Because I am a Fool (바보라서) Part 7

Because I am a Fool (바보라서)

Apa itu pengorbanan? Berdiri dengan hati terluka, sementara dia memikirkan gadis lainnya.

Apa itu kesetiaan? Tetap bertahan menunggunya meski dia tidak pernah datang meski hanya untuk sekedar berterimakasih.

Lalu… Apa itu cinta?

>>deson<<

-Prev-

Heechul menggenggam tanganku erat, “Ku mohon Yeosin-ah… kita bisa pergi keluar negri dan kau pura-pura melahirkan disana, lalu kita bisa mengadopsi seorang anak.”

Aku tercekat mendengar perkataan Heechul, “Tidak Kim Heechul-ssi, sesuatu yang di mulai dengan kebohongan tidak akan bertahan lama.”

“Aku tau, aku mohon demi nenekku.”

Chapter 7

Aku membereskan pakaian kami. Hari ini kami pulang ke Seoul. Heechul bilang ia ada beberapa acara dan dia ingin aku menemaninya.

Aku tau ini hanya kedoknya saja. Dia tidak ingin aku tertekan dan anggota keluarganya mulai curiga. Dia tidak ingin rahasianya terbongkar.

“Eomma, Appa… kami pergi dulu.” Heechul membukuk sembilan puluh derajat.

“Heejin Eonni, nenek jaga diri kalian.” Aku memeluk nenek sebelum pergi, “Abeoji, Eommonim, sampai jumpa.”

Heechul membukakan pintu untukku. Aku masuk kedalam. Aku bisa melihat nenek, Heejin Eonni dan Abeoji melambaikan tangannya untukku.  Sementara Eomma menatap hampa ke arahku.

“Apa kau bertengkar dengan Eommaku?” tanya Heechul saat menyalakan mobil

“Hah?”

“Jangan pernah sungkan pada Eomma. Eomma memang sedikit tertutup dari pada nenek. Tapi aku juga ingin melihat kalian akur.”

“Ah, ne…” Aku hanya mengiyakan ucapan Heechul. Aku sedang tidak ingin berdebat dengannya. Seharusnya julukan raja air mata itu bukan diberikan pada Donghae tapi pada dia. Dia selalu saja merengeng jika keinginannya tidak terpenuhi.

“Kau mau kemana hari ini?” Heechul tanpa melirikku.

“Aku ada acara dengan Junsu. Dia memintaku untuk mencarikan baju konsernya. Dia juga memintaku untuk mencari seseorang yang bisa menemani Jaejong untuk mendekor panggung.”

“Apa kau harus melakukan itu?”

“Tidak harus, tapi aku sudah berjanji.”

Aku bisa mendengar decak sebal Heechul.

“Wae?” tanyaku penasaran.

“Ani… kau tidak usah memasak makan malam. Kita makan diluar saja.”

Aku membulatkan mataku, memangnya kapan aku memasak makan malam untuknya. Tidak pernah. Sebelum menikah kami tidak saling mengenal, setelah menikah dia selalu sibuk dengan perkerjaannya.

“Aku akan menjemputmu jam 7. Kau berdandanlah.”

 Aku menggangguk.

 >>deson<<

Aku duduk menunggu Junsu yang sedang mencari beberapa baju untuk tournya. Junsu tampak sibuk berdiskusi dengan seorang gadis salah satu assisten designer. Ia sangat serius bahkan mereka berdiskusi hampir selama satu jam.

Aku juga akhirnya tenggelam di gaun-gaun wanita. Aku punya beberapa gaun. Biasanya gaun itu di pakai dari prototion dan setelah itu di sumbangkan di beberapa acara. Aku melihat sebuah gaun pengantin yang simple berwarna putih. Aku tidak tau rasanya memakai gaun pengantin. Karena saat pernikahanku hanya memakai hanbok.

“Kau menyukai gaun itu?”

Aku menoleh dan pendapati assisten designer menatapku.

“Gaunnya bagus.” Ucapku malu.

