Because I am a Fool (바보라서) Last part

Because I am a Fool (바보라서)

-Prev-

“Berdoalah… tuan Kim kami akan melakukan operasi cesar jika istri anda mengalami kemajuan… jika kondisi tubuh istri anda melemah terpaksa… kita harus menggugurkan kandungannya.”

“Digugurkan?”

“Jika kondisi ibunya melemah maka kami akan menyelamatkan ibunya. Karena jika kita menyelamatkan bayinya. Belum tentu bayinya selamat.”

“Tapi kandungannya sudah terlalu besar untuk digugurkan. Apa tidak akan berbahaya.”

“Hmmm… mungkin dia tidak akan mempunyai anak selamanya.”

Chapter 11

Aku membuka mataku perlahan. Aku sedikit kesulitan saat menyesuaikan cahaya matahari dengan mataku. Sepertinya aku sudah lama tidak bertemu dengan cahaya.

“Yeosin-ah kau sadar… Eomma… Appa… Yeosin sadar…” Aku bisa melihat Heejin Eonni berbinar saat melihatku.

“Yeosin-ah kau baik-baik saja?” Eommonim mendekatiku dengan mata penuh binarnya. Ia membelai wajahku dan tersenyum. Senyum tulus pertamanya untukku.

“Syukurlah… kau sudah sadar.” Abeoji berkali-kali mengucapkan kata syukur.

Aku menggangguk lemah. Aku memegang perutku. Rata.

Aku mencoba untuk duduk dan melihat perutku sudah rata dan tidak besar lagi, “dimana anakku?” ucapku parau. Kepalaku terasa berdegung keras, sakit sekali.

“Kau baru saja melahirkan.” Eommonim membelai rambutku, “Heechul sedang mengurus anak-anak kalian.”

Aku mengerutkan keningku, semua orang terlihat membesar dan mengecil. Aku memfokuskan pengelihatanku, “tapi kandunganku belum mencapai sembilan bulan.”

“Kami harus mengeluarkan bayimu. Kau terlalu lemah untuk mengandung.” Ucap Eomma. Aku tidak tau sejak kapan Eomma berada disana. Berdiri dengan Appa disebelahnya.

Aku menghembuskan nafas kesal, “Aku ingin melihat anakku.”

“Kau masih lemah.”

“Tidak aku ingin melihat anakku.” Aku mendapatkan firasat yang tidak enak tentang anakku. Aku harus memastikan anakku sehat dan dalam keadaan baik-baik saja setelah itu aku bisa beristirahat dengan tenang.

“Tunggu… aku akan mengambilkan kursi roda untukmu.” Abeoji segera pergi keluar. Tidak lama kemudian dia datang dengan membawa kursi roda.

Heejin mendorongku menuju ruang bayi. Hatiku semakin tidak tenang. Jantungku berdegup dengan kencang. Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Aku melihat Heechul keluar ruang bayi dengan menggendong sesuatu. Sesuatu yang ditutupi oleh kain putih. Ia berbicara pada dokter sambil melihat bungkusan yang ada di tangannya. Ia tampak sedih dan berantakan.

“Yeosin-ah…” ucapnya kaget saat melihatku, “kau harusnya beristirahat.”

“Dimana anakku?”

Dia terdiam. Bola matanya berkaca-kaca saat menatapku, dia menangis. Matanya merah seperti sudah menangis.

“Katakan padaku dimana anakku?”

Heechul berlurut dihadapanku, “mianhae…” ucapnya lirih sambil membuka kain yang dibawanya.

Aku bisa melihat tubuh kecil itu membujur didalam gendongannya. Dia bahkan aku belum menyentuhnya sama sekali. Aku belum memberinya susu. Aku belum memberinya nama. Aku belum memperlihtakan dunia padanya. Tapi dunia sudah mengambilnya dariku. Aku membekap mulutku, seakan tidak percaya bahwa itu adalah anakku. Darah dagingku.

Heejin menarikku kembali. Ia membawaku masuk kedalam kamarku. Aku menangis sejadi-jadinya. Aku tidak tau lagi harus bagaimana. Aku bahkan belum menyentuh anakku dan mereka sudah langsung menguburnya.

>>deson<<

“Kau mengandung anak kembar. Perempuan dan laki-laki. Kondisi anak laki-lakimu sangat lemah dan kami terpaksa harus melakukan operasi cesar untuk menyelamatkan keduanya.” Ucap Dokter Jang, “kondisi anak laki-lakimu semakin melemah dan ia meninggal lima jam setelah dilahirkan.”

“Dimana anak perempuanku?” tanyaku pada Dokter Jang.

“Heechul sedang membawanya kemari.”

Belum rapat mulut Dokter Jang, Heechul sudah masuk dengan beberapa suster. Ia mengendong seseorang dengan kedua tangannya. Anakku.

