Because I am a Fool (바보라서) Part 9

Because I am a Fool (바보라서)

Apa itu pengorbanan? Berdiri dengan hati terluka, sementara dia memikirkan gadis lainnya.

Apa itu kesetiaan? Tetap bertahan menunggunya meski dia tidak pernah datang meski hanya untuk sekedar berterimakasih.

Lalu… Apa itu cinta?

>>deson<<

-Prev-

“Kandungan anda memasuki usia 10 minggu, usia yang masih sangat rawan untuk keguguran. Sebaiknya anda menjaganya lebih hati-hati karena aku melihat kandungannya tidak stabil.” Dokter itu kini menatapku, “sebaikanya kau tidak terlalu stress nyonya, itu sangat berpengaruh pada kandungan anda.”

Aku menatap Junsu dengan tatapan bingung.

“Chukahae…” ucap Junsu sambil memelukku

Chapter 9

“Kau yakin ingin bercerai dengan Heechul?” tanya Junsu

Aku melahap burger-ku. Entah mengapa bayiku selalu saja meminta makan, “aku yakin.”

“Bayimu butuh sosok seorang ayah.”

Aku menatapnya, “Aku akan menjadi seorang ibu dan ayah bagi anakku.”

“Yeosin-ah… kau harus memberitahu Heechul tentang ini.”

Aku terdiam.

“Kau tau Yeosin-ah, aku menyukaimu sejak dulu. Aku mencintaimu, sangat. Hatiku hancur saat kau menikah dengan Heechul hyung. Tapi Yeosin-ah aku tidak bisa melihatmu seperti ini, hatiku lebih sakit lagi.”

Aku menatapnya tidak percaya. Junsu mencintaiku?? Sejak kapan??

“Jangan hanya terfokus pada satu orang saja. Masih banyak orang yang mencintaimu.” Ucapan Jaena melintas di benakku. Tapi kenapa… jika dia benar-benar mencintaiku harusnya dia senang.

Aku menatap burgerku dengan hampa. Apa itu cinta???

“Harusnya kau senang aku berpisah dengan Heechul. Itu artinya kau bisa bebas memilikiku. Melihatmu seperti ini aku ragu kau benar-benar mencintaiku.”

Junsu terkekeh. Aku bisa mendengar kesedihannya dalam kekehan itu, “Cinta itu butuh pengorbanan dan kesetiaan, aku berkorban saat kau menikah dengan Heechul hyung, aku rela meski sakit. Aku tetap setia menunggumu. Menunggu sampai kau benar-benar mencintaiku. Bukan hanya menunggu kau terlepas dari Hyung tapi menunggu saat kau benar-benar melihatku.”

Aku tersenyum miris, “lalu bagaimana denganku? Aku selalu berkorban untuknya bahkan aku rela di rendahkan di keluarganya, sementara dia bersama gadis lain. Aku setia menunggu dia pulang, tapi dia tidak pernah datang meski hanya untuk berterimakasih. Lalu dimana cinta itu?”

Junsu terdiam…

>>deson<<

“Yak~ Yeosin-ah… kau tidak cape dari tadi terus makan. Aku saja langsung kenyang melihatmu makan begitu banyak.” Cibir Jaena melihatku tidak berhenti makan, “lihat tubuhmu. Lemak dimana-mana.”

Aku tidak peduli dan menghabiskan biskuitku lagi sambil menganti-ganti chanel tv.

“Aku akan ke Daegu dan pulang besok. Jangan lupa suruh Junsu pulang nanti malam, aku tidak mau melihat dia menginap.”

Aku mencibir, “Siapa pula yang ingin dia menginap disini.”

“Berhentilah makan, Yeosin-ah. Kau membuat persediaan makanku habis.”

Aku menatap Jaena, “kau tenang saja Na-ya… aku akan mengganti semua makananmu.”

Jaena menghembuskan nafas kesal. Aku tau hari ini dia kerja rodi. Aku tidak bisa membantunya lagi. Sejak skandalku dengan Heechul, aku tidak pernah melakukan aktifitas sosial lagi karena sekarang akan berbahaya bagiku untuk melakukan contac langsung dengan masyarakat luas.

