PANDORA KEY’S #3

-PANDORA KEY’S-

Bagian 3

“Kau tidak akan pernah menyadari betapa berharganya dia sampai kau kehilangannya.”

-Prev-

Yeosin terluka, aku membawanya kerumah sakit.

Heechul mengerutkan keningnya. Ia yakin jika anggota keluarga tidak mengenal gadis itu dan tidak ada yang tau bahwa gadis itu ada dalam perkerjaannya.

Heechul menghampiri Kyuhyun. Ia melihat lokasi Yeosin yang terus bergerak. Gadis itu bergerak menuju rumah sakit Seoul.

Heechul mengerutkan keningnya. Ia kemudian menekan tombol call tapi nomor yang menghubunginya langsung tidak aktif.

>>deson<<

Yeosin membuka matanya perlahan. Ia mencoba untuk membiasakan matanya pada cahaya. Perutnya sudah tidak sakit meski ia masih merasakan ngilu dibeberapa bagian. Samar ia mendengar suara orang mengobrol.

“Kau sudah sadar?”

Yeosin menoleh dan mendapati seorang pria menatapnya dalam. Disebelahnya seorang pria putih kurus sedang bicara dengan Dokter Shin. Kedua orang itu langsung berhenti bicara saat Yeosin menoleh.

“Nona Han, kau baik-baik saja?” Dokter Shin langsung mendekati Yeosin

Yeosin menggangguk perlahan. Ia mengambil remote kemudian mendirikan kasurnya. Matanya kemudian mengarah pada 2 tamu yang tidak dikenalnya.

“Oh…” Dokter Shin seolah bisa membaca pikiran Yeosin, “ini adalah Park Jungsoo dari KNI. Dia sedang menyelidiki kasus penyelundupan senjata tajam dan isinya yang melibatkan orang yang menculikmu. Dan yang satu lagi Kim Heechul, dia kepala stategi KNI.”

Yeosin menatap Heechul sambil mendecak… pantas saja ia merasa familiar dengan pria itu ternyata pria itu berkerja di KNI. Pantas saja pria itu memintanya menganalisis laporan keuangan secara rahasia. Pria itu pasti memiliki tujuan tertentu.

“Mereka ingin mewawancarimu, apa kau mau?” ucap Dokter Shin to the point.

Yeosin mendengus kesal. Ia benci intrograsi. Ia pernah mengalaminya beberapa tahun silam dan rasanya tidak menyenangkan. Mereka semua menanyainya dengan pertanyaan yang menyeramkan dan mendesak.

“Lima menit lima pertanyaan.” Ucap Yeosin datar.

Tiga pasang mata itu menatap Yeosin heran.

“Siapa yang memberikanmmu boneka itu?” tanya Heechul sambil mengeluarkan alat perekamnya.

“Seseorang atas nama Tuan Lee.”

“Apa kau mengenalnya?”

“Tidak.”

“Bagaimana kau tau tentang dia?”

“Rekomendasi dari ketua pelaksannan bazar yang mengatakan bahwa ada seseorang yang mau menyumbangkan barang-barangnya.”

“Apa Nickhun mengatakan sesuatu padamu saat dia membawamu kabur?”

“Tidak.”

“Bagaimana kau bisa meloloskan diri darinya?”

“Aku menciumnya ditengah pasar, dia kaget dan aku melarikan diri.” Yeosin menghembuskan nafas panjang kemudian menatap Heechul, “Pertanyaanmu habis, tuan. Silahkan pergi”

“Satu lagi.” Heechul menatap penuh harap pada gadis dihadapanya, “siapa yang mengantarmu kerumah sakit?”

Yeosin menatap wajah Heechul lekat. Ia merasa pernah melihat wajah itu sebelumnya, sebelum dua hari terakhir ini dan dalam versi yang lebih muda dan dalam bentuk lainnya, “Apa kau punya seorang adik laki-laki?”

“Tidak bisakah kau menjawab pertanyaanku dulu nona?” ucap Heechul penasaran.

“Pertanyaanmu sudah habis.”

“Jawabanku, TIDAK.”

Yeosin mengerutkan keningnya.

“Kurasa sudah sampai disini.” ucap Dokter Shin, “kalian bisa kembali lain waktu.”

