan itu. Aku tersenyum penuh kemenangan.

Aku memeluk Appa dan Eomma saat kami hendak pulang ke apartermen. Aku menatap Eomma tidak bisa melepaskan pelukkkannya.

Aku menangis. Aku tidak mau pergi. Aku ingin dengan Eomma.

Heechul menarikku dan memelukku. Saat itu Eomma bilang, “Pergilah.”

Tangisku dalam pelukan Heechul semakin kencang. Aku sekarang seperti anak yang terbuang.

Kami tiba di apartermen saat sore hari. Aku terkejut saat melihat foto kami bersama anak super Junior di pajang di ruang tamu. Foto itu dicetak dalam ukuran super jumbo.

“Ige mwoya?” tanya Heechul saat melihat foto itu juga.

Heechul langsung mencopotnya. Lalu menggantinya dengan gambar Heebum.

Aku memandang foto itu. Foto itu terlihat keren dimana kami menjadi titik fokusnya dan anak-anak Super Junior dengan berbagai ekspresi diseliling kami, seperti anak-anak yang sedang melihat kemesraan orang tuanya.

“Kurasa Siwon Oppa akan marah jika kita tidak memajangnya.”

Heechul menoleh dan menaikan sebelah alisnya, “jadi kau ingin aku memajangnya disini dan membuat semua orang melihat apa yang kita lakukan?”

Aku memajukan bibirku, “Tidak disini Mr. Kim, di tempat yang lebih rahasia.”

Heechul terdiam sejenak lalu menggangguk, “kita pasang dikamar kita.”

Bulu kudukku merinding saat aku mendengar kata ‘kamar kita’

Ia tidak melihat ekspresi tidak sukaku. Ia mencopot foto itu lalu memasangnya di kamar tidur utama.

“Aku mandi duluan.” Ucap saat dia tengah memasang foto itu. Aku tidak tau bagaimana rasanya tapi semua ini terasa sangat canggung. Beribu pertanyaan merebak di otakku. ‘apa yang akan kami lakukan setelah menikah?’, aku terhenyak saat ingat perkataannya tentang dia tidak akan memaksaku untuk bercinta.

Aku menghembuskan nafas. Aku menatap wajahku diwatafel.

Tugasku sebenarnya mudah, aku hanya pura-pura menjadi menantu yang baik setelah itu bercerai dari Heechul setelah nenek meninggal. Aku menghembuskan nafas sebal, aku seperti cucu durhaka.

Aku tidak ingin nenek meninggal. Tapi aku bisa gila jika begini terus menerus.

Seletah mandi aku tidak melihat dia di kamar. Aku sengaja membawa baju ganti ke kamar mandi agar dia tidak melihat tubuhku.

Aku melihat dia sedang menonton tv di ruang tengah.

“Aku sudah selesai, apa kau ingin mandi juga.”

“iya…” gumamnya tanpa menoleh ke arahku. Dia bangkit lalu masuk ke dalam kamar.

Kami benar-benar canggung.

Aku melihat ponselnya terletak di meja. Aku mengambilnya lalu membuka phonebooknya.

“Mianhae… tapi aku harus melakukannya.”

Aku mengetikkan sesuatu di ponselanya.

Kami akan mengadakan pesta datanglah saat makan malam.

Aku lalu mengirimnya ke seluruh member chocoball, karena aku tidak tau nama member suju di phonebooknya. Dia menulis nama dengan menggunakan tokoh kartun semua.

Aku lalu pergi ke dapur mempersiapkan segalanya. Untuk mempersingkat waktu aku memesan beberapa makanan cepat saji. Tentu saja atas nama Kim Heechul. Bukahkah suamiku itu kaya raya.

>>deson<<

Heechul kaget. Saat membuka pintu dan mendapati teman-temannya di luar sambil membawa kado. Dia melirikku tapi aku berpura-pura tidak tau.

“Aku tidak tau jika kalian akan datang.” Ucapku saat memberi sambutan pada mereka.

“Kami juga tidak tau, tadi Heechul hyung menyuruh kami untuk datang.” Ucap Simon D

Aku membulatkan bibirku, sambil melirik Heechul sekilas.

Hongki, Simon D, Jia, Jonghun, Junhyung, dan Kim Gyeojin datang dengan membawa kado pernikahan untuk kami. Mereka masuk ruang tamu kami bersama Heechul.

Sementara aku pergi ke dapur untuk menyiapkan minuman.

