CoffeeMilk: RAMYEON PEDAS

CoffeeMilk 26 Ramyeon pedas  (?)

 

Yeosin tidak bisa menutup matanya. Ia lapar, tentu saja sejak tadi pagi ia hanya makan roti. Yeosin mengedarkan pandangannya. Gelap. Ia tidak menemukan Heechul di sampingnya. Ia menarik selimutnya kemudian keluar kamar.

Ia mendapati Heechul sedang terlelap di sofa, kakinya yang panjang terjulur ke atas sofa. Yeosin mengambil makanan lalu memakannya sambil menatap Heechul. Hatinya sedih tapi ia tidak bisa menagis. Ia makan dalam keadaan diam dan terus menatap Heechul yang masih terlelap.

Pertanyaan-pertanyaan muncul di kepalanya.

Apa dia masih mencintai pria itu? apa dua tahun tidak akan merubah semuanya? Bagaimana jika ada pria lain? Bagimana jika ada wanita lain?bagaimana hidupnya nanti. Bagaimana jika ini… bagaimana jika itu…

Yeosin menutup matanya, “Pasti akan ada pria dan wanita lain.” Gumannya.

Dua tahun itu, 23 bulan bukan waktu yang sebentar. Pasti akan ada yang berubah, bukan hanya prilaku tapi juga hati.

Yeosin berhenti makan lalu dapur. Ia membasuh wajahnya.

Ya, dua tahun ituu…

Ini seperti dejavu bukan?? Pertama kalinya ia memutuskan untuk meninggalkan Korea dan menetap di New York, karena sakit karena Heechul lebih memilih gadis yang lebih tua 5 tahun darinya. Kecewa pada dirinya sendiri, karena tidak bisa berbuat apa-apa. Setiap hari ia menghabiskan waktunya bersama orang-orang asing, bercerita dengan riang seolah ia tidak terjadi apa-apa. Ia hanya berharap setelah dua tahun, lukanya akan hilang.

Dua tahun itu sudah berlalu, Heechul putus dengan pacarnya dan hubungan itu kembali dekat. Dua tahun…

Bahkan mereka belum menghabiskan dua tahun bersama, tapi Heechul harus pergi lagi. pergi menunaikan kewajibannya sebagai pria Korea.

De javu…

Perpisahan itu kembali memisahkan mereka sama seperti satu setengah tahun lalu. Saat ia harus mengangkat kaki demi meraih Heechul dan mengubur sakit hatinya. Kini ia harus melihat Heechul pergi. Untuk sekali lagi.

“Kim Heechul-ssi…” Yeosin menggoyangkan tubuh Heechul

Heechul mengerang.

“Ayo pindah…”

Heechul membuka matanya perlahan.

Yeosin kemudian memboyongnya ke kamar.

“Kau tidak boleh tidur di sofa, nanti badanmu sakit. dan apa kata orang jika melihat kau tidur di sofa padahal kita baru saja menikah.” Omel Yeosin panjang lebar.

“Chankaman…” Heechul menarik tangan Yeosin, “Kau baik-baik saja?”

Yeosin menggangguk, “tidak pernah sebaik ini.”

Heechul tersenyum, ia tau Yeosin berbohong. Pria itu lalu memeluknya lalu menggumamkan sebuah lulaby. Lulaby yang sering ia nyanyikan saat Yeosin tidak bisa tidur. Ini adalah kali pertamanya Yeosin mendengarkan lagu itu secara ‘live’ tanpa ada sambungan telepon dan sebagaiannya. Ia bisa mendengar suara asli Heechul yang bergumam di telinganya. Suara Heechul sedikit bergetar, entah karena ia setengah sadar menyanyikannya atau karena ia sangat sadar bahwa ia akan meninggalkan gadisnya dalam beberapa waktu.