Jaena tidak pernah marah, ia malah mau menampungku dengan suka rela. Kadang-kadang ia menemaniku menangis semalaman. Jaena tidak pernah menuntukku atau menyuruhku ini itu. Dia hanya duduk disebelahku dan menemaniku hingga aku bisa kembali berpikir jernih.

“Aku pergi.” ia menatapku sebelum pergi, “hati-hati.”

Aku menggonta-ganti chanel tv tanpa minat. Semua acara terasa sangat membosankan. Tidak ada yang menarik.

Tanganku terhenti, aku tidak percaya dengan yang aku lihat. Heechul dan Eunhee.

Perutku bergejolak. Ada sesuatu yang menendang-nendang perutku. Aku mengelusnya.

“Itu ayahmu nak.” Ucapku tanpa melepas pandanganku dari layar tv, “dia tampan bukan?”

“Kim Heechul-ssi, kenapa anda membatalkan film ini?” tanya seorang reporter

Heechul terkekeh, “Aku ingin fokus pada Super Junior dan keluargaku. Istriku sangat pecemburu, apalagi pada Eunhee- karena kami dulu sempat dekat.”

Reporter itu ikut tersenyum, “Ku dengar ibu dan nenek anda masuk rumah sakit?”

Heechul menggangguk, “Iya mereka masuk rumah sakit. Tapi ibuku sudah tidak apa-apa. Ia masih sedikit syok saja.”

“Terimakasih, Kim Heechul-ssi. Semoga sukses.”

“Sama-sama, aku juga berharap film ini akan lebih sukses tanpa aku. Eunhee-ya… hwaithing!!!”

Aku melihat Heechul mengepalkan tangan dan tersenyum pada Eunhee. Mereka terlihat sangat akrab.

Aku tersenyum miris saat Heechul mengatakan ‘istriku sangat pencemburu’. Apakah dia masih menggunakan kedok itu.

Lalu apa yang dia katakan soal nenek dan Eommonim??? Mereka berdua sakit?

>>deson<<

“Aku sudah melihat ke beberapa artikel, dan ini yang paling bagus.” Junsu menyerahkan sebuah foto sebuah tempat wisata.

“Tapi menurutku tidak sesuai dengan konsep yang akan kau bawakan.”

Junsu terdiam. Ia menatap fotonya berkali-kali

“Aku menyerah. Aku memang tidak berbakat dalam hal ini.” Ucapku sambil menyodorkan foto-foto Junsu.

Junsu mengambil foto-fotonya, “kau pasti bisa. Aku percaya itu.”

Aku melihatnya dengan ekor mataku. Aku mendecak kesal saat dia tidak merespon apa pun. Dia hanya diam.

“Sepertinya kau butuh refreshing.” Ucap Junsu sambil melihatku

“Aku tidak butuh apapun.” Ucapku juteks

“Apakah semua orang yang sedang hamil selalu uring-uringan?” tanya polos

Aku menatapnya tidak mengerti. Siapa yang uring-uringan? Aku?

Aku tidak uring-uringan hanya saja…

Entahlah aku merasakan sesuatu yang tidak baik. Hatiku gelisah, tapi aku tidak tau kenapa.

“Kita bicarakan bicarakan ini nanti lagi.” Junsu memasukan foto-fotonya ke dalam tas, “kau tau Juno akan pulang.”

Aku membelakakan mataku tidak percaya, “Juno Oppa??”

Junsu menggangguk, “kenapa kau antusias saat mendengar Juno?”

Aku mengembungkan pipiku, “karena dia adalah Oppaku.”

“Memangnya aku bukan Oppamu?”

Aku menggeleng, “kau terlihat seperti adikku.” Aku mengacak-acak rambutnya.

>>deson<<

Aku merasakan perutku bergejolak. Sakit sekali. Aku tidak tau kenapa tapi aku merasa sangat perih.

