Oppa n I

“kenapa menangis?” dia mengusap air mataku

“aku benci diriku. Diriku yang lemah dan diriku yang keras kepala.”

“bukankah setiap orang mempunyai sifat buruk??? Kita bukan malaikat yang selalu benar dan juga bukan setan yang selalu salah”

“tapi aku benar2 benci diriku?”

“kenapa?”

“karena aku keras kepala dan mudah menangis”

Dia menarikku kedalam pelukkannya, “pasti ada sesuatu yang membuatmu begitu.”

“aku oppa aku. Aku dan sifat burukku yang tidak pernah mau bertanya pertanyaan yang sama pada orang yang sama. Aku keras kepala kan?”

Dia mengangguk,

Lagu CN Blue mengalun lembut diantara hening yang kami ciptakan.

“Kenapa kau tidak bertanya lagi? Pasti itu pertanyaan yang ada d benakmu”

Dia menatapku lalu menggeleng “kau akan lebih menangis dan sakit hati, jika kau mendapatkan jawaban yang sama”

Aku menggangguk

Jeda

“oppa~~~ harusnya aku masuk jurusan yang sama denganmu. Agar jika aku tidak mengerti kau bisa mengajariku. Kau tidak akan mengatakan ‘aku tidak bisa, aku juga tidak mengerti‘ tapi pada akhirnya nilaimu jauh tinggi dariku…”

“Kau begitu pendendam”

Aku mendecak, “aku juga punya sikap baik, aku tidak mungkin membenci orang tanpa alasan.”
Aku menghela nafas, “tapi aku merasa sakit untuk ke dua kalinya jangan harap aku mau bicara dengannya.”

Aku menatapnya lekat-lekat, “aku tidak akan membiarkan diriku terluka untuk hal yang sama dan oleh orang yang sama. Makanya aku membuat diriku diam”

Dia menghapus air mataku lagi

“aku egois kan oppa. Aku juga keras kepala dan juga mementingkan diriku sendiri.”

“jadi? Kau akan terus menyalahkan dirimu sendiri.” dia menatapku dengan tatapan biasanya, “cepatlah belajar! aku akan menemanimu sampai kau bisa. Meski aku tidak bisa membantu.”

……..More

“tapi kau selalu menjadi sandaran kesedihanku”

Aku menatapnya dan dia juga
Dia tidak menjawab. Tidak akan pernah menjawab. Karena dia memang tidak pernah menjawab pertanyaanku. Karena semua jawaban yang kudengar ada d kepalaku.

Dia hanya diam sambil tersenyum. Tapi karena dia diam dia tidak pernah membuatku kecewa.

“Terimakasi Kim Heechul-ssi. Terimakasi sudah menemaniku”

Aku memeluk poster Heechul yang ada dikamarku dengan erat seolah dia nyata.

Dia nyata meski di dalam pikiranku saja.

Oke lupakan kekecewaan saya sejenak.
Mari belajar buat besok lagi /senyumhambar/

Posted from WordPress for Android

Posted by -deson- on January 8, 2012

https://desonzone.wordpress.com/2012/01/08/oppa-n-i/