>>deson<<

Heechul mengerutkan keningnya saat melihat Yeosin masih berada di rumah. Setahunya kemarin anak itu masih berkutat di leptopnya gara-gara tugas yang harus di kumpulkan hari ini. Ocehan pedas tentang salah satu dosen yang menyebalkan atau dirinya yang terlalu hiperbolis dalam menceritakan sesuatu. Ia tau Yeosin, kadang-kadang terlalu berlebihan jika menceritakan tentang perasaannya.

“Ms Lee-ah tidak masuk, dia selalu begitu membiarkan mahasiswanya menunggu dan satu jam kemudian baru memberitahu jika ia tidak masuk.” Coloteh Yeosin tanpa ditanya, suasana hatinya benar-benar tidak dalam keadaan yang baik, “dan Ms Moon… hufft aigooo~ dia juga tidak akan datang.”

Heechul mengerutkan keningnya. Ia memperhatikan Yeosin yang sedari tadi berkutat dengan bumbu rahasianya di dapur. Ia terus mengoceh dan tangannya terus bergerak memotong, mengupas, mengaduk dan entah apa lagi yang dia lakukan. yang jelas dia terlihat sangat sibuk.

“Sepertinya enak sekali menjadi dosen, bisa datang dan pergi seenaknya. Jika tidak suka dengan mahasiswanya ia bisa memberikan nilai D, aigooo… aku benar-benar ingin cepat lulus.” Yesoin mengembungkan pipinya sebal

Yeosin terlihat berbeda di mata Heechul. ehmmm… entah lah, tapi seorang perempuan yang sudah menikah mempunyai auranya sendiri. Ia ingat beberapa teman wanitanya yang nampak biasa di matanya, tapi seteah mereka menikah, mereka tampak bercahaya. Mereka tampak cantik. Bukan karena bedak atau lipstik yang di pakai oleh suami mereka tapi ia seperti memancarkan cahaya dari dalam. Mereka tampak sempurna.

Dan kini ia melihat hal itu dalam diri Yeosin. gadis itu bercayaha. Berlumuran cahaya. Ia tampak begitu sempurna. Rambutnya di gulung hingga membuat Heechul lebih leluasa melihat wajahnya. Bibir kecilnya yang terus bergerak mengeluarkan celotehannya. Ah~ Heechul ingin sekali bibir itu. gerakan tangannya, tubuhnya dan semuanya. Yeosin terlalu indah saat ini.

 “Kau ingin cepat lulus karena bosan dengan dosennya atau ingin cepat punya anak dariku?” Heechul tertegun mendengar ucapannya. Ia sendiri kaget dengan kata-kata yang barusan ia keluarkan.

Yeosin menoleh, “mworago??”

“Lupakan… aku…” Heechul mengibaskan tangannya ke udara.

“Aku akan menemanimu seharian.” Wajah Yeosin kini berganti menjadi serius, ia memandang Heechul dengan lekat, “tidak bukan seharian tapi satu minggu penuh. Aku akan menemanimu pergi registrasi, pergi ke acara-acara terakhirmu dan membantumu berbenah.”

Heechul menatap Yeosin, “Kau yakin??”

Yeosin mendekati Heechul kemudian menatap matanya, “berikan aku satu minggu itu dan kubiarkan kau pergi untuk dua tahun.”

“Aku hanya pergi untuk satu bulan, nanti aku bisa kembali lagi.”

Yeosin memalingkan wajahnya, “Aku tidak yakin. Aku harap kau datang saat ulangtahunku, saat wisudaku. Itu saja”

Heechul membelai pipi Yeosin, “Aku pergi untuk satu bulan dan akan kembali di hari ulang tahunmu, percayalah aku akan di sampingmu saat itu. dan saat wisudamu, aku juga akan datang dan memberi bunga yang paling indah. Berdiri dengan bangga bersama tamu-tamu yang datang.”

“Jangan membual terus Kim Heechul-ssi, kau itu pandai membuat janji. Kau sering berjanji ini dan itu padaku tapi mana buktinya kau selalu melanggarnya. Untuk kali ini, jangan melarangku.”

“Baiklah jika itu yang kau mau.”

>>deson<<

“Saengil chuka hamnida… saengil chuka hamnida, saranghaneun uri Chaesun, saengil chuka hamnida.”