Aku berjalan sambil meraba tembok. Aku mencari obatku yang ada di meja. Aku menyembunyikan obat itu di meja agar Jaena tidak menemukannya. Satu yang tidak kuinginkan adalah Jaena mengetahui hal ini, setidaknya untuk sekarang. Karena Jaena akan membeberkannya pada Heechul, menjaga Jaena agar tidak memberitahukan keberadaanku pada Heechul pun susah apalagi jika ia tau aku sedang mengandung.

Aku meneguk obat itu. Sakitnya berkurang tapi aku masih bisa merasakan sakit.

Aku mengelus perutku pelan, “ku mohon bertahanlah.”

Aku melihat ponselku yang tergeletak tanpa nyawa. Entah kenapa aku bergerak untuk mengaktifkannya. Ketika ponsel itu aktif, puluhan pesan dan Voicemail berdatangan.

Aku membuka pesan-pesanku yang 99% berasal dari Heechul yang menanyakan keberadaanku dan memintaku untuk kembali. Aku membuka voicemail, semuanya hampir dari Heechul, dia memohon dengan sangat. Aku bisa mendengar dia menahan tangisnya. Aku merasa sesuatu menendang perutku dari dalam. Aku terkekeh merasakannya. Aku mengelus perutku dan berkata pelan, “Kau dengar?? Ya… dia appa-mu…”

Aku merasa dia bergerak lagi. Sakit di perutku menghilang. Entah raib kemana.

“Kau mau melihat wajahnya???”

Aku merasakan dia bergulung manja di perutku. Aku membuka folder potoku yang berisi foto pernikahan kami. Aku memandang wajahnya yang seputih susu. Matanya yang sedang memandangku dengan tatapan lembutnya.

Aku membuka foto-fotoku yang lain. Aku melihat senyuman separonya. Aku melihat dia tertawa. Aku melihat dia tersipu malu. Aku melihat semua tingkah anehnya saat difoto.

Aku merasa bayiku menendang lagi, “kau merindukannya?”

Dia menedang.

“Curang… padahal kau belum pernah bertemu dengannya.”

Dia menendang lebih keras dari sebelumnya membuatku tersentak kaget.

“Arraa… kau merindukannya, sangat merindukannya. Kau mau mendengar suaranya?”

Aku membawa ponselku ke atas kasur. Aku menyetel beberapa lagu dengan suara Heechul tentu saja.

“Suaranya membosankan kan?” ucapku sambil mengelus perutku. Dia menendang.

“Kenapa kau senang sekali menendang, huh? Apa kau tidak sayang dengan Eommamu?”

Dia diam…

“Kau mau dengar lagu kesukaan Eomma? Bukan appamu yang menyanyikan tapi lagu itu Appa mu yang menciptakan. Biasanya Eomma menyanyikannya saat sedang tidak bisa tidur.”

Dia terdiam.

Aku langsung memutarkan believe Super Junior.

>>deson<<

“Kau harus lebih berhati-hati lagi. Kau bisa keguguran atau bayimu lahir prematur.” Ucap dokter Kwon ketika memeriksaku. Aku memang memeriksakan diri pada dokter yang tidak mengenalku secara keseluruhan. Karena aku khawatir dokter pribadiku akan memberiktahu keadaanku pada Heechul.

Ini memang sedikit gila, tapi aku selalu berhati-hati saat bertemu dengan orang lain, aku tidak ingin gegabah dan Heechul tau keberadaanku. Meski kadang aku ingin sekali berkata padanya bahwa aku mengandung anaknya, menunjukan pada Eommonim bahwa aku adalah anak baik-baik.

Tapi aku menepis semua itu, aku tidak mau terluka lagi dan saat itu aku merasa perutku terasa sakit.

“Aku sudah berusaha tapi aku tetap tidak bisa. Kadang-kadang aku merasakan perutku sangat sakit.”

“Itu akibat stressmu. Mungkin kau harus ikut yoga untuk mengatasi stressmu.”

“Akan ku coba.” ucapku

“Aku akan memberikanmu vitamin lagi. Kau juga harus makan yang cukup.” Dokter Kwon sambil menuliskan resep obatku.

“Aku bahkan tidak bisa berhenti makan. Bayi ini terus meminta makan.”