“Hoeee… oeee…”

Aku bisa mendengar suara mungilnya. Aku menatap Heechul memintanya untuk mendekatkan bayiku padaku.

“Kau mau bertemu dengan Eomma? Tapi kau jangan manja, ya. Eomma masih sakit.” Ucap Heechul pada bayinya.

Heechul mendekatiku dan memperlihatkan bayinya padaku. Dia tidak menyerahkan gendongannya. Ia tetap menggendong bayinya.

Aku memandang bayi kecil itu. Anak perempuanku sedikit lebih besar dari anak laki-lakiku. Aku memandang tubuh kecilnya. Tangan-tangan kecilnya yang sempurna. Mata, hidung dan wajahnya yang sempurna.

“Dokter badannya hangat.” ucapku saat mencoba menyentuk wajahnya yang masih halus, “Dok, apakah semua anak prematur berwarna kuning??”

Dokter Jang mengerutkan keningnya. Seorang suster langsung mengambil alih anak kami lalu memperlihatkannya pada Dokter Jang. Dokter Jang membisikan sesuatu pada suster itu, kemudian membuat suster itu pergi sambil membawa anakku.

“Dokter apa yang terjadi?” Heechul menatap Dokter Jang dengan penuh tanya. Ia tampak sangat khawatir.

“Aku harus memeriksanya lebih lanjut.” Dokter Jang pergi meninggalkan ruangan.  Meninggalkan tanda tanya besar di kepalaku.

>>deson<<

Aku menunggu hasil pemeriksaan Dokter Jang. Meski malam sudah larut dan Heechul menyuruhku untuk tidur, aku tetap tidak bisa tidur. Hatiku cemas. Aku takut sesuatu yang buruk memenimpa putriku.

Heechul terlihat seperti setrikaan terus mondar mandir. Kadang ia menatapku dengan penuh penyesalan. Eomma dan Eommonim juga ikut menginap karena khawatir terhadap cucu mereka.

“Tenanglah, Heechul-ah… kau membuat kepala Eomma sakit.” Ucap Eommonim

Heechul menatap ibunya, “Bagaimana aku bisa tenang Eomma… Aku baru saja kehilangan putraku dan aku tidak ingin kehilangan putriku juga.”

Aku merinding mendengar perkataan Heechul. Kami baru saja kehilangan putra kami, belum cukupkah? Aku tidak ingin kehilangan putriku juga.

Dokter Jang masuk kedalam kamarku tewat tengah malam dengan membawa amplop Coklat. Ia membuka Coklat itu dihadapanku. Ia lalu menjelaskan secara terperinci hasil pemeriksaannya.

“Dia mengidap penyakit Hemolitik.” Dokter Jang memandangku, “hal ini disebabkan karena golongan darahmu A, dan putrimu AB…  saat dia didalam kandunganmu dia masih menggunakan darahmu dan ketika dia lahir dan menghirup oksigen dia sudah mulai memproduksi darahnya sendiri. Darahmu masih mengalir ditubuhnya dan darahnya saling berperang. Itulah yang menyebabkan dia menjadi kuning.”

Aku menatap Dokter Jang tidak percaya. Kenapa hal itu bisa terjadi pada anakku. Kenapa tidak pada aku saja. Aku merasakan tubuh melemas seketika, untuk menangis saja aku tidak bisa.

“Apa dia akan baik-baik saja?” tanya Heechul

“Kita harus mengeluarkan darah Yeosin dari tubuh putrimu secepatnya, tapi sayangnya kami kehabisan stock darah AB.”

“Darahku AB dok, kau bisa mengambil darahku.” Ucap Heechul berapi-api.

“Kita periksa dulu.”

Dokter Jang menyuruh Heechul untuk mengikutinya. Aku bisa mendengar suara isakan Eommonim dan juga Eomma. Eomma memelukku. Aku hanya bisa terisak dipangkuannya, “Putriku.”

>>deson<<

Aku kehilangan kesadaranku kembali saat Dokter Jang mengatakan bahwa Heechul tidak bisa mendonorkan darahnya karena Heechul mengalami anemia dan dia juga membutuh darah.

Aku tidak bisa membayangkan jika putriku harus pergi. Aku tidak bisa melihat dia terbujur kaku seperti kakaknya. Dan disaat seperti ini aku tidak bisa berbuat apapun, aku seperti seorang ibu yang tidak berguna.

Saat aku tersadar. Heechul terus berkutat dengan ponselnya. Ia terus mondar-mandir dihadapanku sambil menelepon orang-orang dan kadang-kadang berbicara dengan lirih. Ia kadang memaki setelah menutup teleponnya, kadang ia tersenyum sendiri.

“Ku mohon Hongki-ya… aku butuh darah AB… demi putriku… aku berjanji ini tidak akan membuatmu sakit… please… Terimakasih Hongki-ya… Dongsaengku yang baik.” Heechul menatapku. Aku menatap wajahnya dengan lekat. Aku tidak tau seberapa lama aku koma, tapi rasanya kerutan diwajahnya semakin bertambah. Ia tidak seperti Heechul yang kukenal. Ia terlihat seperti seorang ayah yang sedang berjuang demi putrinya.