“gomawo…”

“Chaesun-ah, aku mau bertanya satu hal.”

“Apa??”

“Bagimana rasanya ulang tahun saat jauh dengan Donghae?”

“Biasa saja…kenapa??”

“Tidak apa-apa…”

“Jangan bilang kau masih memikirkan wamil??? Aigoo Yeosin-ah… selama lima tahun hanya satu kali kau merayakan ulang tahun bersama Heechul Oppa, yaitu tahun kemarin dan itu pun dia hanya datang dan mengucapkan selamat ulang tahun tiup lilin lalu pulang. selesai. Sudahlah jangan bersedih lagi, dia kan hanya pergi dua tahun bukan selamanya. Jadi kau tidak perlu takut.”

“…”

“Apa artinya dua tahun jika kalian masih bisa menghabiskan sisa umur kalian berdua.”

“Chaesun-ah…”

“Ne…”

“Sering-seringlah ulangtahun. Jika setiap ulang tahun otakmu menjadi waras. hhh”

“Yak~”

>>deson<<

Pergi ke radio, ke Music Bank, Inkigayo dan acara-acara lainnya. Pergi menemaninya makan, potong rambut dan membeli beberapa perlengakapan lainnya. Yeosin ingin mengabadikan moment-moment itu. Walaupun satu minggu saja ia ingin berada di dekat Heechul tanpa ada pertengkaran.

Yeosin melihat Siwon membawa Heebum. Heechul sengaja menitipkan Heebum pada Siwon, karena Siwon punya banyak pembantu dirumahnya meskipun ia sibuk masih ada pembantunya yang merawat Heebum dengan baik. Selain itu, karena ia tau Yeosin tidak begitu menyukai kucing.

Mereka berkumpul di apartermen Heechul. Heechul tidak ingin merayakan dengan besar-besaran. Heechul tidak ingin member Super Junior mengantarnya. Ia hanya pergi untuk sementara waktu dan itu tidak akan lama.

“Dia tampak gemukan.” Ryeowook mengambil cemilan lalu duduk di samping Yeosin yang terus memperhatikan Heechul.

“Kemarin dia sempat drop, aku takut ia akan sakit saat di camp.” Lirih Yeosin yang mulai berpikir bahwa Ryeowook benar, dengan tampilan Heechul yang botak seperti anime kesukaannya jjinbang, ia terlihat lebih berisi. Sejak dulu ia ingin melihat tubuh Heechul berisi, meski tidak berbentuk seperti Siwon, tapi ia selalu membenci tubuh kurus kecil dan tinggi Heechul.

“Kini dia bukan seorang anak kecil lagi dia seorang super strong heart Kim Heechul.” Ryeowook menepuk bahu Yeosin, “dia selalu mempunyai cara pikir yang berbeda, dan dia juga mempunyai alasan yang kuat kenapa dia melakukan itu.”

“Menikahiku secara mendadak kemudian berkata bahwa dia akan meninggalkanku?” Yeosin mendecak, “Aku tidak mengerti tapi aku mencoba menuruti kemauannya. Berharap dia memberikan semua penjelasan. Tapi sampai sekarang dia masih saja diam.”

Ryeowook merangkul bahu Yeosin untuk menenangkan gadis itu, “Hyung~” Heechul menoleh, “kami kelihatan cocok bukan? Harusnya kau tidak merebutnya dariku.”

Heechul mengangguk kemudian memamerkan senyum separonya, “kalian cocok sekali seperti Nuna dan Dongsaeng.”

Wajah Ryeowook memerah. Yeosin langsung menurunkan tangan Ryeowook dari bahunya lalu menatap Heechul tajam, “Jadi maksudmu aku terlihat lebih tua dari Wookie Oppa???”

Heechul tidak menjawab. Ia hanya menatap Yeosin dengan sorot mata yang misterius.