Dokter Kwon menatapku, “Ini baru perkiraanku, tapi kita tidak memastikannya sekarang. Aku merasa ada sesuatu yang aneh di kandunganmu.”

Aku menatap Dokter Kwon, “Apa itu dok? Bukan sesuatu yang aneh kan?”

“Kandunganmu baru tiga bulan nyonya… aku tidak bisa memastikannya sekarang.” Dokter Kwon mencoba menenangkanku, “Kau harus lebih rutin periksakan diri.”

Aku memandang Dokter Kwon dengan penuh tanya.

“Kandunganmu masih berupa gumpalan yang belum sempurna. Masih ada kemungkin hal yang terjadi. Aku belum mau gegabah mengambil resiko. Aku ingin mengamati perkembangan bayimu secara seluruhan. Jika ada hal buruk yang terjadi. Aku akan memberitahumu.”

Aku menggangguk kemudian mengambil resep yang diberikan Dokter Kwon. Aku mengusap perutku pelan, “kau harus kuat, nak.”

>>deson<<

Entah apa yang ada dipikiranku. Aku melangkahkan kakiku menuju ruang rawat nenek. Aku memakai kacamataku serta merapatkan jaketku. Aku sengaja memakai baju longgar agar tidak ada yang tau aku sedang mengandung.

Aku berhenti di depan ruang rawat nenek. Aku menatapnya lewat kaca yang ada di pintu. Aku bisa melihat nenek yang terbaring lemah di temani oleh Heejin Eonni dan Heechul.

Aku ingin masuk dan memeluk Heechul serta nenek. Tapi aku menahan diri sekuat-kuatnya. Aku tidak ingin kembali menatap Heechul karena aku tidak yakin bisa meninggalkannya.

Aku tidak akan sadar telah mematung sambil melihat Heechul sampai bermenit-menit jika tidak ada suara yang menyadarkanku. Aku menoleh dan menatapi Eommonim menatapku.

“Yeosin-ah.”

“Eommo… Nyonya Kim.” Ibu Heechul sedang menatapku.

“Kau datang???” suaranya begitu pelan hingga aku nyaris tidak mendengarnya.

“Aku hanya ingin menyerahkan ini…” Aku mengeluarkan amplop coklat itu lalu ku serahkan padanya.

“Apa ini?” ucapnya heran.

“Surat cerai.” Aku menahan nafasku untuk mengatakan itu. Aku tidak ingin terlihat rapuh saat menyerahkan surat itu, “aku menunggunya di pengadilan.”

Aku langsung membalikan badanku dan melangkahkan kakiku menjauhinya. Aku bisa mendengar suara gedebuk tapi aku tetap tidak menoleh. Aku bisa mendengar suara Heechul memanggil suster.

Aku tidak boleh menoleh. Aku harus terus jalan ke depan.

>>deson<<

“Nona… silahkan masuk… tuan menunggu anda…” pelayan Junsu mempersilahkan aku masuk. Aku mengikuti pelayan itu masuk kedalam rumah Junsu yang besar.

“Hentikan kekonyolan cintamu itu, Junsu-ya.” Aku bisa melihat Jaejong Oppa dengan Junsu sedang berdepat di atas.

“Aku hanya ingin membantunya saja Hyung.”

“Membantu bagaimana? Kau memberikan dia harapan palsu. Kau suruh dia memikirkan konsep album dan konser kita padahal kau sama sekali tidak membutuhkan bantuannya sama sekali. Konsep-konsep itu sudah jadi semua.”

“Aku tau, hyung… tapi…” Ucapan Junsu terhenti saat mata kami bertemu. Begitu menyadari kehadiranku, ia langsung turun dari lantai atas.

“Yeosin-ah… aku…”

Aku menutup telingaku, “Aku tidak mendengarnya.”

Junsu menatapku tidak mengerti.

“Mana Juno Oppa?” aku mengedarkan pandanganku kesegala arah.

“Dia sedang beristirahat.” Junsu mengerti isyaratku. Aku tidak mau mendengar penjelasannya, aku tidak butuh dan tidak mau, “Kau lapar?”