Bel kembali berbunyi dan kali ini Heechul yang membukakan pintu. Ia melemparkan tatapan maut saat melihat pesanan cepat sajiku datang. Heechul lalu membawa makanan itu ke padaku. Aku segera mengambilnya lalu pura-pura sibuk dengan menyiapkan makanan itu.

“Maaf kami menyiapkan makanan cepat saji. Aku tidak menyangka kalian akan datang hari ini.” Ucapku sambil membawa makanan ke ruang tamu yang sekarang sudah disulap menjadi taman bermain anak-anak Chochoball

“Tidak apa-apa kami tau kalian pasti lelah setelah melakukan pernikahan.” Ucap Jia Eonni.

“Aku tidak menyangka kau akan menikah selain dengan Eunhee Nuna.” Ucap Hongki polos.

Aku terdiam. Ucapan Hongki yang polos entah kenapa membuatku meringis mendengarnya. Aku mengepalkan tanganku. Aku mencoba menahan diri untuk tidak meledakan diri.

Heechul pun tidak bisa menjawab pertanyaan Hongki dan suasana menjadi canggung.

“Aku punya sesuatu untukmu.” Jia kemudian menyerahkan kantongnya padaku, “aku tidak tau apa yang kau suka jadi aku membeli itu.”

Aku membuka kantong itu. Mataku terbelaka saat aku melihat satu stel lingering berwarna merah. Aku segera memasukan benda itu kedalam kantong sebelum Heechul melihatnya. Aku tau wajahku sekarang sudah memerah.

Jia hanya terkekeh saat melihat kelakuanku.

Simon D memberi kami sebotol anggur dan Hongki membelikan kami jaket pasangan. Yang lain ada yang memberikan kami jam, sepasang cincin dan banyak lain.

“Aku punya ini.” Hongki menujukan satu bungkus pepero, “siapa yang kalah dia akan menetraktir kita daging sapi.”

“Aku yang akan jadi jurinya.” Ucap Jia langsung karena dia tidak ingin ikut dalam kompensi ini. Ia tidak mau mengambil resiko bermain pepero dengan laki-laki.

“Bagaimana Hyung?” tantang Hongki pada Heechul.

Heechul tidak menjawab. Wajahnya sudah memerah.

Mereka memulai permainan itu tanpa persetujuan kami. Pertama Hongki dan Jonghun lalu pasangan Simon D, dan terakhir kami.

Aku menatap Heechul ragu. Wajahnya sangat merah. Aku sangat yakin wajuhku pun memerah. Kami belum pernah berciuman sebelumnya. Kalau ada cuma cium pipi. Itu pun hanya di lakukan di depan anak-anak suju dan kedua keluarga kami.

Aku merasakan jantungku berdetak dengan kencang.

Heechul medekat padaku. Menarikku untukk berdiri. Kami berhadapan satu sama lain.

Heechul mengigit ujung pepero yang satu dan aku menggigit ujung lainnya. Tangannya berada di pinggangku dan tanganku ada di dada bidangnya.

“Mulai.” Ucap Jia.

Aku terdiam. Aku bisa melihat Heechul memakan peperonya hingga ujung mulutku. Aku memiringkan kepalaku dan sedikit membuka mulutku agar dia bisa memakan bagianku. Heechul menarikku lebih dalam lagi dan membuat tanganku naik ke lehernya.

Aku bisa merasakan nafas Heechul membelai wajahku. Posisi kami sangat dekat dan…

Dia menyentuh bibirku dengan bibirnya. Dia membuka mututnya dan membiarkan rasa pepero menghiasi ciuman kami.

Tting… ttong…

Aku mendorong Heechul saat mendengar suara bel berbunyi. Aku mengelap mulutku yang penuh pepero. Mereka semua yang datang masih dalam keadaan takjub dan tidak berkedip.

Aku segera pergi ke pintu untuk menyembunyikan wajahku yang memerah.

Aku benar-benar malu…

Aku mendapati Jang Geunsuk dan Choi Eunhee di depan pintu.

“Annyeonghaseyo…” ucap Geunsuk membuyarkan tatapanku pada gadis di sebelahnya.

“Annyeonghaseyo, lama tidak berjumpa.” Ucapku pada Geunsuk

“Tidak apa-apakan aku membawa anggota lain?” tanya Geunsuk sambil melirik Eunhee.

Aku tidak menjawab, “Masuklah, yang lain sudah menunggu.”