“Gaun itu hanya satu, aku sendiri yang merancangnya.” Ucapnya bangga, “Banyak sekali yang menginginkan gaun itu. Tapi selalu saja kurang pas. Kurang besarlah- kurang kecillah.”

 Gadis itu mencopot gaunnya, “mau mencobanya? Kurasa gaun ini cocok dengan tubuhmu.”

Aku menimbang-nimbang sesasaat, “iya.”

Gadis itu membawaku ke ruang tengah yang lebih besar. Disana ada sebauha ruang ganti yang cukup besar dan sercim yang sangat tinggi.

“Namaku Yoon Sanni.” Dia menyerahkan gaunnya padaku, “panggil aku jika sudah selesai.” Sanni menarik tirai besar itu menutupi diriku seorang diri

“Baiklah.” Ucapku sambil menggangguk.

Aku biasa memakai gaun dari berapa designer bahkan Andre Kim sekalipun tapi entah kenapa jantungku berdetak kencang saat aku memakai gaun ini.

Aku memanggil Sanni saat aku berhasil memasangkan gaun itu di tubuhku. Gaun itu benar-benar pas di tubuhku. Seolah memang khusus dibuatkan hanya untukku.

Tirai merah marun itu bergerak membuka diri. Aku bisa melihat Junsu sedang menungguku diluar. Aku bisa melihat tatapan kagum Junsu dan Sanni saat melihatku.

Aku memutar badanku, melihat pantulan diriku dicermin.

“sempurna.” Ucap Sanni penuh kagum, “Sangat cocok dengan gaunnya.”

Aku menatap Junsu meminta pendapatnya.

“bisakah kau gerai rambutmu?”

Aku menggangguk, lalu menarik ikat rambutku. Rambutku terjatuh dengan lengkukan bekas ikat rambutnya, seperti habis di buat gelombang.

“Coba pakai ini.” Sanni memberikan sebuah tiara berbentuk bando.

Sanni memasangkan tiara itu di kepalaku, “Kau sudah cantik tanpa menggunakan make up sekalipun.”

“Dia memang cantik.”

“Bagaimana jika kita berfoto dahulu.” Sanni berjalan menuju dalam ruangan untuk mengambil kameranya.

Aku melihat Junsu memakai tuxedo berwarna hitam. Toxedo dengan sedikit modifikasi ada bagian dadanya. Bagian dadanya seperti dipilin sampai bawah seperti jas yang sering dipakai orang India.

“Kita di foto ditaman saja.” Sanni menyuruh kami mengikutinya dari belakang, “biasanya taman belakang digunakan untuk memotretan mendadak.”

Aku bisa melihat taman minimalis dengan sebuah pondok senderhana di tengahnya. Dominasi warna coklat sangat kontras dengan gaun warna putihku dan toxedo hitam milik Junsu.

Aku duduk di sebuah ayunan kecil ditengah pondok sementara Junsu duduk berdiri di belakangku. Sanni mengambil foto kami beberapa kali. Aku bisa mendengar decakkan kagum dari mulutnya saat mengambil foto kami.

“Seandainya ada Heechul Oppa disini.” Ucapku sambil menatap Junsu.

Junsu mengerutkan keningnya, “mengapa kau mengingat seseorang yang tidak ada.”

Aku ingin bertanya maksudnya perkataannya ketika Sanni meminta Junsu dan aku berfoto sendiri-sendiri. Junsu pergi ke pinggir lalu memperhatikanku yang difoto berkali-kali oleh Sanni.

“Boleh ku tebak jika kau seorang model?” tanya Sanni padaku

Aku menggeleng, “Aku bukan model, tapi aku pernah ikut beberapa fashion show.”

“Itu namanya model.” Ucap Sanni Gemas.

“Aku hanya melakukan itu untuk acara amal saja. Bukan untuk berkarir.”

Sanni mengumamkan kata ‘o’.

 “Terimakasih telah meminjamkan baju ini untukku.” Aku menyerahkan gaun milik Sanni, “Semoga gaun ini dapat menemukan pemilik yang cocok.”