Aku menatap Junsu kagum. Dari mana dia tau sangat kelaparan. Aku menggangguk kemudian Junsu membawaku ke dapurnya. Dia membawakanku puding coklat berserta susu coklat hangat. Dia juga memberikanku bermacam-macam biskuit.

Aku tersenyum, sepertinya anakku juga menyukainya… menyukai makanan Junsu.

“Aku sudah bertemu dengan Sanni… dia memberikanku foto-foto kita.” Junsu beranjak kemudian kembali dengan foto-foto ditangannya.

Aku memperhatikan foto-foto yang diambil oleh Sanni. Foto itu sedikit diedit dan diberi efek, memberikan kesan bahwa aku adah fokus utama dalam foto itu.

Foto pertama berisikan fotoku bersama Junsu. Junsu sedang mendangku dan aku menatap kesembarang arah dan mengacuhkannya. Foto selanjutnya saat aku duduk diayunan sambil tertawa dan Junsu dengan tuxedonya mendorongku sambil menatapku. Dia seperti pengawal pribadiku.

Foto-foto selanjutnya masih sama. Aku tertawa dan Junsu memperhatikanku. Saat foto-foto kami sendiri, Sanni lebih mengutamakan kesan drak. Ia seolah menggambarkan aku yang sedang sedih. Ia mengambil sudut-sudut dimana aku terlihat sedih. Sementara foto-foto Junsu menggambarkan betapa sempurna tubuh dan wajahnya. Dia seperti pangeran di negri impian, pangeran yang sedang mencari tuan putrinya.

“Dia berbakat.” Ucapku sambil menyerah fot-foto itu, “dia sangat pintar mendesign.”

“Iya kau benar… dia berbakat.” ucap Junsu saat aku memakan pudding coklatnya, “Maafkan soal tadi ya?”

Aku menatapnya.

“Aku tidak bermaksud untuk melakukannya.” Lirihnya lagi

Aku terdiam sesaat, “terimakasih Oppa… hanya itu yang bisa aku ucapkan padamu. Terimakasih telah menolongku dan menjadi sandaran kesedihanku. Oppa… tetaplah menjadi Oppaku.”

Junsu terdiam. Ia mengaduk-aduk pudingnya hingga hancur.

>>deson<<

Aku pulang kerumah dan mendapati Jaena sedang duduk dengan obat-obatanku dihadapannya. Ia menatapku dengan dingin.

“Obat apa itu Yeosin-ah?” tanya Jaena to the point.

“Hanya vitamin yang biasa.” Jawabku enteng.

“Vitamin biasa? Dokter gila mana yang mengatakan Vitamin untuk orang hamil dengan sebutan vitamin biasa.” Jaena menekankan kata ‘orang hamil’ dengan jelas.

“A… aku…”

“Tidak perlu kau jelaskan… aku sudah tau.” Jaena membuang wajahnya, “harusnya aku menyadarinya dari awal. Nafsu makanmu yang banyak, kau sering merasa pusing dan … dan…”

Aku memandang Jaena heran, “dan apa?”

“Igauanmu tentang Heechul setiap malam.”

Aku membelakakan mataku lalu duduk di hadapan Jaena, “Apa maksudmu?”

“Yeosin-ah~~, meski ribuan kali kau bilang kau tersiksa. Kau membencinya tapi jauh didalam hatimu kau masih menyayanginya.” Jaena menatapku, “Kau bahkan menyebut namanya setiap malam.”

“tta…ttapi…”

“Dan bayimu juga membutuhkannya. Membutuhkan sosok ayah.” Jaena melemparkan foto hasil USG-ku. Foto kecil yang hanya segumpal darah yang hidup.

“Aku tidak bisa Jaena-ya…”

Jaena tidak juga menatapku. Ia menahan air matanya.

“Sekuat aku menginginkannya, aku tidak bisa kembali padanya.” Aku mengelus perutku yang terasa sakit, “aku sudah mengirimkan surat ceraiku.”

Jaena menatapku dengan tatapan heran, “Yeosin-ah… kau benar-benar sudah gila… apa yang kau pikirkan, huh??”