Ada gurat kecewa di wajah Heechul tapi ia tidak bisa menolaknya. Yeosin terus memperhatikan pria itu hingga pria menghilang dibalik pintu.

“Kenapa kalian selalu bersama dalam kasus yang sama?” gumam Dokter Shin

“Mwo???”

>>deson<<

“Oppa…” Sooyeon menyembulkan kepalanya keruangan melihat Heechul yang sedang berkutat dengan laptopnya, “Chukhae… kau berhasil menyelesaikan misi ini.”

Heechul melirik tanpa minat kemudian melanjutkan perkerjaan.

Sooyeon mendecak saat Heechul tidak mengubrisnya. Ia kemudian melangkah masuk kedalam ruangan Heechul.

“Oppa kau tidak terlihat di cafetaria makanya aku membawakan makan siang untukmu. Kau pasti lapar.” ucap Sooyeon sambil menatap bento ditangannya.

Kriiing…

Heechul menggangkat wirelessnya. Ia menggagguk berapa kali kemudian menutup teleponnya. Ia menggambil kertas-kertasnya.

“Oppa…” Sooyeon berniat menaruh bentonya di hadapan Heechul tapi sayangnya makanan itu jatuh mengotori kertas-kertas Heechul.

“Ya~” Heechul menatap Sooyeon tajam, itu adalah kertas yang akan di berikan kepada Jungsoo. Kertas-kertas itu adalah hasil kerjanya selama 24 jam terkahir dan kandas begitu saja dengan bento berkuah itu. “Pergi sekarang.”

Sooyeon gentar menatap Heechul yang sedang marah. Pria menatapnya tajam membuat bulu kuduknya merinding. Melihat Sooyeon yang hanya diam kemarahan Heechul memuncak. Ia mengambil tempat bento itu lalu di lemparkan ke dinding.

“Pergi sekarang.”

Sooyeon terhenyak bibirnya bergetar hebat kemudian pergi dengan berlinang air mata.

Heechul menatap nanar mejanya yang berlumur saus. Ia menggengam mejanya dengan penuh amarah.

“Kenapa kau membuat seorang gadis menangis?”

Heechul menengadahkan kepalanya dan mendapati Jungsoo menatapnya penuh dengan empati. “Laporanku.”

Jungsoo menggeleng, “tidak usah dilanjutkan, ada yang ingin ku bicarakan denganmu.” Jungsoo lalu duduk di sofa.

Heechul mengikuti Jungsoo duduk di sofa. Ia melonggarkan dasinya lalu menatap Jungsoo penasaran.

“Aku sebelumnya curiga jika kasus ini akan berkaitan dengan Han Yonghoon. Mentri pertahanan.” Ucap Jungsoo to the point, “apalagi setelah putrinya juga terlibat.”

“Maksudmu?”

“Kenapa Han Yonghoon memberikan perintah untuk melindungi putrinya? Tidak kau sadari bahwa Yonghoon ingin putrinya terlindungi?”

“Semua ayah pasti ingin begitu.”

Jungsoo tertawa renyah, “Kau tidak lupa jika Yonghoon merupakan salah satu dari target kita – ya meski dia adalah mentri pertahaan kita. Senjata yang masuk ke Korea harus mendapat ijin darinya dan kau juga melihat sendiri bagaimana penjahat itu menggunakan putrinya untuk meloloskan diri.”

Heechul meremas dagunya, “Maksudmu Yonghoon melindungi anaknya agar anaknya bisa dengan bebas menjadi pelantara perdagangan senjata”

“Kita tidak bisa melacak Yonghoon tapi kita bisa mengamati tindakannya. Itu baru analisis awalku saja” Ucap Jungsoo.

Heechul mengamati wajah Jungsoo… pria itu sangat terobsesi dengan pekerjaan tapi tidak pernah berpikir dua kali dalam bertindak. Ia juga merasa ucapan Jungsoo benar tapi ia merasa ada satu kejanggalan.

“Kau tidak lupakan?” ucap Heechul membuat Jungsoo menatapnya, “Hubunganku dengan gadis itu.”

