PANDORA KEY’S #8

-PANDORA KEY’S-

Bagian 8

 

“I try to leave out the parts that people skip“ –Elmore Leonard-

 

-Prev-

Namhee menghembuskan nafasnya. Ia benci pada ayahnya yang selalu menyayangi Yeohee dari pada dia. Ia marah pada Ayahnya saat ayahnya memasang GPS ditubuhnya. Ia benci. Tapi ia tidak ingin kehilangan ayahnya.

“Fokus Namhee, yang kau butuhkan hanya itu. Jika pikiranmu tenang maka kau bisa mengunci targetmu dengan mudah dan jika targetmu lari kau bisa memikirkan rencana untuk mengejarnya lagi. Jika kau fokus maka kau akan melihat kelemahan musuhmu.”

Namhee memeluk lututnya, “Appa~~”

Peta jalur telekomunikasi KNI ada di hadapannya lebih menyeramkan dari pada gambar angin putting beliung yang sering di gambar oleh Yeohee dulu.

>>deson<<

“Kau mau pergi lagi??” tanya Yeosin saat melihat Heechul membereskan barang-barangnya.

“Jungsoo marah saat aku kabur dari rapat dan dia memintaku untuk segera kembali.”

“Kabur???” Kepala Yeosin berdenyut kencang, Mereka pulang jam 3 pagi dan itu melebihi batas jam kerja standar, bagaimana itu bisa di bilang kabur. Dan mereka baru saja terlelap tidur beberapa menit yang lalu sebelum dering telepon -LAGI membangunkan mereka.

“Kami akan melakukan beberapa perundingan di Jepang.” Heechul memandang Yeosin, “kau jangan Khawatir.”

“Aku tidak mengkhawatirkanmu.” Yeosin duduk di kasur sambil memengang selimutnya erat takut tubuh polosnya terekspose.

Heechul mendekati istrinya lalu mencium keningnya, “lalu kenapa kau cemberut??”

“Aniyo… hanya… kau tau sebentar lagi aku akan wisuda.”

“Aku tau. Aku pasti datang.” Heechul mengambil handuk kimono yang terjatuh di lantai dan menyerahkannya pada Yeosin. Yeosin dengan cepat memakainya dan mengikatnya dengan erat, tidak memberi kesempatan ke tiga untuk Heechul melihat tubuhnya lagi.

“Kau harus sarapan dulu.” Yeosin bangkit lalu mengingat rambutnya tinggi-tinggi sambil berjalan ke dapur.

Heechul tersenyum lalu mengikuti Yeosin ke dapur, “aku bisa makan di pesawat.”

Yeosin mendesah, “Kau pikir makan apa yang ada di pesawat Korea-Jepang, huh?? Lihat tubuhmu, Kurus dan hangat. Kau demam. Kau belum makan Kim Heechul-ssi… Apa kau ingin sakit. aku tidak mau merawatmu jika kau sakit.”

Heechul tersenyum mendengar omelan pagi hari Yeosin. Rasanya senang bisa mendengar suara kicauannya lagi. Dia sudah kembali menjadi Yeosin yang dulu.

Heechul kemudian memeluk Yeosin dari belakang.

“Lepaskan…” Yeosin berusaha keluar dari pelukan Heechul, “Atau ku potong tanganmu.”

Heechul terkekeh lalu membuka ikat rambut Yeosin, “apa kau akan pamer pada Sulli tentang tanda merahmu?”

Yeosin terdiam.

Heechul menutupi tanda merah Yeosin dengan rambutnya, “kau cantik saat marah.”

Wajah Yeosin memerah lalu mendorong Heechul perlahan. Ia lalu membuat beberapa roti panggang dan susu untuk Heechul dan memasukannya ke dalam tempat makan.

Heechul kembali ke kamarnya dan menyeret kopernya “Oya… bisakah kau menganalisa laporan keuangan itu?” Heechul menunjuk sebuah map di meja rias Yeosin.

“Aku mungkin pergi selama satu minggu, kau jangan nakal dan mungkin sekarang mereka mengawasimu dan juga rumah ini. Kau harus ingatkan Sulli untuk tidak terlihat oleh tetangga dan mereka. Sulli bisa terbawa masalah ini dan ini….”

“Aku tau Tuan Kim Heechul,” Yeosin menyerahkan kotak makannya pada Heechul, “Tanpa kau ingatkan aku sudah tau. Pergilah.”

Heechul menarik tangan Yeosin lalu memeluknya dengan erat, “Aku pasti merindukanmu.”

>>deson<<

“Eomma~ apa sebaiknya kita ajak Taemin makan bersama?” usul Sulli saat mereka tengah membuat makan malam, “Ku lihat dia pulang pagi dan wajahnya sangat pucat.”

Yeosin menatap Sulli intens. Ia tidak tau bagaimana gadis itu tau jika anak laki-laki tetangga mereka pulang larut. Kenapa gadis itu tau banyak tentang laki-laki itu dan mereka sangat terlihat akrab saat berdua.

“Apa kau sudah ingat siapa namamu? Keluargamu?” Yeosin menarik sebelah alisnya.

Sulli meneguk ludahnya lalu menggeleng.

“Cepat ingat siapa dirimu sebelum kau mengurusi orang lain.” Yeosin kembali memotong sayurannya, “Jangan terlalu dekat dengan anak itu. Dia adalah anggota KIA dan bisa menerima tugas kapan saja. Jika mereka tau kau ada dirumah ini mungkin keluargamu juga akan terseret ke masalah ini.”