Aku tidak berani menatap Jaena, “aku hanya memberikan apa yang dia mau, dia bilang dia menyukai Choi Eunhee dan aku memberikan kesempatan padanya untuk bersama Choi Eunhee.”

Jaena menggelengkan kepalanya, “kenapa kau begitu bodoh Yeosin-ah. Apa kau tidak bisa melihat cintanya untukmu?”

Aku menatap Jaena, “Cintanya yang mana??? Jika yang kau maksud adalah sebuah pernyataan, ‘menikahlah dengan aku demi nenekku’  kau benar. Dia melakukannya dengan penuh air mata. Tapi jika kau maksud dia benar-benar menginginkan aku untuk tetap disampingnya. Kau salah dia tidak pernah benar-benar melakukannya.”

Aku bangkit lalu masuk kedalam kamarku. Aku tidak ingin mendengar apapun lagi.

Aku merasakan perutku bergejolak lagi. Sakit.

>>deson<<

Aku terbangun dan mendapat dua pesan. Dari Jaena yang bilang dia akan pulang terlambat dan dari Junsu yang akan datang kemari.

Sebenarnya aku hanya ingin sendiri hari ini tapi aku tidak bisa menolak keinginan Junsu ia sudah terlalu baik padaku. Tidak betah juga lama-lama sendiri. Hanya Junsu yang mau menemaniku dalam ‘pelarian’ ini. Mungkin dialah satu-satunya orang yang paling mengerti aku.

Tting… ttong…

Aku membuka pintu dengan malas. Aku tersentak ketika aku melihat Heechul di depan pintu apartermen. Dia menatapku dengan mata yang merah. Aku tidak tau sudah berapa lama dia tidak tidur. Lingkaran hitam di bawah matanya terlihat jelas.

“Bolehkan aku masuk.” Ucapan Heechul menyadarkan aku bahwa semua ini adalah nyata.

Aku melepaskan gagang pintu dan membiarkan pintu terbuka. Aku sengaja tidak menyuruhnya masuk atau mengusirnya. Aku mengacuhkan dia, terserah dia mau berbuat apapun, kecuali memintaku kembali.

Aku pergi ke dapur sementara dia duduk di ruang tengah. Matanya tidak henti menatapku. Aku tidak ingin dia menyadari kehamilanku. Untung saja aku memakai baju longgar dan jaket yang besar.

Tting… ttong…

Aku segera berlari menuju pintu. Aku mendapati Junsu dengan bermacam makanan yang menggoda seleraku. “Masuklah.” Aku membiarkan Junsu masuk.

Junsu sedikit kaget saat melihat Heechul sedang duduk memandangiku, “Hyung…” gumamnya saat mata mereka bertemu.

“Kau membawa apa?” tanya ku sambil membawa piring ke hadapannya

“Sesuai dengan pesananmu, Jjinbang.” Junsu memamerkan satu kantong Jjinbang membuat ku berbinar-binar.

“Waahhh Oppa kau sangat baik.” Junsu menuangkan Jjingbangnya ke piring, “bolehkah aku memakannya?

“Tentu saja. Semua ini untukmu.”

Tanpa basa basi lagi aku langsung memakannya. Junsu dan Heechul hanya melihatku makan. Aku tidak peduli. Aku hanya berpikir bahwa aku lapar dan harus makan, juga bayiku harus sehat.

“Ah~~ aku kenyang.” Aku melihat dua Jjinbang lagi yang tersisa. Aku masih ingin melahapnya tapi perutku sudah tidak bisa menampung lagi.

“Makanlah~” ucapku sambil menatap Heechul, “bukankah kau sangat menyukai jjinbang??” Aku menyodorkan jjinbangnya padanya.

Dia menggeleng, “melihatmu makan membuatku kenyang.”

Aku mendecak kesal. Aku ingin dia makan. Ingin.

“Makanlah Kim Heechul-ssi atau aku akan membunuhmu.” Ucapku dingin.

Dia terperanjat mendengar ucapanku. Ia mencibir tapi ia mengambil jjinbangnya.aku tersenyum senang saat dia melahap jjinbangnya. Aku bahkan lupa jika aku sedang marah padanya.