“Tenanglah… Putri kita akan selamat… aku sudah meminta teman-temanku untuk mendonorkan darahnya…” Heechul mendekatiku kemudian mengecup keningku, “Yesung dan Jungmo malah sudah di periksa oleh Dokter. Semoga darah mereka cocok untuk putri kita.”

Heechul tersenyum mengingatkan aku betapa lelahnya dia. Lingkaran matanya terlihat sangat jelas. Dia bahkan belum tidur sejak aku melahirkan. Dia terus menjaga bayi kami. Anak-anak kami.

“Apa kau menyayangi mereka?” tanyaku

“Siapa?? Anak-anakku?? Tentu saja… aku sangat menyayangi mereka… sangat…” Heechul memelukku. Aku membalas memeluknya. Dia membelaiku dan membiarkan aku tertidur dalam pelukannya.

>>deson<<

Aku baru saja selesai memasukan ASI-ku kedalam botol ketika Heechul masuk bersama Yesung dan Jungmo. Ia memamerkan senyuman mautnya. Senyum yang aku sukai. Dia menghampiriku lalu memelukku dengan erat.

“Dia sudah sehat.” Dia berbisik tepat ditelingaku, “Dia menghabiskan banyak darah Hongki.”

Aku terkekeh mendengarnya, “lalu dimana Hongki??”

“Dia masih beristirahat diruang sebelah.” Dia mengacak-acak rambutku.

“Ingatkan aku untuk berterimakasih padanya.” Ucapku diikuti anggukan Heechul.

“Kau juga harus berterimakasih pada kami, Yeosin-ah… kami juga menyumbang darah kami untuk putrimu, walau sedikit.” Ucap Yesung sambil memarkan bekas jarum yang ada di tangannya.

“Terimakasih Oppaddeul… kalian penyelamatku.” Ucapku diiringi sebuah senyuman yang lebar.

“Kau tau, dia sangat cantik.” Jungmo menarik sebuah kursi lalu duduk di sebelah ranjangku, “aku bahkan sampai terpesona melihatnya. Kurasa aku jatuh cinta padanya.”

“Yak~~~” Heechul menatap Jungmo dengan dingin.

“Aku hanya bercanda Hyung…” Jungmo nyengir kemudian menyerahkan selembar foto padaku.

Aku memadang poto putriku. Aku meraba wajahnya dengan tanganku. Aku berharap dia segera keluar dari inkubator dan segera bermain denganku. Aku tidak sabar untuk menggendongnya.

“Dia cantik karena mewarisi kecantikanku.” Ucap Heechul membuatku menatapnya.

“Dia cantik karena didalam tubuhnya mengalir darahku.” Ucap Hongki sambil masuk, tangannya masih memegang susu untuk penambah darah, “aku yakin jika dewasa nanti, dia akan mempunyai suara yang bagus sepertiku.”

Hongki menyedot susunya. Ia terlihat pucat dan sangat kelaparan karena baru saja mendonorkan darahnya untuk putriku. Anak itu… sangat polos, meski terkadang menyebalkan dia orang yang sangat baik.

“Jika suaranya bagus maka itu karena darahku yang mengalir di tubuhnya.” Ucap Yesung tidak terima.

“Tapikan aku menyumbang sekitar 75% darah yang ia butuhkan.” Hongki menatap susunya yang sudah habis, ia memengangi lehernya yang masih terasa haus. Ia mengedarkan pandangannya kemudian menatap botol susu yang ada di tanganku, “Yeosin-ah bolehkan aku minta susu yang dibotol itu.”

Aku menatapnya dengan tajam, “Andwaeeee…. ini untuk putriku.”

>>deson<<

“Yeosin-ahhh..” Ryeowook oppa masuk dan langsung memelukku, “kau membuat kami khawatir.”

Anak-anak suju lainnya masuk dengan senyum mengembang diwajah mereka.

Aku menatap Ryeowook dengan penuh tanya.

“Pertama kau pergi dari rumah sakit dan membuat Heechul hyung uring-uringan. Dia bahkan meninggalkan beberapa acara yang dia pegang. Lalu setelah itu Heechul menemukanmu dan kau masuk rumah sakit lagi. Aku hampir tidak percaya saat Heechul bilang kau melahirkan.”

“Bahkan kami tidak tau kau hamil.” Sambung Eunhyuk.

“Heechul membuatku panik saat dia bilang butuh darah AB.” Ucap Siwon, “Dia bahkan menyuruhku untuk mengganti golongan darahku lalu mendonorkannya pada putri kalian. Kurasa dia kehilangan logikanya saat panik.”