“Eomma~” Sulli menatap Yeosin lekat, “Apakah berhubungan menjadi agen itu sangat berbahaya?”

Yeosin menggaguk, “Agen itu buta. Ia hanya menerima satu perintah dan tidak peduli siapapun targetnya mereka harus bisa membunuhnya. Seorang agen tidak boleh ragu, jika ia terlihat ragu dan agen lain mulai meragukannya mereka akan memburunya juga dan itulah posisi kita sekarang. Memburu dan diburu.”

Sulli menatapYeosin pilu. Seperti itukah keluarganya??

“Cepatlah ingat dimana keluargamu tinggal dan kau akan terlepas dari semua ini.”

>>deson<<

“Kau tau ini tidak akan mudah.” Ucap Jungsoo, “Heechul mempunyai bawahan yang setia padanya dan juga mempunyai agen yang handal.”

“Chocobal maksudmu??” ucap Yunho sambil memeriksa draft kasus Heechul, “Song Joongki sudah lama pindah ke Chicago. Jang Geunsuk, Kim Jungmo dan Mitra ada di bawah pengawan Yongbae. Lee Hongki dan Kim Jonghyung dia masih belum menerima tugas pertama.”

“Dia sudah menjadi agen sejak umur 15 tahun dan mendapat tugas pertama 6 bulan setelah bergambung. Tidak ada agen yang melebihi jam terbangnya.”

Yunho memandang Jungsoo curiga, “sebenarnya siapa yang kau bela??”

“Aku hanya tidak mau kehilangan agen berbakatku saja.”

“Kau masih memiliki agen-agen yang bagus. Cho Kyuhyun sepertinya layak menggantikan Heechul. Dia mempunyai Shim Changmin, Choi Minho dan Lee Jonghyun. Ah~ juga Kim Ryeowook.”

“Mereka masih terlalu muda.”

“Kalau begitu kau harus memberi mereka tugas. Mereka akan lebih mengungguli Heechul.” Yunho menyerahkan headnews hari ini pada Jungsoo, “pemelihan presiden adalah titik dimana sebuah negara berada di tempat yang paling rentan.

“Penyelundupan senjata tajam ini –jika kita tidak selidiki sampai tuntas dan mengetahui siapa dalang di balik semua ini maka, akan berakibat pada jumlah senjata yang ada di Korea semakin tidak terdaftar semakin banyak. Penggunaan ini bisa berkibat pada perang saudara saat pemilihan presiden nanti.

“Banyak orang yang akan mati sia-sia dan keadaan semakin tidak stabil. Siapapun yang akan menjadi presiden pasti akan diturunkan dari jabatannya. Lee So Man, Yang Hyun Suk, Park Jin Young, Yoo Jae Suk. Siapa yang akan menjadi presiden kita selanjutnya. Posisi mereka sangat terancam.”

Jungsoo memutar otaknya, “jadi bukan dari keempat calon presiden itu?”

Yunho menyunggingkan senyumnya, “Tentu itu sangat beresiko. Mereka juga akan kena getahnya saat nanti mereka menjadi presiden.”

“Lalu siapa yang melakukan semua itu?? apakah Presiden Lee??”

Yunho menggelengkan kepalanya, “Kau pernah mendengar gerakan monarkisme, gerakan pengkerajaan kembali dari sistem republik?”

Jungsoo menggagguk, “tapi mereka bukannya sudah di hukum dan setahuku mereka sudah meninggal semua.”

“Kau tau bagaimana sistem kerajaan??? Raja yang mati akan di gantikan oleh anaknya. Dan para pendahulu itu mungkin sudah meninggal tapi mereka mempunyai putra untuk mewarisi ambisi mereka.”

“Jadi?? Maksudmu, kau mau aku menyelidiki kasus ini?”

“Kita harus bergerak cepat sebelum masa kampaye tertutup di mulai.”

Jungsoo terbelak, “Tiga bulan lagi??”

“Setelah kampanye terutup akan ada kampanye terbuka selama 6 bulan dan itu akan semakin menyulitkan kita. Setelah itu satu bulan masa tenang dan pemilihan presiden.”

Tidak ada celah setelah masa tenang. Calon President bisa dalam keadaan berbahaya…“Jika gerakan itu mempunyai anggota melibihi Anggota KNI maka nyawa calon President akan terancam.”

>>deson<<

“Kau sudah siap?” Seunghyun menepuk bahu Namhee, “Aku sudah memberimu waktu satu hari untuk berfikir.”

Namhee menggangguk. Ia kemudian duduk di depan mainboard lalu menyatukan kabel-kabel berwarna warni yang menghubungkan ke 14 layar datar di atasnya. Ia tersenyum saat layar-layar itu mengeluarkan visual hitam dan putih.

Namhee kemudian memberikan perintah melalui codec-codec yang dikirimkan melalui komputer di sebelah kirinya. Kini layar itu menjadi putih bersih.

Namhee menatap Seunghyun. Hanya dalam waktu dua jam ia berhasil membuat rangkaian yang sempurna hanya saja ia harus masukan alat penyadap ke pusat komunikasi KNI dan itu sangat berisiko tinggi.

“Apa??” Tanya Seunghyun, “kau tidak bisa melakukannya?”

Namhee mengeretakan giginya, tentu saja Seunghyun tidak mau membantunya. Pria itu sepertinya akan senang jika ia tertangkap sekuriti.