“Kau sudah minum vitaminmu?” tanya Junsu

Aku menepuk keningku, “Aku lupa. Aku akan meminumnya.”

Aku pergi ke kamar untuk mencari obatku. Aku mencarinya di laci. Nihil. Semuanya tidak ada. Aku menepuk keningku saat menyadari bahwa Jaena yang menyimpan obat-ku.

“Apa kau mencari ini.” Heechul mengacungkan vitaminku.

“Itu punyaku.” Aku langsung merebut vitaminku darinya. Aku tidak ingin dia menyadari obat apa itu.

“Apa itu obat untuk…”

“Tidak ini hanya multivitamin biasa.” Potongku segera

Heechul menatapku dingin, “Apa ini milikmu juga?” dia mengacungkan hasil USG-ku.

Aku menggeleng, “itu punya Jaena…”

Heechul terkekeh dengan senyuman separonya, “Jaena belum menikah, mana mungkin dia bisa hamil.”

Aku melirik Junsu, “itu punya kakaknya Jaena… kemarin dia kesini…”

Heechul bangkit lalu mendekatiku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ia meraih tanganku lalu menaruh hasil USG itu di telapak tanganku, “apakah kakak Shin Jaena itu bernama Han Yeosin??”

Aku bisa melihat namaku dalam foto USG itu.

Heechul merosotkan tubuhnya hingga berlutut di hadapanku.

“Sepertinya aku harus pergi.” Junsu mengambil tasnya lalu meninggalkan kami.

Aku tidak tau harus bagaimana. Heechul terus menunduk di hadapanku. Aku bisa mendengar isakannya.

“Itu adalah anakku. Dia anakkukan??” Heechul tanpa memandangku.

Aku menggigit bibir bawahku.

Heechul mendokakakan wajahnya menatapku, tangannya meraih tanganku,  “Katakan iya padaku, Han Yeosin-ssi!!!”

TBC

gak tau dapet ide darimana tapi setiap kali ngedenger lagu M&D bawaannya pengen nyiksa Heechul terus hhh…. ini termasuk part 3 terakhir… masih ada dua part lagi yang masih menunggu

Leave your commant please

_deson_

Leave a comment

28 Comments

  1. uwow……. akhirnya heechul dateng juga…
    ahh bisa bgt sih bikin tbc pas lagi seru2nya..

    ih dokternya namanya kwon..jadi kebayg jo kwon jadi dokter wkwkwkwkwk..
    aihhh junsu ama aku aja dehh.. kecian bener sih..

    huhu sedih juga uda mau masuk part akhir,,, padahal ceritanya seruu
    di tunggu next partnya ya^^

    Like

    Reply
  2. onnieeeee… astgaaaa iyu knp TBCnya argh #injrkTBCnya
    masih asik baca udah TBC aja T_T

    jangan cere jebaaalll… iya chul itu ankmu makanya tanggung jawab jangan cere! hahaha :p

    onnie sumpah deh ini aku bacanya nyesek :[

    Like

    Reply
  3. tivaclouds

     /  July 29, 2011

    Yah….TBC nya pas bgt sih bikin penasaran….
    Aigo…kapan mereka berdua mengakhiri kebodohan mereka!
    Kenapa saling menyiksa diri.
    Aiiissh…bikin nyesek.

    Next chapt ditunggu…jgn lama2.

    ..hwaiting..^^

    Like

    Reply
    • penasarankah???
      tunggu aja chapter berikutnya
      nyesek??
      kayaknya next chapter aku harus ngasih persediaan oksigen nih kkkk

      Like

      Reply
  4. vanny

     /  July 29, 2011

    bener bgt ichul musti disiksa dulu
    kalu bisa siksa lagi non hehehehe

    emang kandungan 3 bulan dah bisa nendang2 ya??
    busetdah, aku bacanya aja ikutan kenyang
    di perut yeosin bayi kecilkan?? bukan panti asuhan hehehehe *kicked*

    ntu maknya icul pingsan ya??
    ngapain dia pingsan..
    harusnya dia triak2 bahagia, bukan pingsan hehehe *sadis*