Bola mata Jungsoo bergeming, Heechul tau Jungsoo melupakan hal yang paling penting dalam hidup Heechul. Gadis dan titik balik hidup Heechul.

“Apa kau masih mencintainya???” tanya Jungsoo membuat Heechul terdiam.

Apa dia masih mencintai gadis itu???

Heechul sendiri tidak terlalu yakin.

“Siapkan dirimu untuk pesta nanti malam. Carilah gadis yang baik dalam pesta itu.” Ucap Jungsoo sebelum meninggalkan Heechul.

>>deson<<

“Bagaimana kau bisa lolos dari pria itu?” tanya Seohyun

Yeosin tersenyum, “Aku menciumnya lalu kabur.”

Seohyun menatap Yeosin tidak percaya, “Kau…”

“Laki-laki itu lemah dengan wanita. Sekuat apapun pria ia tidak akan pernah bisa menepis godaan seorang wanita.” Ucap Yeosin bangga. Ia lalu menanggkap ekpresi aneh Seohyun, “Aku hanya menciumnya tidak melakukan apapun. Itupun ku lakukan di depan umum.”

Seohyun mencibir, “Kau itu benar-benar.”

“Kau tau…” Seohyun memandang Yeosin, “gadis yang mengaku sebagai ‘anakmu’ itu terus menanyakan keadaanmu. Dia terus merengek pada Dokter Shin untuk membawamu kesana.”

Yeosin memutar matanya tidak peduli.

“Dan sepertinya Kim Heechul itu juga lari dari masalah ini. Ia tidak pernah mengunjungi gadis itu dan berita ku dengar dari para suster. Pria itu ingin memasukan gadis itu ke panti asuhan sampai gadis itu bisa mengingat identitasnya.”

Yeosin ingat saat terakhir Heechul mengunjungi dirinya. Heechul adalah anggota KNI dan Pria itu sepertinya mengenalnya dengan baik. Yeosin mencoba mengingat wajah pria itu dengan baik. Tapi nihil ia tidak bisa mengingat apapun.

“Hyun bisakah kau jaga rahasia ini?” tanya Yeosin, “Jangan sampai ayahku tau aku masuk rumah sakit.”

Seohyun mendecak, “Tanpa aku memberitahunya dia pun sudah tau.”

Yeosin mengembungkan pipinya.

“Ayolah Yeo… sampai kapan kau akan melarikan diri dari ayahmu. Apa kau tidak bosan terus main kejar-kejaran dengan ayahmu?”

Yeosin menggeleng, “Aku suka begini hidup bebas tanpa ada mengekang.”

“Ayahmu itu menyayangimu. Dia menjagamu agar tidak terluka.”

“Menyanyangiku apanya? Dia mengurungku setiap hari. Tidak memberikanku kebebasan. Aku di kawal kemanapun. Hingga tidak ada yang mau berteman denganku.” Yeosin menatap Seohyun tajam, “Jika dia tidak ingin melihatku terluka sebaiknya dia tidak menjodohkanku dengan pria brengsek itu.”

>>deson<<

Heechul melonggarkan dasinya. Ia tidak suka suasana pesta yang membuat perasaannya semakin tidak nyaman. KNI mengadakan sebuah pesta untuk merayakan keberhasilan Heechul mengatut penyelundupan itu. Banyak gadis yang mendekatinya dan itu semakin membuatnya tidak nyaman terutama Jung Sooyeon.

Heechul akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran Donghee untuk mengunjungoi gadis itu. Gadis terus-terusan merajuk untuk bertemu dengannya dan membuat kepala Donghee serasa mau pecah.

Heechul menatap gadis yang sedang memandang jendela itu. Gadis itu mirip dengan Yeosin saat berusia 17 tahun. Saat mereka pertama kali bertemu.

Heechul mengigit bibirnya

“Appa~~~” Gadis itu langsung memeluk Heechul saat melihat Heechul di depan pintu, “Aku merindukan Appa…”

Heechul membelai kepala gadis itu sambil membawanya masuk kedalam, “duduklah aku membawakan sesuatu untukmu.”

Mata gadis itu berbinar saat melihat kue beras dihadapannya, “Appa tau apa yang aku suka. Bagaimana bisa?” gadis itu lalu menusuk kue melahap kue berasnya dengan antusias

Heechul tersenyum, “Kau mirip dengan seseorang dan aku membeli makanan yang disukai oleh orang itu.”