“Sama-sama, Aku juga senang bisa berbagi denganmu.”

>>deson<<

Kami makan siang bersama di kawasan Apgejeong. Kami sengaja memesan makan di tempat bintang lima karena aku tidak bisa mengambil resiko untuk Junsu dan untukku sendiri. Aku masih trauma dengan perlakukan para fans Heechul.

Ketika kami sedang asik mengobrol tanpa sadari mataku melihat seorang gadis yang sedang duduk sendiri melahap makanannya. Ia tampak anggun meski ketika sedang makan. Ia duduk ditengah-tengah seolah dialah segala pusat rotasi semua orang yang ada disini.

“Kau melihat apa?” Junsu melihat arah tatapanku, “Choi Eunhee?”

“Dia sangat cantik bukan?” ucapku sambil mengalih tatapan mataku dari gadis itu.

“Cantik, terlalu cantik.” Ucap Junsu.

Aku menatap Junsu, “Apa semua pria menyukainya?”

Junsu terkekeh, “Dia cantik karena dia seorang wanita. Tapi untuk menyukainya kurasa tidak semua pria menyukainya. Aku lebih suka gadis sederhana yang di wajahnya hanya menempel sedikit make-up dan tidak menyadari bahwa dia cantik.”

“Tetap saja semua wanita ingin terlihat cantik di hadapan pria yang disukainya.”

Junsu mengangguk, “benar… tapi terlalu berlebihan juga tidak bagus.”

“Apa kau tertarik bermain drama dengannya?” tanyaku penasaran

“Kenapa?” Junsu menatap mataku, “Pasti ada hubungannya ddengan Heechul hyung.”

Aku menggeleng cepat, “Aniii… hanya saja aku penasaran, kenapa dia begitu cantik.”

“Dengar Yeosin-ah… Kecantikan itu tidak hanya dilihat dari penampilan luarnya saja tapi dari dalam juga.” Junsu mengunci tatapanku, “apa Heechul hyung menyakitimu?”

Aku menggeleng, “tidak… dia tidak menyakitiku.”

“Ingatkan selalu bahwa kau tidak pernah bisa berbohong, Yeosin-ah. Jika Heechul hyung menyakitimu katakan padaku. Karena saat itu aku akan mendapingimu, Arra~”

“Ne~…” Aku menggangguk dan melirik sekilas ke arah Choi Eunhee.

>>deson<<

Aku meminta Jaena untuk memilihkan gaun yang cocok untuk makan malam. Jaena mengambilkan gaun hitam simple dengan bunga mawar merah marun. Gaun selutut dengan lengan satu serta sepatu merah senada dengan mawarnya.

“Kau akan makan malam dimana?”

“Heechul bilang di Starlight resto.”

“Dia benar-benar kaya raya.” Decak Jaena sambil menata rambutku, “apa dia pernah mengatakan kata cinta padamu?”

Aku berpikir sejenak, “Hmm… sepertinya tidak. Saat melamarku pun dia hanya bilang, ‘tolong, demi nenekku!’. Sambil merajuk dan berkaca-kaca.”

“Kau tau, seperti drama-drama favorite ku seperti Full House, Sassy Girl, Secret Garden. Dimana para tohok utamanya saling jatuh cinta karena sering bersama.”

Aku mandang Jaena lewat cermin dihadapanku, “Jika dalam film mereka saling jatuh cinta maka jika aku bersamanya terus maka rasa benciku padanya semakin menumpuk.”

Jaena mengerutkan keningnya.

“Kadang-kadang dia bisa membuatku melayang hingga jauh sekali, kemudian dia menghempaskanku begitu saja.”Aku menggenggam tangan Jaena, “rasanya sakit dan paling aku benci adalah aku tidak bisa menolak semua keinginannya.”

“Itu namanya kau mencintainya.” Jaena membalikanku untuk menghadapnya, “Kau tidak bisa membiarkan dia terluka, kau bahkan mengorbankan dirimu untuk melihatnya bahagia.”