Namhee memutar otaknya. Bagaimana ia masuk ke dalam pusat komunikasi KNI yang berada di lantai paling atas gedung KNI.

“Untuk menjadi seorang agen kau cukup pintar tapi kau tidak cukup berani.” Ucap Seunghyun meninggalkan Namhee seorang diri.

Namhee kembali memutar otaknya tapi ia tidak bisa berfikir dengan baik. Otaknya benar-benar buntu.

“Minumlah…” Yonghwa menyerahkan sekaleng kopi dan Namhee, “kau pasti stress.”

Namhee tersenyum, “Hyung~ bagaimana kau bisa kuat berkerja dengan orang yang seperti itu?”

Yonghwa melepas kacamatanya, “Aku suka dengan pemikirannya. Mungkin bagi kau yang baru mengenalnya dia terlihat seperti orang aneh dan penyiksa tapi begitu kau tau jalan pikirannya semua mudah seperti kau sedang membaca sebuah buku yang terbuka.”

“Aku benar-benar tidak bisa menebaknya.”

“Dia selalu tau tanpa kau memberi tahunya,” Yonghwa menepuk bahu Namhee, “jangan melihat apa yang dia berikan padamu tapi lihat apa bisa kau dapatkan dari apa yang dia beri.”

Yonghwa kemudian pergi keruangannya dan kembali berkutat dengan barang-barang yang ia ciptakan.

“Hyung~ kau pasti berhasil menciptakan mesin lorong waktu itu.” ucap Namhee sambil tersenyum.

“Aku tau itu.” Yonghwa tersenyum sebelum menutup pintu ruangannya.

“Harus… jika tidak bagaimana aku bisa kembali.” Ucap Namhee dalam hati.

>>deson<<

Namhee memandang alat di tangannya dengan gemetar. Jika ketahuan ia akan mati. Ia berjalan menuju lift dan menekan tombol 60. Ia menunggu sampai pintu lift berdenting.

Namhee memasukan alatnya ke kertas timah dan menjadikan satu dengan alat-alat kerjanya. Ia menghembuskan nafasnya sebelum masuk kedalam ruang telekomunikasi.

Puluhan orang dengan memakai headset saling belalu lalang berbicara entah dengan siapa. Ia juga melihat puluhan layar monitor yang menampilkan seluruh sudut di gedung KNI. Namhee memicingkan matanya dan mencari pusat telekomunikasinya dapat.

Ia pasti sudah gila. Bagiamana mungkin ia bisa menyadap semua alat-alat ini.

Namhee berjalan dengan santai. Ke pojok ruangan dimana terdapat banyak kabel disana. Yonghwa mengatakan bahwa kabel dalam ruangan itu harus di periksa satu minggu sekali agar mereka tidak kehilangan akses karena kerusakan kabel. Satu saja mereka kehilangan kendali atas kabel itu maka KNI dalam masalah.

Namhee mengecek dengan seksama kabel-kabel itu. Ia mendecak pada kebodohannya sendiri. Ia tidak tau bagaimana cara membaca kabel-kabel itu. Ia benci pelajaran kabel-kabel yang di berikan guru pribadinya. Ia selalu kabur saat pelajaran itu.

“Jika kita tidak mendapat kesempatan maka buatlah kesempatan itu datang pada kita.”

Namhee teringat ucapan guru pribadinya.

Ia menyunggingkan senyumnya kemudian menyelusuri kabel demi kabel itu hingga berakhir pada sebuah alat yang di pengang oleh KIM JONG KOOK.

Jongkook yang memengang kendali atas semua kegiatan.

Namhee memandang pria berbadan besar itu sesaat. Ia pernah bertemu dengan adjusi itu sekali Saat kelulusan di sekolah dasar.

“Ya~ kau! Bisa kau perbaiki ini?” Jongkook mengarahkan headsetnya ke arah Namhee.

Namhee menoleh ke belakang, ia tampak mencolok dengan pakaian ala montir itu, “Ya aku bisa.” Namhee menggaggukan kepalanya lalu mendekati Jongkook.

Namhee tersenyum. Ia semakin dekat dengan jantung KNI.

>>deson<<

Heechul menggeretakan giginya kesal pada tiga orang di hadapannya.

Nickhun, Wooyoung dan Junho. Ketiganya seakan mengulur waktu dan selalu berbelit-belit dalam memberikan keterangan. Membuat Heechul harus bersabar menghadapi keduanya.

Heechul mengamati data pribadi ketiga orang itu. Heechul mengerutkan keningnya saat menyadari bahwa rumah Lee Junho berdekatan dengan rumah Lee Taemin.

Taemin. Anggota baru KIA. Tetangganya???

Heechul mengalihkan perhatiannya pada Junho, “kau mengenal Lee Taemin?”

Junho mendecak, “untuk apa kau mencari anak itu. Dia tidak berguna.”

Heechul mengerutkan keningnya. Ia mencium sesuatu yang tidak beres.

“Apa hubungannya denganmu?” tanya Heechul lagi.

“Tidak ada.” Jawab Junho

“Musuh.” Celetuk Wooyoung

“Musuh?” Heechul mengerutkan keningnya. Tangannya dengan lincah mengetikan sesuatu di tablet PC yang ia bawa. Dengan cepat daftar silsilah keluarga Junho terbuka, “Kalian saudara tiri?”

Junho menatap Heechul tidak percaya.