“Dia juga mengumunkannya di twitter, facebook, m2day, tumblr dan semua akun yang dia punya jika dia butuh darah AB.” Tambah Shindong, “dia membuat tren topic di seluruh dunia. Dia memang ayah yang hebat.”

Aku merapatkan mulutku tidak percaya. Aku tidak tau bahwa Heechul akan melakukan hal itu. Aku sendiri tidak terpikirkan cara untuk mempublikasikannya di twitter dan sejenisnya.

“jjang jjang… lihatlah…” Sungmin menunjukanku sebuah foto, “dia lucu sekali?”

Aku memandang foto yang di itu… putriku dan Sungmin.

“Dia sempat membuka matanya dan tersenyum padaku. Dia sangat cantik sekali.” Ucap Sungmin bangga.

“Terkahir kali aku melihatnya… tubuhnya masih kuning dan Dokter belum mengijinkanku untuk melihatnya lagi karena aku masih lemah.” Ucapku sambil menatap foto putriku.

“Aku juga berfoto dengannya…” Leeteuk memamerkan fotonya

“Leeteuk hyung membuat putri mu menagis.” Ucap Shindong, “baru sebentar ia mengendongnya putrimu langsung menjerit.”

Aku menatap Shindong, “kenapa dia menangis?”

“Mungkin karena dia takut melihat wajah Teuki hyung yang mengerikan.” Celetuk Kyuhyun polos

“Yak~ kau ini dia kehausan bukan takut padaku.” Sergah Leeteuk.

“Lihat… Aku yang memberikan susunya untuk putrimu.” Ucap Eunhyuk bangga. Ia memamerkan poto yang ada di ponsel Donghae.

“Harusnya aku yang memberikan susunya tapi Hyukkie tidak mau menyerahkan susunya padaku. Akhirnya dia yang memberikan susunya.” Keluh Donghae merasa tidak terima karena hanya menjadi tukang foto.

“Aku bahkan belum menggendong bayimu sama sekali. Para dokter itu sudah mengusir kami gara-gara hyung-hyungku ini sangat berisik.” Gerutu Kyuhyun.

“Yak~ dia itu makhluk hidup bukan boneka. Kau mau membunuhnya dengan cara menggendongnya.” Cerca Ryeowook

Mereka tertawa. aku iri pada mereka. Mereka sudah melihat bahkan menggendong putriku sementara aku belum melihatnya lagi,

“Sudahlah Oppa… kau bisa bermain dengannya nanti, setelah dia besar.”

Kyuhyun menggembungkan pipinya, ia masih terlihat kesal karena tidak berhasil menggendong putriku.

>>deson<<

Aku mengeratkan pelukanku pada Heechul. Aku menyuruh Heechul untuk tidur di tempat tidur bersamaku. Dia menolak awalnya. Tapi aku memaksanya hingga dia menuruti keinginannya. Aku tidak ingin dia kelelahan karena mengurus kami. Ia terlihat sangat lelah sekali.

Kami tidur dengan saling berpelukan. Heechul memelukku sangat erat. Tidak ada siapapun di kamarku kecuali kami berdua. Eomma pulang ke Cheongju dan akan kembali lusa dan Eommonim pulang ke Kangwon untuk mengurus nenek, nenek bilang dia ingin melihat cicitnya.

Aku menyusuri lekuk wajahnya, setiap inci tidak ku lewatkan sama sekali. Betapa aku sangat merindukannya. Sangat.

“Kau kesempitan?” tanya Heechul dengan mata terpejam.

“Tidak. Aku senang melihatmu saat sedang tidur.” Ucapku sambil terus menyusuri wajahnya dengan jariku.

“Apa aku begitu tampan saat sedang tidur.”

Aku terkekeh, “apakah jika putraku hidup dia akan seperti ayahnya??”

“Tentu saja. Dia akan setampan ayahnya dan sehebat ibunya.” Dia membuka matanya, “Kau tau… putri kita sudah semakin sehat dan dia terlihat sepertimu, cantik seperti ibunya.”

Aku menggembungkan pipiku, “kapan aku bisa menggendong dan memeluknya.”

“Sabarlah sayang~~” dia mencubit hidungku, “kau masih lemah dan dia masih harus di inkubator.”

“Tapi… Sungmin Oppa, Leeteuk Oppa, Eunhyuk Oppa sudah menggendongnya.”

“Itu karena dia harus di beri makan.”

Aku mendecak kesal.

“Arra~… besok aku akan meminta suster membawakannya padamu. Jadi sekarang kau tidurlah.”

Heechul membelai kepalaku lalu mencium keningku. Ia bersenandung pelan di telingaku hingga aku tertidur.

>>deson<<

Heechul menepati janjinya, ia membawa putri kami. Ia membawa boks bayi agar putri kami bisa di pindahkan dari ruang bayi. Aku masih dilarangnya untuk mengendongnya. Katanya aku masih lemah, dan putriku masih sangat rentan. Heechul memberikan ASI yang sudah kumasukan kedalam botol, aku bisa melihat dia sangat kelaparan.