“Tapi jika begini terus aku bisa gila.” Aku mendecak kesal.

“Bukankah memberimu pilihan, mencintainya atau melepaskannya? Bahkan dia tidak memberikan pilihan bagi dirinya sendiri.”

Aku mengerutkan keningku.

“Tidak masalah baginya jika kau memilih untuk melepasnya. Dia tinggal membersihkan segala kekacauan yang ada dan kau bebas. Namun jika kau memilih untuk mencintainya maka dia harus mencintaimu juga. Sekarang kau mencintainya, kau hanya tinggal membuat dia mencintaimu.”

Jaena membalikanku kehadaan cermin lagi. Aku bisa melihat wajahku yang sudah dipoles secara sempurna.

“Aku yakin jika dia juga mencintaimu.” Bisik Jaena di telingaku, “Sekarang Nyonya Kim, bersiaplah karena sebentar lagi pangeranmu akan datang menjemput. Kudengar dia paling tidak suka menunggu.”

Aku terkekeh mendengar ucapan Jaena.

>>deson<<

Heechul menyambutku dengan senyuman yang lebar. Dia tidak bisa menjemputku, dia menyuruh seorang assistennya untuk menjemputku.

Heechul mengulurkan tangannya meminta tanganku. Aku menyambutnya dengan senang. Semua orang yang melihat kami sangat iri melihat kemesraan ini.

Aku melingkarkan tanganku di lengan Heechul kami berjalan menuju lift.

“Cantik.” Gumam Heechul terdengar di telingaku saat kami berada di dalam lift.

“Hah?” aku pura-pura tidak mendengar.

“Cantik.” Ucapnya sekali lagi.

Aku mengerutkan keningku mencoba menggodanya, “Aku tidak dengar.”

Heechul mendekatkan tubuhnya padaku membuatku terpojik di dinding lift, “Kau mencoba menggodaku, nyonya Kim?”

Aku memajukan wajahku lalu berbisik ditelinganya, “tapi aku benar-benar tidak mendengarnya.”

Aku bisa mendengar hembusan nafas Heechul di tengkukku, “Kau sangat cantik malam ini.” Bisiknya tepat ditelingaku.

Tting…

Pintu lift terbuka dan dia melepaskan dirinya dariku. Dia berjalan ke luar terlebih dahulu. Aku membereskan gaunnku lalu menyusulnya.

Kami tidak berpegangan lagi tapi dia berjalan disamping, mensejajarkan langkah kami.

Aku melihat banyak orang dalam restoran. Tidak ada bangku dan meja. Semua orang dalam keadaan berdiri.

“Katanya kau mengajakku makan malam.” Ucapku sambil terus berjalan.

“Aku mengajakmu makan diluar dan bukan berarti kita makan berdua.” Ucap Heechul kemudian berjalan menuju Jungmo.

Aku menatapnya kesal. Jika tau akan seperti ini aku tidak akan berdandan seperti ini.

“Hei kenapa kau malah cemberut.”

Aku menoleh dan mendapati ‘si’ adik Changmin sedang menatapku.

“Aku kesal padanya.” Aku pergi ke pinggir ruangan dan memilih duduk disana

“Karena dia mengacuhkanmu dan memilih berbicara dengan Jungmo Oppa? Kurasa Heechul Oppa mulai katarak karena mengacuhkamu.”

“Bukan karena itu, tapi karena tidak bilang akan mengajakku kebuah pesta.”

“Menangnya kenapa? Ada yang salah dengan pesta?”

Aku menggeleng, “tidak ada, hanya saja aku tidak akan berdandan seperti ini  jika tau dia akan membawaku ke sebuah pesta.”

“Aku rasa tidak ada yang salah dengan dandananmu, kau cantik.”

Aku menatap gadis yang lumayan bawel itu, “Aku hanya akan berdandan hanya untuk suami-ku sayang. Aku hanya ingin dia yang melihat, bukan orang lain.”

Dia membulatkan bibirnya.

“Kau tau ini acara apa?”