Gadis itu menghentikan aktivitas mengunyahnya, “Siapa??”

Heechul memandang gadis itu, “Apa kau sudah mengingat namamu?”

Gadis itu menggeleng perlahan. kekecewaan terpancar di wajahnya.

“Baiklah aku akan memanggilmu Sulli, sampai kau mengingat namamu.”

“Sulli???”

“Sulli itu berarti gadis pengelana. Gadis yang sedang mencari jati dirinya.” Ucap Heechul asal.

Sulli menggangguk senang sambil memakan kue berasnya, “Dimana Eomma??”

“Eomma??” Heechul kemudian teringat Yeosin, “Kenapa kau memanggilnya Eomma?”

Sulli menggerak-gerakan matanya, “Hmmm… aku tidak tau… tapi dia mirip dengan Eommaku. Tapi dia lebih muda dan agak ketus berbeda dengan Eomma yang baik dan hangat. Aku ingin berkata dia bukan Eommaku tapi hatiku berkata dia adalah Eomma dan kau Appa.” Sulli memamerkan deretan gigi putihnya.

Heechul terkekeh, “Jika kau benar anakku mungkin aku sudah gila. Mana mungkin kau lahir saat aku belum menginjak remaja.”

Sulli mengaduk-aduk kue berasnya, “Appa… Aku ingat satu perkataannya.”

Heechul menatap Sulli, “Apa?”

“Appa selalu bilang,” Sulli memandang Heechul dengan mata polosnya, “Kadang sesuatu terjadi diluar perkiraan kita.”

Heechul menatap Sulli tidak percaya. Bukankah itu adalah ucapannya, ucapan yang sering ia ucapkan pada sebelum memulai sebuah misi.

>>deson<<

Yeosin membolak-balikkan badannya bosan. Ia ingin segera keluar dari rumah sakit tapi dokter dan suster tidak mengijinkannya, mereka bahkan melakukan penjagaan di luar kamarnya. Siapa lagi yang bisa berbuat seperti itu jika bukan ayahnya.

Yeosin mengusir seluruh bodyguardnya ia tidak ingin melihat bodyguard-bodyguard itu dan akhirnya mereka melakukan penjagaan sejauh 20 meter dari Yeosin.

Yeosin membolak-balikan badannya dengan gusar. Ia akhirnya memilih untuk mengunjungi ruangan ‘anak’-nya itu.

Sulli. Itulah yang tertulis di pintu depan pintu itu. Yeosin mengerutkan keningnya. Ia melihat gadis itu sedang memainkan PSP-nya dengan serius.

“Eomma~~” ucap Gadis itu saat melihat Yeosin, ia sedikit keheranan melihat Yeosin memakai baju pasien dan berjalan sambil memegang perutnya, “Annyeong.”

“Kau sudah mengingat namamu.” Yeosin menunjuk papan nama Sulli.

Gadis itu menggeleng, “Appa yang memberikan nama itu padaku sampai aku bisa mengingat nama asliku.” Ucap Sulli diselingi cengiran.

“Appa juga juga memberikan PSP ini agar aku tidak bosan.” Sulli menunjukan PSP-nya.

Yeosin berjalan tidak perduli. Ia melihat Kue beras di meja Sulli. Ia berjalan ke meja itu sambil memengang perutnya.

“Eomma kau sakit??” tanya Sulli

“Hmm… kue beras… boleh aku minta?” Yeosin lebih memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Sulli. Ia tidak mau mengambil resiko jika Sulli bertanya macam-macam tentang masalahnya,

Sulli menggangguk

Tanpa basa basi lagi Yeosin langsung memakan kue beras itu dengan lahap. Sulli memperhatikan Yeosin saat memakan kue beras itu.

“Eomma apa kau sangat menyukai kue beras?” tanya Sulli penasaran

Yeosin menggagguk.

Sulli tersenyum, “Wanita yang disukai appa juga sangat menyukai kue beras.”

Uhukkk… Yeosin hampir tersedak mendengar ucapan Sulli.