Heechul menyunggingkan senyumnya saat melihat beberapa foto yang menunjukan wajah Taemin dengan jelas. Wajahnya berbeda sekali dengan wajah Taemin sekarang.

Heechul menghirup udara sebanyak-banyaknya, “ya sudah jika kalian tidak mau mengaku. Kalian terpaksa mendekap lebih lama lagi.”

Heechul mengambil berkasnya kemudian menyerahkan ketiga tawanan itu kepada Daesung.

“Sanjangnim…” ucap Daesung sebelum Heechul pergi, “pria yang mendapat informasi tentang kasus City Hall itu bernama Choi Minhwan. Dia satu kampus dengan istrimu.”

Heechul menggangguk, “Selidiki tetangganya yang bernama Lee Taemin secara langsung. Aku tidak ingin mendengar kau melacaknya lewat monitor KNI.”

Daesung menggaguk hormat

>>deson<<

Harga wortel, cabai dan paprika naik. Mereka membuatku gila.

Pemerintah semakin goyah, presiden mungkin harus turun jabatan sebelum pemilihan tiba.

Aku harus pulang, putriku sakit.

Jagi~~ya… menunggumu sama seperti menunggu kereta di shuttle bus… tidak pernah ada tapi aku tetap mnunggu #eaaaa

Namhee tersenyum sambil mengganti ganti saluran yang ia kehendaki. Semua telepon ia bisa sadap, tidak hanya itu seluruh CCTV KNI berhasil ia tampilkan di layar.

“Sadap Telepon Yongbae.” Perintah Seunghyun diikuti oleh anggukan Namhee.

Namhee kemudian mengetikan sebuah kode dan muncullah gambar Yongbae yang sedang mengobrol di telepon. Namhee kemudian mengeraskan speaker untuk mendengarkan pembicaraan Yongbae.

“Sekeras apapun kau membujukku jawabanku tetap tidak. Aku tidak ingin merubah sistem ini meski aku harus menurunkan dia jabatannya.” Yongbae menatap ke CCTV, “Sepertinya ada yang memata-mataiku.”

“Matikan.”

Namhee otomatis menekan tombol off.

Ia menatap Seunghyun sesaat.

“Bereskan. Yongbae akan menghubungi Jongkook dan lima menit lagi Jongkook akan kemari.” Seunghyun menatap jam dinding, “Kita akan belajar memperbaiki mesin foto kopi.”

Seunghyun berjalan ke ruangannya.

Namhee segera mencabut alat-alatnya lalu merobak mesin foto kopi yang rusak itu. tepat ketika ia hendak memulai. Jongkook masuk keruangan Seunghyun.

Namhee melihat keduanya berbicara sangat lama. Ia penasaran dengan apa yang di bicarakan oleh keduanya. Kadang kala Seunghyun atau Jongkook menatap ke arahnya. Membuat Namhee semakin curiga.

>>deson<<

Heechul mengambil volter-nya. Pistol dengan peluru 33mm yang mampu melumpuhkan tanpa membunuh meski ia menembak tepat di jantung. Heechul menyukai pistol buatan Yonghwa itu, terlebih pistol itu ringan dan tidak bisa terdektesi oleh sembarang alat.

Heechul memasukan volternya kedalam saku dan berjalan ke luar ruangannya. Sudah lama ia tidak melakukan dinas luar yang berhubungan dengan lapangan. Selama dua tahun belakangan ia bertugas menjadi komando stategi yang sangat membosankan.

Heechul menjalankan mobil Hyundai secara perlahan. Ia berjalan seolah ia manusia biasa. Ia berhenti di depan sebuah gedung yang sangat ramai dengan baligo besar bertuliskan, ‘Selamat Wisuda Mahasiswa Mahasiswi Universitas Korea’

Heechul mengambil sebuah berkas dan membacanya sekali lagi. Choi Minhwan, berwisuda hari ini. Pria itu sangat mahir memainkan drum dan dikatakan sebagai pria dengan tingkat kecerdasan yang memukau.

Heechul mengamati wajah pria itu sesaat memasukan kedalam memori otaknya lalu beranjak dari mobilnya.

Heechul mengikuti pesta wisuda itu. Penyerahan Ijazah yang diikuti dengan pesta kelulusan. Ia cukup pusing dengan ratusan orang yang berjejal dalam satu ruangan. Ia dengan sabar menunggu di lantai dua sambil terus menunggu Minhwan di panggil ke atas panggung dan mengambil ijazahnya.

“Han Yeosin… Cumlaude.”

Heechul tersentak saat melihat gadis yang dikenalnya naik ke atas panggung. Ia lupa jika gadis itu juga sedang di wisuda hari ini. Heechul menyunggingkan senyumnya lalu mengambil ponselnya dan mengabadikan beberapa poto saat Yeosin tersenyum dan memamerkan ijazahnya pada teman-temannya.

Mata Heechul kemudian bergerak ke salah satu sudut dimana seorang pria sedang menatap Yeosin dengan lekat. Choi Minhwan.

Heechul mendekati Minhwan dan tidak pernah melepaskan tatapannya dari Minhwan. Ia menganalisa setiap gerakan yang di buat oleh Minhwan. Ia tau pria itu membawa senjata api berbetuk senapan pendek di saku jasnya juga beberapa peluru di kantong celananya.

Heechul berhasil berdiri beberapa langkah dari Minhwan ketika pria itu mendapat telepon dari seseorang.