Dia menatapku tidak percaya, “Astaga… jangan katakan kau tidak tau?”

Aku menggeleng.

“Ini acara ulang tahun. Ulangtahun Leeteuk Oppa dan Heechul Oppa.”

Aku menatapnya tidak percaya.

“Dia tidak bicara apapun padaku.”

“Mana mungkin dia bilang padamu, ‘perusahan akan merayakan ulang tahunku sekaligus mengenalkanmu pada mereka.’ Dia pasti sudah gila” cibir gadis itu

“Tapi aku tidak membawa hadiah untuk Jungsoo Oppa ataupun Heechul Oppa.” Lirihku.

Gadis itu menepuk pindakku, “kehadiranmu merupakan hadiah terbesar dalam kehidupan Heechul Oppa dan juga meringankan beban telinga kami, karena sejak menikah denganmu dia jarang sekali mengomel.”

Aku terkekeh mendengar pengakuan gadis itu.

>>deson<<

“Kau sering mengomel?” tanyaku saat Heechul membawakanku makanan

Dia menatapku dengan tatapan bingung

“Adik Changmin bilang, kau sering sekali mengomel.”

“Chaesun?? Bagaimana dia bisa bicara seperti itu, dia bahkan lebih mengomel dariku dariku.”

Aku menatapnya yang sedang makan dengan lahap. Dia seperti raksasa sedang kelaparan.

“Apa kau tidak makan siang?” tanyaku dan dijawab dengan gelengan kepalanya.

“Makanlah yang banyak.” Aku menyerahkan piringku padanya. Dia menatapku dengan keheranan, “kau harus banyak makan, kasihan anak kita jika melihat ayahnya kekurangan gizi.”

Heechul terkekeh, “harusnya kau yang banyak makan, kau tidak berniat membuat bayi kita kekurangan gizi kan?” ia lalu menyuapiku sesendok nasi.

“Apa yang kau pikirkan saat kau berkata pada orangtuamu jika kau sedang mengandung anakku?”

Aku mengeleng, “Aku melihat satu drama, drama yang kau mainkan. Kau menghamili seorang gadis lalu mereka menikahkan kalian.”

Heechul terkekeh, “Loving You Thousend times.”

“Tidak kusangka cara itu akan berhasil.” Masih teringat jelas diwajahku, wajah ayah dan ibuku yang kaget mendengar kebohonganku.

“Tapi itu Leechul bukan seorang Kim Heechul.”

“Arraso Mr. Kim. “ Aku mengerlingkan mataku. Aku senang menggodanya, dia selalu salah tingkah.

“Kau ingin anak perempuan atau anak laki-laki?” Aku menatap Heechul tidak percaya.

“Aku ingin laki-laki.” Ucapku begitu saja.

“Hmmm… padahal aku ingin anak perempuan.” Dia mengembungkan pipinya seperti anak kecil.

“Kita akan membuat anak perempuan setelah itu.” Ucapku tidak tega melihat wajah kecewa Heechul, “Kau akan memberikan nama apa untuknya?”

Heechul berpikir sejenak, “bagaimana jika Kim Yeohee…”

Aku terkekeh, “Kim Yeohee? Bukankah itu nama seorang aktris?”

Heechul menggeleng, “Kim Yeohee, Yeoja Heechul. Karena dia adalah anak perempuanku. Dan aku akan menurunkan wajahku yang sempurna untuknya.”

Aku menggelengkan kepalaku melihat kenarsisannya yang tinggi, “ah arra… dan jika anakmu lak-laki maka kau akan memberi nama Kim Namhee… namja Heechul.”

Aku terkekeh melihat rona wajah di pipi Heechul.

Kami memang tidak seperti pasangan yang lainnya yang saling berpegangan tangan bahkan sampai rangkul-rangkulan tapi yang membuatku senang adalah dia berada disampingku dan bicara soal masa depan.

“Ehmm…”

Kami menoleh dan mendapati Choi Eunhee berdiri dihadapan kami.

“Bolehkan aku meminjam suamimu sebentar, Nyonya Kim?” tanyanya padaku.