>>deson<<

Aku melirik Eunhee dari atas sampai bawah. Gadis itu mengikat rambutnya menjadi ekor kuda hingga membuat lehernya yang putih terlihat. Ia memakai dress yang cukup feminim dengan warna coklat pastel yang membuat kulit putihnya terlihat hidup.

“Kau ingat Hyung saat kita di LotteWord. Kau sama sekali tidak berkedip saat kita menaiki jet coster.” Ucap Simon D.

Mereka bercerita tentang sesuatu yang tidak ada habisnya. Aku memilih menjadi pendengar yang baik yang duduk di sebelah Heechul. Aku kadang-kadang bisa melihat Heechul menatap Eunhee. Dan aku benci hal itu.

Aku menuangkan segelas anggur kedalam gelasku saat melihat itu. Heechul sempat menarik gelas ku dan memperingatiku bahwa aku belum makan. Tapi aku tetap bersikukuh dan meneguk anggurnya langsung.

“Baru kami tau bahwa kau mabuk saat itu dan muntah-muntah.” Ucap Geunsuk

“Dan akhirnya Eunhee nuna menghampirimu dan mengelap wajahmu.” Ucap Hongki.

Aku bisa melihat wajah Eunhee yang memerah dan merasakan gerakan Heechul yang salah tingkah.

Entah untuk keberapa kalinya aku meneguk anggur itu. Panas di tenggorokanku kemudian menyebar keseluruh tubuhku.

Aku merasakan kepalaku berputar-putar, aku merasakan sesuatu seperti bergelung di perutku. Seperti hantaran listrik. Sesuatu itu kemudian meski kerongkonganku dan membuatku.

“hug…” Aku membekap mulutku, “hoeks….”

Semua mata tertuju padaku dan aku benar-benar tidak sanggup menahannya. Aku berlari ke toilet dan menumpakahkan apapun yang telah aku telan. Aku hanya membuang angin karena aku memang belum memakan apapun dari pagi.

Hoeksss…. hoeksss….

“Kau kenapa?” Heechul menghampiriku lalu memijat tenggukku.

Hoeksss…. Hoekss….

Badanku terasa lemas dan tidak bertenaga. Aku membasuh wajahku dengan air. Aku hendak melangkah keluar tapi kakiku oleng. Heechul segera menangkapku tepat sebelum aku terjatuh.

“Gwenchana?” tanyanya penuh khawatir.

Aku menggeleng karena tidak sanggup menjawab.

Heechul mengendongku dengan cara bride style. Ia membawaku langsung kekamar. Ia menaruhku dengan sangat hati-hati.

“Oppa aku melihat dia meniminum anggur, apa kandungannya tidak apa-apa?” Ucap Eunhee di pintu.

Heechul menatapku Khawatir.

“Apa maksudmu Yeosin hamil?” tanya Hongki

Aku memalingkan wajah. Kebohongan kami semakin menyebar dan bertambah parah.

“Kau harus memeriksanya ke dokter, aku takut terjadi apa-apa dengan kandungannya. Kandungannya masih terlalu kecil dan rentan.” Ucap Jia

“Sebaiknya kita pergi, kita tidak boleh mengganggu istirahatnya.” Ucap Geunsuk.

“Hyung kami pergi.” Ucap Simon D

Heechul terdiam. Ia kemudian pergi mengantar teman-temannya.

Suasana rumah menjadi sepi. Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh penjuru kamar. Kamar ini hangat tapi aku merasa sepi.

Aku melihat Heechul masuk. Ia menatapku dari kejauhan. Wajahnya sangat kacau. Ia mematung di pintu. Tidak masuk dan tidak pergi. Ia terus menatapku. Membuatku sedikit risih dengan tatapannya itu.

Aku menghela nafas panjang, “apa kau masih menyukai Choi Eunhee??”

Dia terdiam dan terus melihatku.

“Kim Heechul-ssi?”

“Aku menyukainya.”

Aku merasakan dadaku seperti tertusuk pisau. Mengapa rasanya sakit sekali.