“Hyung~ aku tidak ingin.” Ucap Minhwan setengah berbisik.

Heechul mengamati Minhwan. Ia bersembunyi saat Minhwan menoleh ke belakang. Ia lupa harusnya ia memasang alat penyadap di tubuh Minhwan.

Heechul keluar dari tempat persembunyiannya dan mendapati Minhwan sudah tidak ada. Heechul mendecak kesal lalu beranjak menyusuri gedung itu secara perlahan.

>>deson<<

Seunghyun tersenyum puas saat mendengarkan penjelasan sederhana Namhee. Ia tau anak itu memeliki pengetahuan di luar ilmunya. Anak itu seakan mempunyai bakat pencipta.

“Kau tau seorang agen tidak hanya harus pintar tapi juga harus cepat bertindak dan pandai memanfaatkan sesuatu.”

Namhee mengerutkan keningnya.

“Aku ingin tau kenapa kau tinggal di dekat apartermen Heechul, di rumah Hankyung tepatnya??”

Namhee menatap Seunghyun tidak percaya.

“Aku bisa melacak semuanya, apa, dimana, kapan, bagaimana dan siapa. Tapi untuk kenapa… kau harus menemukan semua pertanyaan sebelumnya dan merangkumnya menjadi satu.”

“Yang bertanya lebih tau jawabannya.”

Seunghyun tersenyum, “Karena Hankyung warga negara China yang tidak akan kembali lagi ke Korea. Disana terdapat alat-alat yang mempermudahmu untuk membuat alat-alat baru lainnya. Rumahnya dekat dengan KNI. Disana sangat aman.”

Namhee menatap Seunghyun ia sendiri tidak tau kenapa dulu Yonghwa menyuruhnya tinggal di rumah Hankyung. Satu-satunya alasan karena ia tinggal dekat dengan ayahnya.

“Jika kau tanya kenapa? Itu karena seseorang menyuruhku.” Ucap Namhee jujur.

“Hanya di tempat itu aku bisa tinggal. Aku tidak bisa kembali ke rumah. Dari situ juga aku berniat menjadi murid KIA.”

“Kenapa kau ingin menjadi anggota KIA??”

“Hmm karena tidak memerlukan uang untuk bayaran dan dapat makan gratis.” Namhee memamerkan deretan gigi putihnya.

Seunghyun tersenyum sambil menyenderkan tubuhnya ke kursi, “kau tau, dulu ada murid KIA yang mengatakan hal yang sama. Dia adalah KIM HEECHUL.”

Namhee menatap Seunghyun tidak percaya.

>>deson<<

Yeosin menandang teman-temannya dengan iri. Mereka datang dengan orang tua bahkan dengan kekasih mereka. Sementara ia, hanya sendiri.

Yeosin yakin sudah memperingatkan Heechul bahwa ia akan wisuda hari ini. Ia sudah memberikan pesan singkat pada Heechul untuk datang.

“Orang tuamu  tidak datang?” tanya Seohyun

Yeosin menggeleng, “Mereka tidak akan datang.”

“Heechul??”

Yeosin menggeleng, “Sepertinya ia lebih ingat misinya dari pada istrinya.”

Seohyun menggandeng Yeosin, “Mungkin ia sedang dalam perjalanan.”

Yeosin tau Seohyun tidak serius dengan ucapannya, hanya berniat untuk menghiburnya saja.

“Yeo-ah bukannya itu ayah dan ibumu.”

Yeosin menatap Seohyun kemudian menatap arah tatapannya. Dua sosok yang sangat di kenalnya. Ayah dan ibunya.

“Setidaknya aku tidak terlalu malu untuk datang ke sini.” Yonghoon memeluk putrinya.

Yeosin tersenyum malu. Ia tau maksud ayahnya. Setidaknya gelar yang ia dapat dengan susah payah itu tidak mengecewakan keluarganya yang selalu mendapat peringkat pertama.

“Kau memang putriku.” Yeosin memeluk ibunya dengan erat.

“Dimana Heechul?” tanya Yonghoon

Yeosin menahan nafasnya. Ia menatap ibunya ragu. Apa yang harus dia katakan??

“Aboji mencariku?”

Yeosin menoleh ke sumber suara dimana Heechul berdiri dengan memegang setangkai bunga mawar.

Heechul mendekati Yeosin lalu memeluk pinggangnya dengan erat, “untuk Eommonim…” Heechul menyerahkan setangkai mawar itu pada ibu mertuanya.

“Aigoo menantu yang baik.” Perbuatan Heechul membuat Yonghoon cemburu.

Yeosin mendengus. Ia merasa familiar dengan mawar merah itu. Heechul pasti mengambilnya di suatu tempat di gedung ini.

“Aboji ada yang ingin ku bicarakan.” Heechul melepaskan pegangannya kemudian mendekati Yonghoon.

“Sebaiknya kita pergi mencari udara di luar.” Ucap Yonghoon

Heechul menggangguk ia menggecup kening Yeosin lalu mengikuti Yonghoon dari belakang dengan penuh hormat.

>>deson<<

“Kau tidak lupa pada tugas keduamu bukan?” tanya Seunghyun.

“Membuat alat penyadap tanpa di ketahui detektor KNI.”

Seunghyun tersenyum, ia tidak tau apa yang menyebabkan dirinya banyak tersenyum seperti ini. mungkin karena anak lekaki itu, “untuk menjaga kerahasiaan setiap ruangan atau tingkat tertentu di pasang detektor. Detektor itu berbeda di setiap ruangan. Hanya pemilik ruangan saja yang mengetahui dimana detektornya di simpan.”