“Dia masih lapar.” Ucapku saat melihat susunya habis.

“Masukkan lagi susunya…” Heechul memberikan botol itu padaku

Aku mendengus kesal, “sini biar aku yang beberikan susunya langsung.”

“Tapi…”

“Kim Heechul-ssi,” Aku menatapnya tajam, “aku tidak akan mencelakakan putriku sendiri.”

Heechul menatapku dan putri kami bergantian. Ia tampak tidak suka aku menggambil putriku dari tangannya. Bukan, dia memang tidak suka orang lain menggendong putrinya.

“Oeee… hoeee….”

Putri kami menggeletiat di tangan Heechul.

“Dia masih lapar Oppa~…”

Heechul mendongkah menatapku saat aku memanggilnya Oppa. Aku bisa melihat senyuman tipisnya. Dengan pelan-pelan dia menyerahkan putriku kepangkuanku. Ia lalu duduk disampingku lalu memelukku dari belakang sambil terus menahan tanganku agar tidak menjatuhkan putri kami.

Aku melihat bayiku masih merengek di tangganku. Ia terus mengeliat kehausan.

“Cepat berikan susunya.” Ucap Heechul yang masih menyangga tanganku.

Aku menoleh padanya, “Jangan lihat. Aku malu.”

Heechul terkekeh, ia berbisik padaku, “Aku sudah pernah melihat semuanya, jadi apa yang membuatmu malu.” Aku merasakan wajahku memerah.

Heechul membantuku melepas pengait braku. Aku membuka kancing bajuku lalu mulai mengeluarkan putingku. Putriku semakin kencang rengekannya. Ia terdiam saat pipinya menyentuh putingku. Dia menggeliat mencari puting susunya.

“Dia terlihat sangat kehausan.” Ucap Heechul saat melihat putrinya menyedot susunya dengan kuat.

Aku menatap wajah putriku. Aku bahagia bisa memberikan dia ASI secara langsung. Seperti ada gelombang yang menghubungkan kami berdua. Sesuatu yang hanya bisa dirasakan olehku dan putriku saja.

“Apakah suster itu tidak pernah memberinya makan.” Ucapku kesal sambil membelai kening putriku, air ASI-ku sudah hampir habis tapi ia masih saja menyedotnya dengan kencang.

Heechul hanya terkekeh.

“Oppa~~” kami mendongkah saat melihat Sulli berteriak kencang, “Omona~” ia kemudian menutup wajahnya saat melihatku sedang menyusui.

“Astaga…” ucap Krystal dan Luna bersamaan saat melihat posisi Heechul yang…

“Mianhae…” ucap Heechul tanpa dosa, “aku harus menyangganya agar Yeosin tidak menjatuhkan bayi kami.”

Mereka bertiga menggumamkan huruf ‘o’

“Annyeonghaseo…” sapa Victoria yang baru datang, “maaf kami baru menjenguk kalian.”

“Tidak perlu minta maaf, aku senang kalian bisa datang.” Ucap Heechul sambil milirikku.

“Kami membawakan ini untuk kalian.” Amber meletakan parcel buah di meja.

Aku menatap putriku. Ia sudah melepaskan putingku. Sepertinya dia sudah kenyang. Heechul langsung menggambil putriku dari tanganku. Aku menggembungkan pipiku, kesal.

“Wah kyeopta.” Ucap Sulli sambil melihat putriku, “Bagaimana bisa dia sangat mirip denganmu Oppa??.”

Heechul tersipu malu. Aku bisa melihat rona merah di wajahnya.

“Siapa namanya?” tanya Luna

Heechul memandangku.

“Namanya Kim Yeohee.” Heechul terlihat kaget saat aku menyebutkan nama Yeohee. Aku tersenyum dan dia membalasnya.

Para member F(x) sangat senang melihat putri kami. Sulli bahkan mengajak bayi 5 hari itu berbicara. Aku terkekeh saat melihat tingkah lucu Sulli.

“Waah bayiii…” Jonghyun langsung masuk kedalam kamarku. Ia langsung menghampiri Heechul yang sedang menggendong Yeohee.

Ia dan Minho berusaha berebut perhatian Yeohee.

Taemin hanya bisa pasrah saat hyung-hyungnya menggendong Yeohee. Semetara Onew menghampiriku dan melihat Yeohee dari jauh.

“Kau harus mengobati rasa takutmu pada anak kecil.” Ucapku pada Onew.

Ia tersenyum jail, “boleh aku mengendong putrimu untuk mengobati rasa takutku.”

Aku menatap mata sipit Onew dengan tajam, “Andwae… aku ingin umur putriku panjang.”

>>deson<<

Setelah kedatangan member F(x) dan SHINee. Kami kedatangan member SNSD, dan beberapa artis dan karyawan SM lainnya. Selain itu beberapa artis dan kerabatku dan Heechul berdatangan. Ada Park Jinyoung, dan Sohee, Anak FT Island dan artis lainnya. Teman-temanku sesama Miss Korea dan banyak lagi.