“Berhentilah memanggilku Eomma… aku bukan ibumu.” Ucap Yeosin dingin

Sulli menatap Yeosin tidak datar. Ia menggigit bibir bawahnya menahan tangis, “Kenapa??”

Yeosin menatap Sulli sesaat, “Karena kau menghancurkan image-ku. Aku tidak mungkin menjadi ibumu. Aku masih terlalu muda.”

“Tapi bagaimana jika kau ibuku???”

Yeosin menaruh sendoknya lalu menatap Sulli, “Sulli-ah kau apa kau tidak bisa berbicara dengan logis. Aku tidak mungkin ibumu.”

“Tapi aku yakin kau ibuku.”

“Bagaimana kau yakin aku ini ibumu jika kau saja tidak bisa mengingat namamu sendiri.” Yeosin menatap Sulli sesaat sebelum meninggalkan gadis itu.

Ia salah jika bermain ke kamar Sulli bisa mengobati rasa bosannya. Bukan bosannya berkurang malah ia mendapatkan sebuah kekesalan. Ia benar-benar ingin keluar dari rumah sakit ini.

>>deson<<

“Noona…”

“Omona…”  Yeosin memegang dadanya saat seorang pria mendekatinya, “Taemin-ah”

Anak laki-laki itu tersenyum, “Noona dari mana saja. Aku mencarimu.” Taemin membantu Yeosin masuk kedalam kamarnya. “Lukamu belum sembuh kenapa kau jalan-jalan.”

“Aku bosan lalu menemui seseorang. Seorang gadis yang…” Yeosin menjatuhkan dirinya ke kasur, “Aku tidak tau mungkin dia gila. atau aku yang gila.”

Taemin tersenyum, “Wae??? Apa dia mengganggumu?”

Yeosin menggeleng, “Dia seumuran denganmu dan dia mengatakan bahwa aku adalah ibunya. Gila mana mungkin itu terjadi.”

Taemin terdiam.

“Dan yang membuatku kesal adalah semua orang bilang bahwa kami mirip. Argghhh… mereka membuatku gila.”

“Siapa nama gadis itu??”

“Dia kehilangan ingatannya dan tidak ingat namanya tapi dia ingat bahwa aku adalah ibunya.”

Taemin terdiam, “Noona…”

Yeosin menoleh. Dan mendapati Taemin menatapnya dengan tatapan serius.

“Apa kau bisa merahasiakan pertemuan kita. Jangan sampai ada orang yang tau bahwa aku yang menyelamatkanmu.”

Yeosin mengerutkan keningnya, “Kenapa??”

Taemin memutar matanya, “hmmm… aku tidak ingin terlibat dengan mereka. Aku takut mereka akan membawaku ke pengadilan dan membawaku ke ruang intrograsi. Aku takut.”

Yeosin menggangguk mengerti. Ia tau bagaimana rasanya di seret ke depan pengadilan saat kecil dan semua orang menanyainya dengan pertanyaan yang lebih susah dari pada ujian negara.

“Noona…”

Yeosin menoleh lagi.

Taemin menatap Yeosin sesaat tapi kemudian mengurungkan niatnya untuk bicara.

“Noona kau tidak boleh terluka lagi. Aku akan sedih jika kau terluka. Kau boleh memanggilku jika kau butuh bantuan. Aku akan selalu ada.”

>>deson<<

Heechul menatap pria paruh baya dihadapannya. Pria itu secara khusus memesan tempat dan mengatur jadwal bertemu hingga Heechul tidak dapat menolaknya.

Entah sudah berapa lama mereka tidak bertatap muka seperti ini. Heechul mengeguk air putih untuk menghilangkan kegugupannya. Ia menjadi canggung setelah peristiwa itu.

“Kau tau betapa aku mengkhawatirkan Yeosin.” Pria itu membuka percakapan mereka, “dan kejadian ini sudah aku prediksi sebelumnya tapi aku tidak menyangka bahwa kejadian ini akan datang secepat ini.”

Heechul menggagguk hormat. Ia mengerti kegelisahan pria yang merupakan atasannya secara tidak langsung itu.