“Setiap ruangan?? Kupikir hanya di pintu masuk saja.”

“Kau lihat ruangan ini??? penuh dengan senjata dan alat-alat berbahaya. Detektor tidak akan berbunyi meski kau membawa senjata tajam. Tapi detektor akan berbunyi jika kau menyadap data dari komputer disini.” Seunghyun menunjuk komputer-komputer yang berisi ratusan info mengenai jenis penemuan senjata KNI.

Namhee menatap mentornya dengan seksama.

“Kemarin kau sudah menyadap telekomunikasi KNI. Kau tau kenapa Yongbae bisa mengetahuinya karena ia punya dektektor. Ia bisa dengan mudah mengetahuinya. Sama seperti diruang rapat. Penyadap tidak di perbolehkan. Di laboratorium dilarang membawa senjata api. Dan masih banyak sekali.”

“Jadi kau ingin membuat kelinci percobaan lagi Choi Sanjangnim??”

“Aku ingin membututi seseorang seharian penuh tanpa dia sadari dan tanpa terlacak oleh dektektor KNI maupun yang lainnya.”

“Kau gila.” rutuk Namhee dalam hati.

>>deson<<

“Kau mengetahuinya?” tanya Heechul pada Yonghoon

“Tentu saja” Jawab Yonghoon dengan tenang

Mereka berdua berada dilapangan Universitas Korea yang terbuka. Tidak ada yang mendengarkan apa yang dikatakan keduanya karena mereka berdua berdiri jauh dari keramaiaan.

“Choi Minhwan?”

“Dia juga mengenal putriku dengan baik. Kau tau Yeosin selalu tertarik dengan drummer. Minhwan seorang drummer yang hebat.”

“Kau tau Minhwan menjebak putrimu tapi kau diam saja.”

“Itu bukan salah Minhwan.” Ucap Yonghoon tenang.

Heechul menggenggam tangannya dengan erat, “Kau tau putrimu dijadikan tameng oleh penjahat itu dan kau diam saja. Entah apa lagi yang mereka rencanakan tapi mereka masih berniat menggunakan putrimu.”

“Aku tidak akan melindunginya lagi Kim Heechul-ssi.” Yonghoon menatap Heechul lekat, “Aku sudah melindunginya sejauh ini. Sekarang giliranmu.”

Heechul mendecak, “Apa yang kau rahasiakan?? Mengapa mereka mengincar Yeosin.”

Yonghoon tersenyum, “Mereka mengincar Yeosin karena aku melidungi Yeosin. Yeosin adalah orang yang tidak bisa di sentuh oleh KNI dan polisi karena perintahku. Itulah mengapa mereka mengincar Yeosin.”

Heechul terdiam.

“Kini saatnya aku mencabut perintah itu. Dengan begitu aku tidak bisa mengawasinya lagi.”

“Tapi mereka tidak akan mengubah rencana.”

“Rencana mereka telah berhasil tanpa kalian sadari. Senjata yang masuk ke Korea sudah mencapai klimaks.”

Heechul membulatkan matanya tidak percaya.

“Mereka tidak akan berhenti disini. Mereka akan terus memburu kalian.”

“Sebenernya apa yang mereka inginkan?” Heechul menatap Yonghoon penuh harap.

“Mereka ingin tempat. Mereka berusaha merebut tempat mereka kembali dan memperketat penjagaan. Mereka ingin kerajaan kembali berjaya penuh atas pemerintah.”

Heechul menatap Yonghoon tidak percaya.

>>deson<<

 “Kim Heechul-ssi aku sudah mendapatkan informasi mengenai Lee Taemin. Pemuda itu tentangga Lee Junho yang menolak ajakan Junho untuk bergabung dengan Timnya. Dua hari kemudian ia ditemukan tewas di sungai Han.”

Heechul menatap Yeosin sesaat lalu meminta ijin ke belakang, ia tidak ingin Yeosin mendengar pembicaraannya, “meninggal??”

“Dia bunuh diri.”

Kedua orang tua Yeosin sudah pergi meninggalkan acara. Semua acara ini terasa membosankan tapi ia masih harus memburu Choi Minhwan.

“Aku mendapatkan surat terkahirnya yang mengatakan bahwa ia akan bunuh diri. Dua hari kemudian di temukan mayat di dekat rumahnya tanpa identitas. Kedua orang tuanya mengakui bahwa itu adalah Taemin.”

“Identitasnya hilang??” tanya Heechul ketika ia melihat Minhwan keluar aula acara. Heechul mengikuti Minhwan perlahan sambil terus mendengarkan Minhwan.

“Apa aku perlu menyelidikinya lewat data source KNI??”

“Tidak perlu biar aku yang melakukannya.” Heechul menutup teleponnya kemudian berbelok menyusuri lorong yang kosong.

Heechul masuk kedalam toilet laki-laki dan ternyata toilet itu juga kosong. Ia mendecak karena Minhwan berhasil lolos. Tidak mungkin Minhwan masuk kedalam toilet perempuan.

“Kau membuntitiku?” tanya Minhwan tepat saat Heechul berbalik

Heechul menaikan sebelah alisnya, “Tidak. Aku hanya ingin bertanya padamu.”

“Soal Seoul City?? Aku sudah menyelaskannya di ruangan introgasi.”