>>deson<<

Yeosin mengembungkan pipinya sambil melangkah ke dapur. Ia melewati Haneul yang sedang membuat orange juice untuk Sungmin. Haneul tetep ingin membuatkan orange juice untuk Sungmin padahal katanya kemarin dia sakit. Sungmin tidak bisa mencegahnya karena ia juga masih sedikit cedera. Meski ia sudah bisa menari dan bernyanyi diatas panggung, ia masih perlu banyak istirahat.

“Kalian bertengkar lagi??” tanya Haneul di ikuti anggukan Yeosin, “jangan begitu nanti kau menyesal.”

Yeosin mendengus kesal, “aku marah padanya, aku kesal padanya tapi aku tidak tau harus seperti apa? Aku bingung?”

“Kenapa bingung?? Kau mencintainya dan dia juga. Tidak bingung. Semuanya jelas.”

“Tapi dia akan pergi??”

“Hanya sebulan, setelah itu dia akan pulang lagi.”

Yeosin mengerutkan keningnya, “maksudnya? Bukankah ia akan pergi selama 2 tahun???”

Haneul menggeleng, “Heechul Oppa pernah kecelakaan dan itu membuatnya tidak bisa melakukan banyak gerakan fisik. Ia akan di tempatkan pelayanan publik. Ia akan berkerja dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore setelah itu dia akan pulang ke rumah lagi. dia tidak boleh ikut dalam acara keartisan manapun atau wamilnya akan di tambah 2 tahun lagi.”

Yeosin terdiam mendengar penjelasan Haneul. Ia tidak pernah mengetahui itu. Ia tidak pernah bertanya soal wamil kepada Heechul karena ia takut Heechul marah atau dalam dirinya menolak. Ia tidak ingin mendengar Heechul wamil. Ia tau bahwa seseorang yang cacat bisa menggati wamil mereka tapi ia tidak pernah peduli, toh ia tidak akan wamil. Ia tidak pernah tertarik dalam urusan militer meski ayahnya seorang milliterian.

“Karena kecelakaan itukah??”

Haneul menggangguk.

Tapi dia tidak cacat?batin Yeosin, itukah alasan kenapa dia membenci dance dan tidak pandai ngedance. Itukah alasan kenapa dia tidak mau diantar member lain. Karena dia…

Yeosin memejamkan matanya. Ia tau hal itu tapi ia tidak pernah mau tau. Sikap egoisnya. Sikap keras kepalanya. Sikap tidak mau mendengarnya.

Padahal semuanya sudah jelas.

Yeosin tau sejak dulu bahwa Heechul bukan pria sempurna. Sebuah metal pernah bersarang di kakinya. Sebuah kecelakaan pernah hampir membuat nyawanya meregang. Ia tau semua itu tapi ia tetap menutup mata.

You’re not a man until you’ve survived military.

Begitu motto pria di Korea. Mereka tidak akan merasa seperti lelaki sejati jika belum melakukan wajib milliter. Ia sering melihat pria-pria Korea bangga karena telah melaksanakan tugas itu. Wajah mereka berubah menjadi sosok dewasa dan entah kenapa membuat mereka lebih tampan. Sebut saja aktor Jo Insung, eric, dan sebagainya, mereka terlihat semakin tampan.

Dan sisi lain, kekasihnya sendiri, ah tidak – suaminya, Tidak bisa menjadi tamtama karena luka yang ia dapat dulu. Bagaimana perasaan Heechul?? bangga??? Atau sedih???

Harusnya ia memeluk Heechul saat itu, bukan menutup telinga dan mengacuhkan Heechul. harusnya ia menguatkan Heechul, saat pria itu bersedih karena Ia tidak dapat menjadi tentara seperti Kangin dan yang lainnya.

Motto You’re not a man until you’ve survived military yang melekat dalam jiwa setiap pria Korea. Motto yang sudah mendarah daging, yang sering di jadikan alasan untuk menilai rendah kaum perempuan yang tidak diwajibkan melaksanakan tugas itu. Hanya perempuan, anak tungal dan cacat yang tidak diwajibkan.