Aku memandang Heechul sejenak, “silahkan.” Suaraku bahkan hampir tidak keluar saat mengucapkan kata itu.

Heechul berdiri kemudian mengajak Eunhee ke lantai dansa. Mereka mengobrol sambil berdansa.

Mataku pedih saat melihat hal itu. Aku segera pergi ke toilet untuk mereda tangisku.

>>deson<<

Aku mengamati diriku di cermin untuk memastikan bahwa maskara yang aku pakai tidak luntur karena air mataku.

Aku keluar dari toilet dan melihat banyak orang dengan pakaian serba biru. Aku mengutuki diriku sendiri karena aku memilih toilet yang berada di luar ruangan pesta. Karena aku tidak ingin orang lain melihat aku menangis.

“Perempuan itu!”

Salah satu dari mereka menunjuk ku. Kakikku mulai bergetar, aku berjalan mundur menjauhi mereka.

“DIA YANG MEREBUT HEECHUL OPPA DARI KITA!!!!”

Mereka lalu mengejarku. Aku langsung lari menghindari mereka. Tanganku bergerak ke tas tanganku mencari ponsel. Aku berlari ke arah lif. Aku menekan tombol secara acak namun lift itu terasa lamban sekali.

Aku bisa mendengar langkah mereka mendekat aku panik. Aku berlari sambil mencari nama Heechul.

Aku berhasil menemukan nama Heechul tapi disisi lain aku terjebak.

Yeosin-ah… kau dimana?” aku bisa mendengar suara jernih Heechul

Mereka menemukanku. Aku tidak tau harus bagaimana lagi. Aku berlari menuju tangga darurat. Mereka lebih cepat dariku. Mereka bisa meraihku, menarik tanganku dan meninggalakan luka dimana-mana.

“Ku mohon jangan.” Aku berusaha menepis tangan mereka satu-persatu. Aku masuk kedalam tangga darurat. Kepalaku terasa berputar saat melihat ruangan sempit.

Mereka terus mendorongku, aku kehilangan keseimbanganku. Aku merasakan tubuhku melayang kemudian menubruk sesuatu yang sangat keras berkali-kali.

“Uhuk…”

Aku bisa melihat darah keluar dari mulutku. Kepalaku terus berputar-putar. Aku bisa mendengar suara Heechul yang memanggil namaku lewat ponselku.

Setelah itu aku tidak sadarkan diri.

>>deson<<

Aku merasakan kepalaku berdenyut kencang saat aku membuka mataku. Aku juga merasakan nyeri saat aku menggerakkan tanganku. Aku melihat jarum infus menajap di tanganku juga sebuah fertilator yang bercokol dhidungku.

Aku mengedarkan pandanganku kesekeliling. Aku bisa melihat Eommonim sedang menatapku di sudut ruangan. Tidak ada siapapun sekalin Eommonim dan aku.

“Kau sudah sadar?” Eommonim mendekatiku

Aku mengangguk perlahan.

“Kau kelihangan bayimu, apa kau tau?”

Aku merasakan pusing yang sangat kencang saat mendengar perkataan Eommonim. Kebohongan apalagi yang di rangkai oleh Heechul.

“Karena bayi itu kan kau menikah dengan Heechul? Sekarang bayi itu sudah tidak ada lagi. Apa kau masih mempertahankan pernikahan kalian??”

Aku merasakan sebuah sensasi yang aneh dalam perutku. Aku seperti ingin memuntakan semua makanan yang ada diperutku. Aku sudah lelah dengan semua ini.

“Bercerailah dengan anakkku.”

Aku merasa duniaku menjadi putih kembali.