Yeohee tidak rewel. Ia tidur di boksnya dengan tenang. Ia hanya merengek ketika ia lapar atau buang air. Bahkan ia membuka matanya dan bermain dengan cowok ganteng. Catat, Ia hanya akan membuka matanya untuk cowok ganteng seperti Choi Minho, Jang Geunsuk,  Jonghun FTI, Jung Yunho, Song Jongki, Jung Yonghwa, Junsu, Taecyeon, Wooyoung, jinwoon, Lee Seung-Gi, G-dragon dan yang lainnya. Jika di perhatikan anak itu semakin hari semakin mirip ayahnya.

Malam harinya kami mengadakan konfrensi pers untuk wartawan. Mereka terus bertanya tentang twitter Heechul dan kabar simpang siur mengenai bayi kami.

Kami kami mengadakan konfrensi pers di ballroom rumah sakit karena sebenarnya dokter masih melarangku turun dari kasur. Tapi aku memaksa aku ingin menemani Heechul.

“Istriku melahirkan bayi kembar. Perempuan dan laki-laki.” Ucap Heechul sambil mengendong putri kami, “Putraku, Kim Namhee lahir pertama kali pukul 11.40 panjangnya 48cm dan beratnya 3,5kg, dia meninggal lima jam setelah dilahirkan.”

Heechul memandangku saat mengatakan itu. Aku menggenggam tangannya memberikanya kekuatan. Aku bisa mendengar ucapan bela sungkawa dari teman-teman wartawan.

“Lima menit kemudian, putriku Kim Yeohee lahir dengan berat 4,5kg dan panjang 59cm.” Heechul memandang Yeohee yang tertidur di pangkuannya.

Ia tidak mengijinkan wartawan mengambil foto Yeohee terlalu banyak. Dokter juga melarang pemakaian lampu bliz yang berlebihan. Karena Yeohee masih terlalu kecil dan rentan.

“Setelah dilahirkan Yeohee mengalami masa peralihan. Ia terkena penyakit hemolitik karena perbedaan golongan darah di tubuhnya. Saat di dalam kandungan ia menerima darah A dari Yeosin dan saat ia lahir dan bernafas ia memproduksi darahnya sendiri. Ia memiliki golongan darah AB. Darahnya menolak darah Yeosin dan membuat tubuhnya menjadi kuning.”

“Dokter mengatakan bahwa Yeohee harus mendapatkan darah AB sementara rumah sakit dan aku sebagai ayahnya tidak bisa memberikannya. Aku khawatir akan kondisi Yeohee maka aku menelepon semua orang dan membuat twit di twitter. Aku benar-benar panik saat itu. Yang aku tau aku harus mendapatkan darah yang sehat untuk putri kami.”

“Terimakasih bagi semua teman-teman yang sudah mendukung kami. Kami meminta doa kalian untuk kesembuhan putriku Yeohee dan istriku Yeosin.”

>>deson<<

>>3 month later<<

Aku berdiri disamping Heechul. Aku tidak percaya. Tapi ini terjadi. Aku kembali lagi bersama Heechul dan melangsungkan resepsi pernikahan kami yang tertunda. Aku melihat Yeohee yang sedang di gendong oleh Eommonim dan di kelilingi oleh para lelaki. Aku heran sebenarnya siapa pengantinnya? Aku atau Yeohee? Kenapa Yeohee yang menjadi pusat perhatian.

“Untung gaunnya masih muat.” Ucap Sanni melepas perhatianku pada Yeohee

“Yak~ Eonni… memangnya sekarang badanku sebesar apa sampai gaun ini tidak muat.” Selaku tidak terima jika ada yang bilang aku gemukan setelah melahirkan.

Leeteuk terkekeh disamping Sanni. Aku juga baru tau jika Sanni adalah kekasih Leeteuk. Mereka baru saja jadian.

Para member lainnya membawa pacar sendiri-sendiri. Donghae dan Chaesun yang sedang memikirkan strategi untuk mengambil buklet bunga atau pasangan lain yang sibuk mojok dimana-mana. Aku juga melihat Eunhee dan Junho di sudut ruangan.

Aku sudah tidak marah lagi pada Eunhee tapi kadang aku masih tidak suka kedekatan Eunhee dan Heechul. Bahkan Yeohee selalu menangis jika dekat dengan Eunhee. Aku tidak mengerti tapi Yeohee selalu menolah di gendong oleh Eunhee. Atau anak itu memang tidak suka digendong oleh wanita lain selain ibunya, Mollayo~

“Kau cantik sekali.” Ucap Heechul tepat ditelingaku.