Kecewa??? Bukan pada siapa-siapa, tapi pada diri sendiri. Mungkin itu yang dirasakan Heechul. Ia tidak bisa seperti orang lain. Menyembunyikan tugasnya adalah pilihannya. Untuk apa di gembor-gemborkan, bila dia memang bukan tentara level 1 dan 2 yang membawa senjata dan berlari menerjang musuh. Ia hanya tentara level 4 yang hanya di tau cara memegang senjata. Bukan hal yang patut dibanggakan.

“Eottokhae???” ucap Yeosin penuh kebingungan. Ia menatap Heechul yang  edang mengobrol dengan Yesung dan Shindong.

“Ne??” tanya Haneul

Yeosin tersentak, “a~ ahni… aku tidak pernah mendengar versi lengkap tentang wamil Heechul Oppa.”

>>deson<<

Hanya segelintir orang yang mengantar Heechul. Tidak. Banyak banyak ELF yang menunggu detik-detik Heechul masuk kedalam camp. Tapi hanya ada beberapa orang terdekatnya yang mengantar, termasuk Yeosin dan keluarganya.

Mereka makan siang terlebih dahulu disalah satu restoran. Senyum Heechul mengembang terus sementara Yeosin dengan ekspresi yang tidak terbaca. Ia hanya duduk di sebelah Heechul, tanpa memandang Heechul tanpa mengandeng Heechul-seolah Heechul tidak ada didekatnya.

“Yeosin-ah”

Yeosin terhenyak saat Heejin menyenggol tangannya, “Ne…”

“Eomma bertanya apa kau ingin tinggal dengan kami di kangwon-do atau tetap di Seoul?” tanya Heejin lagi.

“Eh…” Yeosin melirik Heechul, ada ketidakrelaan didalam hatinya untuk melepas Heechul pergi. Ia menggenggam sumpirnya dengan keras, untung saja ia memakai sumpit besi, mungkin jika ia menggunakan sumpit bambu, sumpit itu akan pecah belah.

“Aku tau perasaanmu juga rasa keberatanmu. Tapi itu pilihan suamimu.” Ibu Heechul memegang tangan Yeosin dengan lembut.

Telinga Yeosin masih terasa janggal dengan kata suami-istri. Ia masih merasa pacaran dengan Heechul. tidak seperti suami istri lainnya. Tidak seperti ayah ibunya, tidak seperti Sungmin Oppa dan Haneul Eonni. Tidak seperti pasangan lainnya. -___-

Ia masih tidak mengerti Heechul dan tidak tau cara mengerti Heechul. Ia bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Ia tidak tau cara memahami hati Heechul. meski Heechul memamerkan senyum terbaiknya tapi hatinya… hanya Heechul dan Tuhan yang tau.

“Aku sudah selesai.” Potong Heechul. ia membereskan sisa makannya lalu meneguk air putihnya, “Aku pergi sekarang.”

Heechul memeluk Eommanya, ayahnya dan Heejin dengan sangat erat. Ia lalu memeluk rekan-rekannya yang datang, menejernya dan Yeosin. Ia memeluk Yeosin dengan erat menenggelamkan kepala Yeosin di dada bidangnya. Ia bisa merasakan dadanya basah oleh air mata Yeosin. Gadis itu menangis. entah sudah berapa kali dalam minggu ini dia menangis.

Heechul melonggarkan pelukannya lalu menghapus air mata Yeosin, “uljima… aku akan kembali lagi.” Heechul mengecup bibir Yeosin..

Heechul melepaskan bibir Yeosin lalu memegang bibirnya sendiri. Ia meraih gelasnya yang sudah kosong. Menggerutu lalu menyambar gelas Yeosin yang masih utuh. Setelah meneguk habis gelas Yeosin, Heechul menatap mangkuk Yeosin yang tinggal setengah. Ia mencium banyak cabe dalam ramyeon Yeosin.

“Berapa banyak cabe dan saus yang kau masukan ke dalam ramyeonmu?” Heechul menatap Yeosin dengan dingin.