“Kau tau aku memasukan dia ke salah satu orang yang harus dilindungi. Karena seperti itu aku melindunginya.” Han Yonghoon memendorong sebuah kotak pada Heechul, “Dia tidak mau di jaga dan aku tidak bisa melepasnya begitu saja.”

“Itu adalah alat navigasi Yeosin.” ucap Yonghoon saat Heechul menggambil kotak tersebut, “kau bisa mengetahui keberadannya dimanapun ia berada.”

Heechul membuka kotak tersebut dan memperlihatkan sebuah benda hitam dengan layar touchscreen. Ia menyetuh layarnya dan foto Yeosin sedang tersenyum keluar.

“Aku ingin kau yang menjaga Yeosin mulai dari sekarang.”

Heechul mencibir, “aku bukan seorang baby sitter tuan. Semuanya sudah berakhir.”

“Aku tidak akan memaksamu. Sama seperti dulu. Aku memberikan kalian kebebasan.” Yonghoon menatap Yeosin lekat, “Tapi aku tau kau akan membutuhkan Yeosin untuk menyelesaikan tugasmu.”

Heechul menaikan alisnya. Ia heran kenapa pria dihadapannya tau apa yang ia lakukan secara sembunyi-sembunyi.

“Kau membutuhkan Yeosin dan Yeosin membutuhkanmu. Kalian bisa saling menguntungkan.”

“Maaf Tuan Han, tapi kasusku menemukan pelaku penyelundupan ini bukan menjadi bodyguard putri anda. Putrimu sudah menolak rencana anda dan lari dari anda. Sekarang kita berada di sisi yang saling berlawanan.”

“Aku membaca kasusmu tuan Kim. Kasusmu berada diurutan ke 2 dalam masalah pertahanan negara. Sebagia Mentri pertahanan negara, aku membantu dan mengijinkamu untuk memegang kendali atas kasus ini. Aku juga tau kau lebih memilih untuk menangkap penjahat itu dari pada mengejar putriku dan akhirnya membiarkan dia terluka.”

Heechul merasakan ada tatapan yang berbeda dari sorot mata Yonghoon, “Kenapa kau tidak mendiskusikan ini pada Park sanjangnim. Bukankah dia kepala operasi ini?”

Yonghoon mengambil cangkirnya dan meresapi kopinya dengan nikmat, “sebagai seorang agen, kau pasti mengerti bahwa kau tidak mempercayakan semua rahasiamu pada siapapun termasuk keluargamu.”

“Kau tau jika resikonya jika dia ada didekatku?” Heechul mencari sorot mata Yonghoon, “Jadi kau menginjinkan putrimu mati ditangganku?”

“Aku percaya padamu, sejak dulu. Kepercayaan itu tidak pernah berubah meski kau telah membuatku kecewa 4 tahun yang lalu.”

Heechul merasakan dadanya seperti di pukul godam. Pria di hadapannya, Pria yang mengetahui bakatnya sebagai agen. Pria yang membuatnya masuk kedalam KNI. Pria itu juga yang membuatnya berada di posisi teratas KNI. Pria yang dulu pernah ia kecewakan.

“Dia akan terus menjadi sasaran para penjahat itu jika bersamaku dan jika dia bersamamu, hidupmu tidak akan sama lagi. Kau tidak hanya mencampurkan urusan pribadi dengan urusan pekerjaan. Kau tidak hanya membahayakan dirimu tapi keluargamu.”

Heechul menatap navigatornya. Yeosin masih berada Seoul Hospital.

“Korea berhutang padamu.” Yonghoon melemparkan senyumannya pada Heechul sebelum meninggalkan Heechul dengan semua keraguannya.

Heechul menatap layar navigator itu dengan seksama. Apa yang sebenarnya yang terjadi. Kenapa Mentri pertahanan itu ingin sekali putrinya terlindungi. Apa yang dirahasiakan pria itu dan Arghhh… kenapa Jungsoo juga menginginkan hal itu.

>>deson<<

Sulli membuka matanya saat mendengar suara pintu terbuka. Ia mencari saklar lampu di dekatnya agar bisa melihat siapa yang datang.

“Eomma…??? Appa…???” Sulli mencoba memfokuskan pandangannya, “Seohyun Immo… Dokter Shin???”