Aku menoleh padanya lalu melingkarkan tanganku dibahunya. Aku tau dia bukan pria romantis yang sering memberikan istrinya bunga atau puisi yang indah.  Tapi aku suka caranya berkata pelan tepat ditelingaku, seakan hanya aku yang bisa mendengar ucapannya.

“Aku tidak mendengarnya.” Godaku.

Ia tersenyum tersipu, “Nyonya Kim… Kau sangat cantik.”

Aku tersipu mendapat perlakuan seperti itu

“Ehemmmm.” Sebuah suara membuat kami tersadar bahwa kami sedang berada di tengah pesta, “Ayo cepat lemparkan bunganya.”

Heechul menggenggam tanganku. Ia menatapku sebelum melepar bunga. Kami berdua sama-sama melemparkan bunganya kebelakang.

Aku bisa melihat bunga itu jatuh ke tangan Junsu. Junsu sendiri kaget mendapat bunga itu. Akhirnya ia memberikan bunga itu pada Choi Eunri, gadis yang diajaknya ikut ke pesta ini. Wajah gadis itu merona merah saat Junsu memberinya buklet bungaku.

“Jangan pernah pergi dariku lagi.” Gumam Heechul tepat ditelingaku. Ia melingkarkan tangannya di perutku.

Aku menyandarkan kepalaku di bahunya, “Kau hanya memberiku dua opsi, ingat itu? mencintaimu atau meninggalkanmu. Dan setiap aku meninggalkanmu aku selalu kembali padamu. Maka sekarang aku memilih untuk mencintaimu.” Aku memandang Heechul lagi

“Aku juga mencintaimu… tapi sepertinya aku juga mencintai Yeohee.”

Aku mendelik padanya, “Dia anakmu, Kim Heechul-ssi.”

Heechul terkekeh, “kau tidak boleh cemburu pada anakmu.”

“Bagaimana aku tidak cemburu, kau terus bersama Yeohee sementara aku kau tinggalkan.” Aku mendecak kesal, “pokoknya, malam ini Yeohee tidur bersama Eommonin dan abeoji.”

“Nyonya Kim… masa kau tega membiarkan anakmu tidur dengan neneknya.”

Aku menutup telingaku tidak peduli.

Aku ingin egois. Sekali ini saja. Aku ingin memilikinya seutuhnya, semua yang ada didalam dirinya. Kelebihannya. Kekurangannya. Aku ingin terus mencintainya. Tidak peduli suatu saat nanti dia akan meninggalkanku. Aku tidak akan pernah meninggalkannya lagi.

>>deson<<

Apa itu pengorbanan? Berdiri dengan hati terluka, sementara dia memikirkan gadis lainnya.

Apa itu kesetiaan? Tetap bertahan menunggunya meski dia tidak pernah datang meski  hanya untuk sekedar berterimakasih.

Lalu… Apa itu cinta?

Cinta adalah dimana kita menjadi orang yang paling bodoh didunia ini.

Berdiri dengan tangan dan hati terluka,

Meski demikian kita masih tersenyum karena hanya dengan melihatnya tersenyum pada kita bisa mengobati seluruh luka yang ada.

Bodoh karena saat berhadapan dengan cinta, kita tidak memerlukan logika.

Terkadang kita seperti orang bodoh saat berhadapan dengan cinta, bukan karena kita bodoh tapi karena kita tidak cukup pintar untuk mengungkapkannya, tidak cukup cakap untuk menyadarinya.

TAMAT~~~

\^o^/ horeeee…. akhirnyaa tamat juga hhhh… Eottokhe??? aneh kah??? semoga semuanya bisa ikut berbahagia… jangan sedih karena g da Namhee disini… Namhee ada kok baik2 aja… dia lagi main sama Jongki kkkk

Ada yang masih bingung kah??? mau di tambahin??? mau Heechul side atau Junsu side??? salah satu aja g bisa dua2nya okeh…

pake alasan yah milihnya… alasan terunik bakal dikabulin okey… ^^

_deson_

Leave a comment

23 Comments

  1. tivaclouds

     /  August 8, 2011

    Aigo…sumpah…keren banget…

    Ak merinding disko krna terharu pas heechul nyari donor darah AB.he’s really the great appa.

    Like

    Reply
  2. aigooo teteh akhirnya kelar jg nie ff…..
    AAAAAAAAAAAAA aku suka sama endingnya….
    walaupun agak sedih knpa anak cwonya mesti meninggal….
    dan kenapa anak cewenya hanya membuka mata klo liat cwo cakep
    hihihihihihih kecil” dah genit kya appanya
    heheheheehehhe

    Like

    Reply
  3. vanny

     /  August 8, 2011

    hoahhh…. dah kelar toch *tebar kembang*
    suka part ini…dari atas ampe bawah aku suka haha…
    ternyata gitu ya kalu anak AB, susah jg ya..kasian babynya.
    tapi sekarang rata2 baby kalu lahir dah kuning ya *lah kok ngelantur*

    anak temen ku jg gitu, cowok. dia maunya di gendong ama cewek, kalu cowo slain bapaknya ga mau. trus kalu ada cewek cantik lewat matanya lgsg melotot padahal umurnya baru 1 taon hahaha

    seru jg kali ya kalu ada member suju punya anak, bapaknya ga cuman 1 tapi semua member hahaha..