    Like

    Reply
    • waduh kasian dong klo di siksa terus kkkk
      itu karena… ada masalahkan di kandungannya /amit2 jabang baby/ *merinding nulisnya*
      iya dia pingsan…
      saking bahagianya makanya dia pingsan /tabok/

      Like

      Reply
  5. Kim Nara

     /  July 29, 2011

    hahah~ heecheol oppa disiksa mulu nih eonn! kasiannn #cupcup
    itu.itu knp si ibu mertua kaget gtu ngeliat eonni? trus, kok dy kget sih pas eonni nyerahin surat ceree?? bkankah si eommonim yg mw.y kyk gtu ya????!

    junsu oppa kasian dehh, sini ama aku aj oppa *?*

    eonni jgn cereee ama heecheol #nangis di pojokan#
    ksian anak.y !

    eonni HWAITTING 😀

    Like

    Reply
    • wah saya kurang tau tuh
      kayaknya dia kegirangan makanya pingsan
      hmm.. gimana yah aku maunya ma Junsu kkkk

      Like

      Reply
      • naracho

         /  July 29, 2011

        ahhh, eonni !!
        junsu oppa bwt aku aj *?*
        hahah, aku kegirangan sndrii liat tuh ibu mertua pingsan, jahat bgt sihhh !
        lanjutan.y si tunggu eonn 😀

        Like

        Reply
  6. rinaaays

     /  July 29, 2011

    sukuuuurin ! ayo Yeosin balas dendam !! *smirk

    “iya Heechul-ssi ini anakmu!” *sambil pegang peru isi bantal..

    Like

    Reply
  7. rinaaays

     /  July 29, 2011

    sukuuuurin ! ayo Yeosin balas dendam !! *smirk

    “iya Heechul-ssi ini anakmu!” *sambil pegang perut isi bantal..

    Like

    Reply
  8. kimbyen

     /  July 29, 2011

    yah lg seru2 Tbc… Argh.. Jd pnasaran am slanjutny.. Oh y cocok jg GD jd dokter…

    Like

    Reply
  9. vanny

     /  July 29, 2011

    gpp non, orang error kek dia boleh kok skali2 di siksa hehehe

    oh..saya tau apa masalah kandungannya.
    mungkin karna ga pernah denger suara bapaknya kali ya makanya da masalah, sok atuh cari bapaknya *nyari ichul*

    aku baru tau ada orang pingsan karna bahagia ckckckckck..
    yg error yg mana ya?? hehehehehe

    Like

    Reply
    • klo ngedenger suara bapaknya bukannya harus diwaspadai akan ada gangguan pendengaran
      1. karena teriakannya
      2. karena nyanyiannya /ditabok ichul/
      itu saking bahagianya… makanya pingsan>>> kayaknya seumur hidup g pernah bahagia jdnya begitu kkkkk

      Like

      Reply
  10. vanny

     /  August 1, 2011

    astaga….
    aku kasi tau ichul ya..
    masak bapak digituin seh, waloppun fakta berkata demikian hehehe

    Like

    Reply
  11. vanny

     /  August 1, 2011

    kyaaa………… malah nyosor ke junsu *tarik junsu* hahahaha…

    Like

    Reply
  12. sweebee

     /  August 5, 2011

    Abang saya knp di siksa Teh???? *hibur abang*
    Teteh skrng berat badannya naik brp kilo hayyo??

    Junsu Oppa.. jgn mngharapkan Teteh lagi.. Biarkan Teteh dg abang saya bahagia, tentram, damai, sejahtera..
    Junsu oppa sama aku ajah.. *tarik Junsu oppa prgi jauh2 dr Teteh*

    Like

    Reply
  13. sweebee

     /  August 5, 2011

    Andwaeeeeee!!!! hrs setia sama Abang…
    Biarkan Junsu oppa sama aq aja Teh..iya kan Bang.. *angguk2 bareng abang*

    Like

    Reply
  14. Ayolaahh kim heechul… Berusaha ! Semangat hehe !

    Yeosin semoga luluh, dan aku yakin eomma heechul sudah menerima semuanya..

    Like

    Reply

Leave a comment