Krekk…

Sulli berhasil menyalakan lampu. Ia menatap pria seumuran dengannya berdiri mematung di hadapannya sambil menatapnya.

“Nuguseyo??” tanya Sulli.

“Yeohee-ah…” pria itu lalu memeluknya dengan erat.

Sulli terdiam. Ia merasa sangat familiar dengan nama itu.

“Kau tidak ingat aku??” Pria itu membingkai wajah Sulli dengan kedua telapak tangannya, “Kenapa kau ada disini??”

“Oppa…” Sulli lalu memeluk kakaknya, “Aku mengejarmu lalu terjatuh.”

Namhee lalu mengelus punggung Yeohee sama seperti ayahnya lakukan jika Yeohee menangis, “harusnya kau tidak datang kemari.”

“Oppa apa yang kau lakukan??? Dimana kita, kenapa semua orang tidak mengenaliku?”

“Kita berada di tahun 2012 Yeohee ya…” Ucap Namhee, “Aku kemari untuk menyelesaikan sebuah misi.”

Yeohee menatap Namhee dengan tatapan tidak percaya, pantas saja semua orang tidak mengenalinya, “Apa itu???”

Namhee menggeleng, “Kau tidak perlu tau.”

“Oppa~~ aku ingin pulang kerumah. Aku benci rumah sakit ini. Aku tidak mau disini. Appa dan Eomma bahkan tidak mengenaliku.”

“Kau bertemu dengan Appa juga??”

Yeohee menggangguk.

“Dengarkan aku Yeohee-ya…” Namhee memegang tangan adiknya, “jangan katakan kau sudah mengingat semuanya dan jangan pernah jauh dari Appa dan Eomma, kau mengerti?”

Yeohee menggangguk.

“Dan berpura-puralah tidak mengenalku.”

Yeohee tersentak, “Wae???”

“Tetaplah didekat Appa dan Eomma agar kau selamat,” Namhee memeluk adiknya, “Terlalu beresiko jika kau ikut denganku. Kau harus selamat. Itulah cara kita menyelamatkan Appa.”

Yeohee menatap kakaknya, ia ingat bahwa ayahnya sedang koma dan dokter akan mencabut seluruh alat bantu ayahnya, “Jangan katakan bahwa kau ingin…”

“Yeohee-ya… Aku hanya ingin menjadi anak berbakti. Kau tau selama ini aku selalu menjadi anak nakal yang tidak pernah mendengarkan Appa. Aku selalu bolos latihan. Aku selalu membantah perintahnya. Sekarang aku tau bahwa appa ingin memberikan yang terbaik untukku.”

“Bahwa dunia tidak pernah seindah yang terlihat??”

Namhee menggagguk, “kini aku tau maksud appa… Dunia hanya baik dibelakang kita tapi jahat di belakang.”

“Oppa tapi aku tidak ingin kau berjuang sendiri.”

Namhee tersenyum, “Aku tidak berjuang sendiri. Ada kau disisiku. Nanti saat kunci pandora itu kutemukan kita akan pulang bersama-sama. Kau harus menjaga dirimu dengan baik.”

“Bagaimana denganmu???”

“Menyelamatkan dirimu saja sudah cukup bagus.”

“Oppa…”

TBC…

Nah udah kejawabkan dua boch misterius itu hohoooo…

N soal Hubungan Yeosin n Heenim itu ntar di jelasin lebih lanjut kkkkk…

Leave a comment

21 Comments

  1. utit

     /  February 1, 2012

    ehm,banyak reader lain yg kebingungan soal si kembar ya makanya dijelasin di part ini.
    Bgaimanakah hubungan heechul & yeosin sbnrnya ?
    Argh….penasaran !