    kyyaa…. anak f(x) liat adegan porno dunk, mana masih pada bocah lagi itu hahahaha

    loch..loch…lochhhh kok ada eun ri disitu bareng ama junsu, gimana critanya?? kapan ketemuannya?? tolong ya dijelaskan secara eksplisit, jelas dan terurai wakakakakak

    Like

    Reply
    • bukan karena darah AB tapi darah ibunya ma anaknya g cocok
      kok kuning??? wah patut di curigain… bukannya klo bayi lahir itu merah yah???
      wah wah lucu juga tuh anaknya hhh…

      yang ada anaknya patah tulang di oper sana sini

      untung yg liat member F(x) bukan member Shinee atau DBSK hhhh

      gimana yah ceritanya… tunggu kisah selanjutnya
      bersambung… (?)

      Like

      Reply
  4. kimbyen

     /  August 10, 2011

    ak gbs bayangin heechul pny anak…trasa aneh *maaf kim heechul sshi* ak suka bgt, heechul update twitter cri donordrah gol AB smpe trendtopik, keren bgt… Bkinin heechul side, ak pnasaran bgt am prasaanny am yeosin gmn??

    Like

    Reply
  5. rinaaays

     /  August 10, 2011

    yeeeeee last part 🙂 akhirnya happy ending juga

    aku maunya heechul side oenn, banyak yg disembunyiin sama heechul
    soal eunhee, terus perasaan dia wktu liat yeosin sm junsu, dll

    kasina juga yg namhee meninggal 😦

    Like

    Reply
  6. Kyaaaa happy ending 😀 aaa heenim emang ayah yang baik xD ga bayangin gimana ‘kurang ajar’ nya si yeohee ntar pas gede, masih kecil aja udah genit gitu, emaknya isengnya ga ketulungan, ayahnya lagi, narsisnya parah. hahahaha

    err mau heenim side onn. kalo junsu side ga tega, mesti miris banget 😐 penasaran juga gmn kalo dari pov nya hee :D.

    Like

    Reply
    • Ya~ Yeohee g kurang ajar.. Yeohee itu anak baik berhati malaikat kayak makaknya hhhh
      lah emang Junsu miris banget yah perannya ckckck

      Like

      Reply
  7. aku baru baca ni ff keren…

    Like

    Reply
  8. lhoh, berat bayinya 35 kg sama 45 kg?? itu bayi kembar kenapa segitu beratnya? bayi kembar bukannya beratnya cuma skitar 2 kg ya? dan yeohee panjangnya jg 59? omo~ jd inget anaknya peter crouch yg panjangnya 71 pdhal umurnya belom nyampe 5 bulan. bayi panjang 51 aja udah panjang.
    #komen gak penting.
    ceritanya udah bagus sih, jd yg dikomen cuman hal2 gak penting. ahahahaha. #ditabok author

    Like

    Reply
    • ㅋㅋㅋ
      Sebenernya it berat aku n ade aku waktu lahir kkk
      Gak nyambung jg si ma cerita tp aku emg g tau brt byi prematur tu brp ㅋㅋㅋ
      Thanx dah komen

      Like

      Reply
  9. sweebee

     /  September 10, 2011

    Omo..omo.. Yeohee.. kponakanku paling cantik.. sini sama Jumma.. *gendong Yeohee ajak jln2 cari dokter cakep*

    Oh ya..lupa.. Teteh… Chukae… hmm.. udh emak2 ya skrng.. *kasih Teteh bingkisan*

    Aku suka bgt sama endingnya.. spt biasa keren…*minjam jempol Oppadeul n acungin ke Teteh*

    Like

    Reply
  10. Annyeong q reader bru…
    Ranty imnida 14 y.o..
    Mian ga komment d’ff sbelumnya….

    huah q ska bgt ff.a plgie cast.a ahjushi aku(nunjuk2 chullie ahjushi)….
    ga tau mo ngoment apa pkok.a nie ff bkin mta.q bengkak tdi pgi jdi ke sekolah jdi malu kyak d’ptusin pcar..ha

    pkok.a ff nya bgus terus bwt ff marriedlife yg cast.a chullie ahjushi ya…^^

    Like

    Reply
  11. monkeye

     /  November 13, 2012

    Heenim = Great appa. Daebak thor

    Like

    Reply
  12. sagittaliez

     /  May 18, 2013

    yayyyy Happy end •jingkrak jingkra• baby yoeohee tau aja ama cwo cakep >.<
    ouh iya thor nenek nya heenim gmana?? masih hidup kah??? 😀

    Like

    Reply

Leave a comment