TBC

Hhhahhaaaaa… kacau… yupzzzz klo ada yang bilang kayak adegan WGMnya Kangin… emang bener… hahahaaaa… abis sy bingung suasana kawinan penganten baru itu kayak apa #plaaak… sy kan belum kawin hhhhh….

jika ada yang bertanya kemana Junsu, mian aku suka lupa klo Junsu itu pemain utama disini #plaaaaakk

tapi mulai chap berikutnya dia mulai nongol lagi kok kkkk

leave your coment please

-deson-

Previous Post
Leave a comment

23 Comments

  1. ga tau mau komen apa…
    ada sedih dan lucunya jg hehehe.
    penasaran mau sampai kapan ichul en yeoshin berbohong??
    pintar jg ya si wookie, mang dia dah pernah hamil ya makanya tau tand2 orang hamil?? hehehehe

    Like

    Reply
    • Sampai kapan2 kali…
      aku aja yg nulis binggung…
      mereka itu sama2 berbelit2
      kan wokkie itu emaknya nak suju udh pengalaman kali yk wkwkwkwkkkkkkk

      Like

      Reply
  2. rinaaays

     /  July 10, 2011

    jujur banget sih abang chulie tu ! Suka apa cinta ?

    euhee tendang aja deh !

    Like

    Reply
  3. diriku ga salah baca kan??
    Yeosin k kamar mandi cuma mau buang angin #Plakk
    wkwkwk

    Heechul sbnernya suka ma yeosin kan..
    Klo ga knp dy nyium yeosin??

    bener” deh..
    Gw ga diundang.
    Okay,,
    LU GW END

    Like

    Reply
    • hah??? jd maksudmu??? Yeosin itu kentut??? *tendangikan*
      gimana yah… Yeosin itu emang banyak yg suka ci??? *minta dilempar duit*

      OKEH KLO ITU MAU LOE KITA END *tutup pintu*

      Like

      Reply
  4. Sungielover

     /  July 10, 2011

    Yak heechul…kenapa kau begitu menyebalkan.gemez gue!

    Gak sadar apa kau telah menyakiti istrimu, aiish jinja!kiti istrimu, aiish jinja!

    Like

    Reply
  5. Keguguran ituuuu… bilang sama semuanya kalo keguguran, terus gajadi hamil deh, lol xDDD

    hyaaa heechul *tabok knp jujur banget??? yeosin tambah sakit dong yak, udh asam lambung gara” makanan dari bibi itu, trus pusing gara” mabuk di tambah sakit hati pula, aigoo xD xDyaaa heechul *tabok knp jujur banget??? yeosin tambah sakit dong yak, udh asam lambung gara” makanan dari bibi itu, trus pusing gara” mabuk di tambah sakit hati pula, aigoo xD xD

    Like

    Reply
  6. wahhh beneran sebenernya Yeosin yg g pinter boongn atw orang” aja yg terlalu polos
    kemarin adeknya Yeosin sekarang wookie oppa
    dasar Yeosin gara” cemburu masa dia minnum bukannya hamil muda itu rentan bgt …
    apa anaknya baik” aja *eh lupa khan boongan
    hehehehhe

    lucu pas baru pindahan n anak suju ngasih surprise
    jd ngbayangin sendiri foto Yoesin yg dipeluk ma Heechul n dikelilingi malaikat kaya oppadeul Suju

    Like

    Reply
    • Yeosin emang ga bisa bohong… dia kan babo saram wkwkwkwkwkkkkk
      hah??? siapa yang hamil???
      aduh-aduh… kan cuma boongan aja

      hahahaaaa….
      ralat tuh…. foto Yeosin yang lagi dipeluk n dicium ma Heechul trus di kelilingi Oppadeul kkkk

      Like

      Reply
  7. vanny

     /  July 11, 2011

    ichul doang yg berbelit2, kalu yeosin mah pasrah hahahaha…..

    Like

    Reply
  8. kimbyen

     /  July 13, 2011

    ak bngung mau comment ap’n.. Inti critany bgus… Aduh knp hrs bohong sih, ntr jd pusing sndiri… Thor ak tnggu klanjutanny 🙂 .

    Like

    Reply
  9. sweebee

     /  July 28, 2011

    Wah..wah..wah..
    blm jg mlm prtama kayaknya udh mau brantem tuh.. *reader sotoy*
    kata2 “aku mnyukainya” bnr2 nyakitin..
    Pngen bungkam mulut Oppa *adk durhaka*

    Sabar Teh.. carilah selingan dulu.. wkwkwk… *sarap*

    Like

    Reply
  10. nisha

     /  November 17, 2012

    w suka bget ma wookie dsn..
    pa lg pas dy blang ‘Hyung, istirmu mual-mual sepertinya dia sedang ngidam. Dia ingin kau terjun dari lantai ini.’
    cb ichul bneran terjun ya?? #ditendang ma yeosin >,<

    Like

    Reply
  11. Ya ya ya, heechul menyukai eunhee.. Tapi heecul mencintai yeosin, benar? Hahaha

    Like

    Reply

Leave a comment