“Bukan?? Soal itu.” Heechul mendekati Minhwan, “tapi kau memengang senjata tanpa ijin.”

Minhwa mundur selangkah dan memasang kuda-kuda. Dengan sigap Minhwan mengarahkan pistolnya ke Heechul.

“Ginger XXI. Pistol buatan Rusia. Ringan tapi sangat berisik.” Ucap Heechul.

“Kau mengantarkan nyawamu sendiri.” Kekeh Minhwan.

Heechul menyunggingkan senyum separuhnya. “Seorang sedang berjalan ke arah kita dan dia akan menjadi saksi terbunuhnya aku dan kau akan pendapat pasal berlapis.”

Mnhwan memicingkan pendengarannya dan merasakan suara langkah kaki yang semakin mendekat, “Aisssh…” ia mengepalkan tangannya yang bebas dan berjalan mudur kebelakang sambil terus mengacungkan pistolnya ke arah Heechul.

“Apa yang kau lakukan?”

Heechul membalikkan badannya dan menatap Yeosin lekat.

“Menunggumu.” Heechul menyunggingkan senyumnya.

Yeosin mendecak lalu mendorong Heechul yang menghalangi jalannya, “Kau tidak bermaksud untuk masuk ke toilet wanita kan Mr Kim??”

Heechul terkekeh, ia mengedarkan pandangannya. Ia kemudian mengambil tulisan ‘maaf toilet sedang rusak’ dan menemperlkannya di pintu toilet lalu menarik Yeosin masuk kedalam toilet wanita.

“Yak~ apa yang kau lakukan??” tanya Yeosin saat Heechul mengunci pintu toilet dengan alat pel.

Heechul berbalik dan menyeringai.

Yeosin mundur perlahan sampai tubuhnya menubruk tembok.

“Kau tidak takut pada suamimu kan??” Heechul menyunggingkan senyum separuhnya.

“Neo??” tanya Yeosin penuh takut, “ini masih lingkungan kampus hmmm…” Yeosin merasakan bibir Heechul di bibirnya.

>>deson<<

Namhee melihat jadwal rutin pegawai KNI dan juga agen-agen KNI lainnya bahkan ia mendapatkan jadwal rahasia anak-anak KIA dan beberapa tugas rahasia agen Khusus. Tidak sulit mendapatkannya terlebih ia sudah bisa menyadap semua telekomunikasi rahasia dari Kim JongKook.

Hanya data-data yang mengalir ke bagian telekomunikasi yang bisa ia sadap sisanya para petinggi terutama bagian divisi tidak menggunakan saluran khusus KNI tapi mereka mempunyai alat sendiri-sendiri. Sangat tidak praktis.

“Mereka menjaga tugas mereka dengan sebaik mungkin. Seorang agen tidak boleh membocorkan rahasianya.” Itulah yang di katakan Yonghwa

Namhee menatap bosan jadwal-jadwal itu. Ia sama sekali tidak suka menguntit orang apalagi selama seharian. Itu bukan perkerjaan yang menyenangkan.

Namhee tersenyum ketika sebuah ide melayang di kepalanya. Kenapa ia tidak menguntit ayahnya saja. Dengan begitu ia akan cepat mengetahui musuh ayahnya dan pekerjaannya selesai dengan waktu yang cepat.

“Sepertinya tidak sulit. Aku akan meminta Yeohee untuk memasangkan alat tersebut di baju Appa kemudian perkerjaan ini selesai.” Namhee tersenyum cerah.

Yang perlu ia lakukan adalah mengecek dektektor di setiap lantai dan ruangan. Ia harus mengetahui fungsi setiap alat dan mencari kelemahannya.

Namhee bergerak ke luar ruangan Seunghyun untuk melihat alat-alat yang dipasang di seluruh gedung KNI. Ia menyurusuri setiap jengkal koridor KNI dan memperhitungkan kamera pengintai yang ada.

“Geunsuk~ah…” seorang gadis berlari melewati Namhee.

“Wae??” pria bernama Geunsuk itu menoleh membuat Namhee berhenti dan sedikit bergeser ke samping.

“Bukan karena Kim Heechul itu mentor yang sangat kau kagumi kau jadi menolak perintah Yongbae Sanjangnim.” Gadis itu mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Geunsuk.

Namhee tertegun.

“Sampai kapanpun aku tidak ingin mengeledah rumahnya kecuali dia sendiri yang memerintahkan.”

Namhee mengigit lidahnya sendiri. Ia langsung berlari ke luar gedung KNI dan belari ke rumah Heechul.

 

TBC

Typo??? niatnya sih mau beresin semua typo… eh ternyata g aku edit malah part 7 yg kemaren udah di publish…. hahahaaa jadinya males lagi deh ngedit yg ini hehehheeeee… mianhae….