“Aku lupa.” Yeosin memegang mulutnya dengan polos. Ia merasa mulutnya tidak bau. Hanya bau ramyeon.

Heechul mendesis, ia masih merasakan bibirnya yang terasa pedas.

“Makanya jangan asal menyambar.” Cibir Heejin diikuti kekehan yang lain.

Heechul dan tersipu malu, “Berhentilah membuatku selalu khawatir.” Heechul mengacak-acak rambut Yeosin.

Heechul melambaikan tangannya lalu beranjak pergi. Ia melewati wartawan dan ELF yang menunggunya. Ia lalu masuk dan menghilang di hadapan Yeosin.

Sekali lagi ia melihat Heechul menghilang dari pandangannya.

Dia hanya pergi selama satu bulan. Dia akan kembali.

Yeosin meyakinkan dirinya.

>>deson<<

Heechul melakangkah kakinya menjauh dari Yeosin. Ia bisa merasakan tatapan gadis itu masih mengikutinya hingga ia berbalik menghilang. Ia bisa merasakan kebingungan dalam diri gadis itu.

Ia tidak pandai membaca pikiran orang lain tapi ia bisa merasakan bola mata Yeosin yang bergetar saat melihatnya. Ia ingin memeluk gadis itu. mengucapkan sepatah dua patah kata pada gadis itu. Mengucapkan kata yang selalu ada di otaknya tapi tidak pernah mengucapkannya.

Saranghae Han Yeosin.

Heechul melangkah terus tanpa menoleh. Ia memantapkan setiap langkahnya dan terus berbisik dalam hatinya.

Kau bilang ini de javu maka aku bilang tidak. Saat kau meninggalkanku tanpa menoleh dan aku hanya diam dalam mobil sambil mengerutu, bahwa kau tidak benar-benar mencintaiku. Kini aku merasakannya. Saat aku melangkah meninggalkanmu, aku tidak menoleh sedikitpun karena, jika aku menoleh aku takut tidak bisa melangkah menjauhimu lagi.

Kini aku tau rasanya perasaanmu saat kau meninggalkan aku dulu. Rindu. Meski aku baru beberapa langkah meninggalkanmu, perasaan itu menyergap begitu cepat.

Aku akan kembali, lebih cepat dari yang kau bayangkan. Bahkan sebelum kau sempat merindukanku.

Tunggulah… tunggu sampai waktunya tiba. Aku akan membuat semua impianmu menjadi kenyataan. Aku tidak meninggalkanmu hanya melepasmu untuk sesaat.

 

Fin~~~

Gimana?? Lumayan nyambung sama judul kan hhhhh…

Thank so much atas suportnya. Ini FF banyak banget Revisinya. Kayaknya yang paling banyak revisi padahal cuma onoshot doang. Mungkin selanjutnya akan lebih jarang bikin CM, selain karena jadwal yang padat /udh liatkan jadwalnya/ dan mood saya yang sedang tidak stabil. Bukan karena Heechul wamil loh, kasian Heechul g salah kok disalahin, sebenernya bisa aja tiap hari bikin tapi, hhhh… ada hal yang tidak bisa di ceritakan kkkkkk. Jadi sampai jumpa di CoffeeMilk season 2 bye-bye… /melambai ala Miss Korea/

Leave a comment

22 Comments

  1. tivaclouds

     /  September 7, 2011

    Yeosin…tunggulah heechul pulang…^^

    Like

    Reply
  2. lizzeaa

     /  September 8, 2011

    knp aku yg jd galau bacanya ya????
    bagian terlucu:aku pkr chulli cr gelas kosong mau d cium trus d suruh simpen ma yosin,klw kngen biar tgl nyium gls tu,,,,,kwkwkwkwk#d gampar
    ternyata kepedesan to??slh siap main nyosor,,,,heheheheh
    ternyata wamil ada level”nya y,it asli ato ngarang sdri,,,,??
    btw d tunggu lanjjutannya,,,,,:-)