TBC

Aneh… hhhh… untuk kak Vanny… selamat yah… hhhh… gak tau mau ngbala apa lagi… saya lagi galau tingkat tingi hhhh

Leave your Comment please

_deson_

Leave a comment

20 Comments

  1. vanny

     /  July 21, 2011

    astaga…aku baca part ini deg2an skali
    satu karna junsu pake tuksedo, ga tau napa aku deg2an..hahaha
    dua karna yeosin jatuh karna dikejar fans
    tiga karna disuruh cerai ama ibu mertua
    dan TBC bener2 di tempat yg sangat salah sekali hehehehe…
    ntah napa, masih kesel ama tingkahnya ichul *salahkan authornya* kekekeke

    thanks ya dah dipilih, btw napa galau non?? ^^

    Like

    Reply
    • Junsu emang ganteng klo pake tuxedo….
      tapi lebih ganteng klo pake kaos putih polos plus sarung hhhhh
      Yeosin emang hobi jatoh jadi jangan di pikirin kkkk
      itu saking sayangnya ibu mertuasama menantunya hhhh
      mwo???? kenapa author yang disalahin (-.-)?
      Heechul emang nyebelin kkk

      sama2 kak

      Like

      Reply
  2. Astaga astagaaa itu ibunya heechul…
    hyaaa yeosin jangn mau cereeeee….

    petals seganas itukah?? xDD

    aish jinjja tbc as bnget onn, bikin penasaran bnget ><

    Like

    Reply
  3. tivaclouds

     /  July 21, 2011

    Aduuuhh…aq gemez bacanya…
    Dasar Han Yeosin bodoh!!kenapa trus menyakiti diri sndiri dan berkorban demi heechul.mana tuh heechul bodoh pangkat banyak, g sadar kalo yeosin cinta mati.udah g ush mikirin eunhee terus.
    Aahh…bikin galauu…
    mana tuh heechul bodoh pangkat banyak, g sadar kalo yeosin cinta mati.udah g ush mikirin eunhee terus.
    Aahh…bikin galauu…

    Like

    Reply
  4. baru baca blog onnie dan nemu part 6
    ntar aku baca part sebelumnya ya onnie 🙂
    wahhh kerenn,deg2an nya berasa,Heechul jadilah anak durhaka sesekali OKay ? jangan bercerai..

    Like

    Reply
    • Annyeong reader baru ^^
      Heechul bukan anak durhaka kok… cuma keadaan doang yang bikin dia keliatan kayak anak durhaka
      jangan cerai???? gimana ya……………

      Like

      Reply
  5. I’m coming..
    kekekekeeee padahal part 6 gw blm komen..
    Langsung loncat kesini aja deh..

    Makin banyak aja kebohongan yg terjadi..
    Gw setuju ceh ma kata” u..
    sesuatu yg diawali kebohongan tak akan bertahan lama..
    Tapi tetep aja jangan mau disuruh cerai..

    Sanni ma Chaesun ngeksis neh.
    kekekeee
    Gw suka part ini 😀

    Like

    Reply
  6. ishh~ si ibu mertua kok jahat bgt sih??
    jgn mw cereee eonn!! pertahanin chullie oppa 😀

    Like

    Reply
  7. emmy

     /  July 22, 2011

    hallo aku reader bru,dan mngkin aku reader tertua krna seumuran sma si teuki,maaf bru comen skrg,hbis critanya seru jd nggak bs berkata2,lanjutan cpat ya aku pnasaran please makasiherkata2,lanjutan cpat ya aku pnasaran please makasih

    Like

    Reply
  8. kimbyen

     /  July 26, 2011

    ah jgn smpe cerai, ak ttp mau yeohee couple.. Daebak thor

    Like

    Reply
  9. sweebee

     /  July 28, 2011

    Aq siap mnghajar Eunhee untukmu kakak ipar *kepal2 tngan*
    Adegan Teteh sama bang Ichul di lift bikin deg2an.. *hush.. masih kecil*

    Like

    Reply
  10. sagittaliez

     /  May 18, 2013

    aigooo kesian yeoshin 😦
    berceraiii??? andweee >.< *tarik halmeoni *

    Like

    Reply
  11. Huaa apa itu eommanya heechul yg mengatakan agar yeosin bercerai dengan heechul?

    Kenapa kejam? Huaa

    Like

    Reply

Leave a comment