    Like

    Reply
  2. @BellaBilu

     /  February 1, 2012

    Tebakanku bener yaay ! 😀 waktu liat votonya taemin sm sulli udah ngira kalo mereka yg bakal jadi namhee + yeohee . masih ada typo , hehe lamjutannya ditunggu

    Like

    Reply
    • Yupss mereka itu Taemin n Sulli… ada kok postingan Khususnya di NAMHEE N YEOHEE…
      Typo itu kata ‘favorite’ saya kkk

      Like

      Reply
  3. gallagher girl

     /  February 1, 2012

    aish… tiga hari yg buat stress
    buka nie rumah, eh da baru
    maav baru bisa ninggalin cap jari ^^
    di simpan dulu, mungkin ngomentnya besok

    Like

    Reply
  4. blackthrone

     /  February 2, 2012

    tes 100, 200, 300

    Like

    Reply
  5. indah_elf

     /  February 2, 2012

    kereeeeeennn,,,
    ceritanya bagus,,,heenim keren
    kpan yeonim bersatu iniiiiiii
    udah ga sabaaaarrrr,,,
    yeohee namhee annyeongggg
    anaknya oppa saya pasti cakep kya appanya ya,,,,

    kunci permsalahannya itu trletak di kunci pandora ya,,
    penasaran ama appa nya yeosin,,
    dia sebnarnya jahat atau ga.,,,

    Like

    Reply
    • Kapan Yeonim bersatu??? yang jelas mereka bakal bersama seuumur hidup kkkk
      Iya dong anaknya pasti ganteng dan cantik /kayak saya/ 😛
      Appa nya Yeosin adalah orang yang paling baik di dunia ini hhhhhh

      Like

      Reply
  6. blackthrone

     /  February 2, 2012

    dah selese baca,
    dan saatnya koment ^^
    ooo…
    dah mulai kebongkar tho
    itu, taemin -namhee- tetep manggil yeosin “noona” meskipun dalam hati
    terus yeohee langsung ingat habis ketemu ma namhee,
    wow efek namhee besar juga ya…
    apa kembar emang punya ikatan kuat ya?
    heechul dulu pelindung yeosin pho?
    kunci pandora itu apa?
    aish…masih banyak pertanyaan, tapi harus sabar
    dah… segitu dulu komentnya

    Like

    Reply
    • itu bukan dalam hati… tapi itu kata-kata Namhee yang mau di ucapin tapi akhirnya g diucapin…
      saya ga tau juga tuh… kembaran saya kan jauh dari saya >>lirik selena Gomez/ miripkan ma Deson gomes kkkkk/
      Heechul tuh dulu calon bodyguard Yeosin tapi di pecat gara-gara /liat aja ntar/
      Kunci pandora itu apa yah??? saya juga nda tau belum ke pikiran hhhhhhhh

      Like

      Reply
  7. vanny

     /  February 2, 2012

    akhhhhhhhhh…………. stresssssss…
    kebiasaan neh jeng deson bikin crita misterius mengenai yeosin en heechul
    komenku cuman satu : penasaran hehehehe

    Like

    Reply
  8. tantikyuhee

     /  February 2, 2012

    oke ..ninggalin jejak dulu….

    Like

    Reply
  9. blackthrone

     /  February 3, 2012

    “sang pengelana”
    “di dunia ini tak seindah yang terlihat”
    ga tau mo nulis apa, ne chan kasih inspirasi

    Like

    Reply
  10. ihhhhhhh teteh kug dah TBC ge…kurang panjang teh
    aduh makin seru ja namhee ma yeohee jadi Sulli ma Taemin ywh???
    aku masuh penasaran ma hubungan Yeosin ma Heechul???
    mereka khan dah kenal dr 4 tahun yg lalu jgn” mereka itu dulu pernah pacaran???atw jgn” mereka justru dulu pernah dijodohin ge???
    ayolah teteh please jgn bikin aku penasaran begini….
    hwaiting pkoknya mah ditunggu lanjutannya
    yang lebih keren dan penuh action ge
    hehehehheheh

    Like

    Reply
  11. gallagher girl

     /  February 4, 2012

    aaah…
    kok bisa salah nama sih?!
    tu coment blackthrone yg panjang, bukan dia yg koment
    tapi aku!
    aish… ini gara2 pake barang sama

    Like

    Reply
  12. kimbyen

     /  March 4, 2012

    wah thor bener dah ini alur ceritany, aku suka bgt.. aku bingung mau ketik apa di komen ini.. neomu2 johajohahae 😀

    Like

    Reply
  13. Penasaran sebener nya malah apa ya yg bikin ayah yeosin kecewa sama heechul?

    Aku lanjut ya keke~ ^^

    Like

    Reply

Leave a comment