    Like

    Reply
    • loh malah jadi galau???
      wamil emang ada tingkatannya. 1 sampe 5.
      klo yg bawa senjata kayak kangin itu level 1&2…
      tapi ichul masuk level 4 karena pernah kecelakaan

      Like

      Reply
  3. berati heenim sebenernya bolak-balik pulang ya onn? cuma dia ga boleh ikut kegiatan artis? ._.

    hahaha ketawa waktu heenim kepedesan -__- makanya lain kali kalo mau nyosor abis makan diliat dulu makanannya apa, kalo eskrim sih enak, ramen pedas?? hahahaha xDD

    Like

    Reply
  4. vanny

     /  September 9, 2011

    eaeaeaea……….
    keknya CM masih bisa lanjut ampe 2 taon mendatang
    secara ichul ga tinggal di barak tapi di rumah kluarganya hohohoho..
    brarti misi bikin anak bisa dilaksanakan hahaha

    Like

    Reply
  5. Simbakusiwon

     /  September 9, 2011

    Gasabaaaaar buat liat season 2 😦 ya sabar ya eon, tunggu suamimu…..

    Like

    Reply
  6. Ecieeeeee lanjutan CM beneran nyeritain setelah mereka nikah. Hihihiii *tebar kemenyan*
    Jjinbang itu anime ya? Baru tau aku. Hehe..
    Ceritanya nyambung kok sama judulnya. Walopun nanti mendekati ending bru bisa dapet. Hahahaa..

    Like

    Reply
  7. Ho’oh kalo jjinbang itu bakpao tau, tp kalo itu jenis anime aku baru tau. Ngihihihiii
    Aku malah dapet jjinbang pake jilbab loh XDDD
    Eh iya, deson minta twitter kamu dong. Ntar ta’ follow. Gomapta

    Like

    Reply
  8. kimbyen

     /  September 12, 2011

    wah ak akn mnunggu season 2… Ak tunggu thor…

    Like

    Reply
  9. Yeosin~~~~ahhhhhh… Baca part-part awalnya udah sukses bikin mengharu biru perasaan.. Eh itu endingnya RAMYEON PEDAS langsung merubah suasana,, bikin ngikik neng.. Gokil ahhh,, kkk XDD Heebum beneran dititip ke Siwon?.. Trus bangshin ke siapa?.. Syukurlah ada yang ngurus 2 ekor kucing itu.. Honestly~ Haneul jg masih belum terbiasa mendengar kata suami-istri, makanya Haneul lebih seneng manggil labuminnya PANDAAA~ hwhwhwh XDD Yeosin kalo ada waktu luang main2 ke apartemennya Sungmin & Haneul aja,, atau nanti Haneul Eonnie yg main ke apartemenmu.. Aku slalu nunggu kelanjutan CM koq, kapanpun itu, aku tunggu.. 😀

    Like

    Reply
    • Yeosin g suka Kucing kak~~ jd Heebum n baengshin di titipin k Siwon semua hhhh
      rasanya masih aneh sama panggilan masing2… rencana sih mau di omongin dulu mau saling manggil apa hhhh… Apartermen Eonni dimana??? boleh tuhh kita saling bertukar resep makanan (?) kkkkk

      Like

      Reply
  10. Reedictator..

     /  September 16, 2011

    Anneyong aku reader baru disini.. ^^
    salam kenal yaa..

    Like

    Reply
  11. LJK~

     /  December 23, 2011

    yeosin mrsa brsalah tp gk bsa ngomong ap2
    Untung heechulnya faham
    Keke
    Eh aku mw nny dong,d ff ini ktanya perempuan,anak tunggal,sma cacat yg gk dwajibkan wamil.itu bner gk?
    Jdi artis korea cowo yg anak tunggal blh gk wamil dong?#H2C

    Like

    Reply
    • Klo anak tunggal emang g wajib tapi klo mereka mau daftar ya terserah… klo cacat atau pernah luka parah kayak Heechul itu biasanya di tempatin di tempat yang g banyak melakukan kontak fisik… klo perempuan ikut wajib militer saya belum pernah denger tuh

      Like

      Reply

Leave a comment