 

Previous Post
Leave a comment

23 Comments

  1. abdulheenim~

     /  March 19, 2012

    ini salah satu ff yg aku tunggu, penasaraaan dan pas publish jatoh2nya saya kaya orang gila, senyum2 didepan hape xD

    yak! ini couple makiiinnn.. ah begitu dah hahaha makin romantis2-aneh(?). oh iya dari kmaren pngen bilang, suka bgt sama karakter si kembar!! mana si chulli kayanya sayang bgt sama mereka, apalgi sama si yeosin 😀 ~envy~ gara2 itu juga aku jdi pengen punya anak kembar~ teteh tanggung jawab! xD
    penasaran sama endingnya~ 😀

    Like

    Reply
    • lahhh… baru di post udah ada yg komen heheeeee…
      Heechul harus sayang dong ma si kembar klo ga bakal di tabok ma yeosin…
      Yakin pengen anak kembar???? Ribet tau ngurusnya… satu aja ribet heheheeee…
      Endingnya bentar lg kok… sembilan bulan lagi nunggu yeosin lahiran dulu hohoooo

      Like

      Reply
  2. Carol

     /  March 20, 2012

    AstaganagaGDragon. Itu bapak sama anak mirip bgt.
    Kim Heechul-ssi benar2 tidak tahu tempat ya? Kamar mandi di kampus masih bs dimanfaatin? Astaga…
    Keren. Penasaran sm cewek yg ngomong sm JGS

    Like

    Reply
  3. oen mian ya aku komen disini doang, aku ngebut bacanya hehe, awalnya gak ngerti masalahnya, cuma ngerti antara yeosin ama heechul yang masalah KNI ga ngerti hehe, jujur ya oen part yang bikin aku senyum geje tuh yang mereka ehm nglakuin itu di sofa haha, gak ada kasur sofapun jadi haha. namhee tuh sebenernya disuruh gimana sih ama seunghyun? dijadiin anak buah apa gimana? aku tunggu next chapt ya oen

    Like

    Reply
  4. blackthrone

     /  March 21, 2012

    wah udah dipost, kirain setahun lagi baru dilanjutin
    wkwkwk
    ehm, ni adalah part paling membingungkan
    pertanyaanku, gadis itu siapa?
    tapi, namhee keren
    kayaknya enak nguntit orang,
    boleh minjem ga alatnya
    hwhwhw
    iya anak kembar ribet ngurusnya
    jangan punya anak kembar
    wkwkwk

    Like

    Reply
    • hmmm boleh di perhitungkan tuh idenya hhhh
      gadis yang mana??? aku juga g tau udh kebanyakan bintang disini hahhaa
      boleh di penjemin ga yah??? hmmmmmmm kayaknya ga deh kan mahal alatnya hahhaaa
      anak kembar??? curhatan pribadi nih 😛

      Like

      Reply
  5. vanny

     /  March 21, 2012

    makin penasaran…..
    siapa sbnarnya dalang di balik kekacauan ini??
    wadohh…identitas taemin dah terungkap..piye iki??

    btw gimana pklnya non?? betah??

    Like

    Reply
    • Siapa yah??? aku bingung??? 😀

      Aku sangat menyukainya hahahaaaa…
      sangat senang sampe lupa klo utang FF masih numpuk hhhehe

      Like

      Reply
  6. utit

     /  March 22, 2012

    disini masalahnya semakin pelik.
    Namhee dapet tugas lbh berat lagi…
    Hadeh,nak tabahkan hatimu.
    Dan di part ini heechul-yeosin banyak skinshipnya
    *tutup mata*

    Like

    Reply
  7. gallagher girl

     /  March 25, 2012

    mian… ru koment, pdhl bacanya dah dari kemaren
    kmaren2 mood ku ru jelek,
    krn skrg dah baik, aku mo ngoment ^^
    aku suka cerita2 tentang agen2 kaya gini
    mang menakutkan po bila berhubungan ma agen,
    menurutku malah keren,
    aaa… namhee hebat!
    bisa nyadap komunikasi di kni
    trus mo nguntit appa nya
    nah loh… identitas taemin dah ketahuan
    haraboji nya namhee dan yeohee berhenti buat ngelindungi yeosin, sekarang gilirannya heechul?
    rumahnya heechul mo digledah??
    tetep… namhee yeohee fighting!
    kembar…kembar… asik tapi nyebelin! *apa2an ini?!*
    part selanjutnya???

    Like

    Reply
  8. Nur Anisa

     /  March 27, 2012

    Masih belum bisa nebak siapa yang purak-purak baik dan yang benar-benar baik :¿
    Suka banget sama cerita ini, eonn!
    Ngelihat perjuangan Namhee dan Yeohee yang berat, trus sama masa lalunya Heechul-Yeosin yang penuh lika-lku *ceileh*.. 😀
    Still waiting for the next chapter ^^

    Like

    Reply
  9. tantiKyuHee

     /  March 31, 2012

    hee dsni mesuummm, tp aku sukaaa.
    Mkin seru aja… Q kira seunghyun manpaatin taem, trnyta gk ya.
    Si yunho’a nybln bgt.
    Nah lho taem ktauan tuh pke idntitas palsu.
    Gmana ksah slanjt’a??’
    Next part asap..

    Like

    Reply
    • Heug kamu suka yang mesum-mesum yah hahahaaa
      Identitas palsu??? hahaa~~ inget alamat palsu hahahhaha
      ASAP??? Ada kebakaran?? dimana?? dimana~~~ dimana~~~ taktau sekarang dimana~~ hhaha

      Like

      Reply
  10. Setiap baca karya mu thor aku berasa lg nonton film dan berasa jadi si tokoh itu X)

    kaya nya ada sesuatu yg bakal terjadi sampe namhee langsung lari gitu ckck

    gak tau ya kenapa saya suka bgt heechul disini hahahaha
    ohiya ending nya sampe brp part thor ??

    Buat part 9 nya aku tungguuuuu . Keep hwaiting thor ^^

    Like

    Reply

Leave a comment